Peringati Hari Pahlawan, Rasa Nasionalisme Dinilai Mulai Terkikis

CIPUTAT - Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November setiap tahunnya, hal ini dilakukan guna menjadi momentum untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Meski diperingati setiap tahun, rasa nasionalisme yang dimiliki oleh anak muda dinilai sudah semakin tipis.

Salah satu mahasiswa UIN Jakarta, Zahirah, memberikan tanggapannya. Menurutnya, kini generasi penerus bangsa seakan sudah mulai memudar rasa nasionalismenya.

"Sejauh ini generasi bangsa seolah mulai terkikis soal kepahlawanan, karena saat ini pelajaran di sekolah khususnya di sekolah dasar sepertinya tidak memberikan pelajaran tentang sejarah perjuangan bangsa," ucap Zahirah.

Pernyataan tersebut ia utarakan lantaran merasa bahwa pembelajaran yang diberikan oleh sekolah di era ini kurang memberikan pelajaran kesejarahan, untuk mengenal pahlawan serta pejuang yang telah berjuang pada masanya.

Zahirah pun menyarankan apa yang bisa dan seharusnya dilakukan generasi penerus bangsa di saat momentum Hari Pahlawan ini.

"Melalui hari pahlawan ini setidaknya kita berusaha mempelajari atau paling tidak dengan menonton filmnya, supaya bisa memahami betapa susahnya nenek moyang kita yang memperjuangkan kemerdekaan itu. Jangan sampai kita kemudian lupa bahwa kita berdiri di sebuah negara yang merdeka tanpa pengorbanan darah dan nyawa," jelasnya.

Senada dengannya, Salsa, mahasiswa jurnalistik UIN Jakarta, juga menyarankan agar terus mempelajari sejarah jasa para pahlawan agar terus terkenang. 

"Kita bisa menghormati jasa pahlawan dengan belajar sejarah, lalu tidak melupakan tokoh-tokoh yang telah berjasa untuk Indonesia. Jadi walau itu udah lama banget jamannya kita harus tetap mengetahui sejarah pahlawan," tutur Salsa.