Badan Ramping Tapi Perut Buncit, Ternyata Ini Penyebabnya..
JAKARTA - Memiliki tubuh ideal adalah dambaan semua orang. Namun, banyak yang masih terkendala pada urusan lemak di bagian perut.
Meski bobot tubuh sudah berangsur susut, buncit di perut sulit menghilang.
Untuk diketahui, batas aman lingkar perut pria adalah 90 cm, wanita 80 cm.
Lewat akun Instagram-nya, Gizipedia menyebut kondisi ini sebagai obesitas sentral alias obesitas yang menyerupai bentuk apel, dengan lemak tersimpan pada bagian pinggang dan perut.
Penumpukan lemak terjadi, akibat adanya lemak berlebihan pada jaringan lemak subkutan dan lemak visceral perut.
Lantas, bagaimana bisa tubuh yang relatif ramping, memiliki perut yang buncit? Situs kesehatan Hello Sehat menjelaskan, kondisi ini sangat mungkin dipicu oleh tujuh faktor. Berikut rinciannya:
1. Faktor genetik
Sebagian besar penyimpanan lemak di perut, dipengaruhi oleh faktor genetik. Termasuk gen reseptor, yang mengatur kadar hormon kortisol.
Selain itu, gen yang memberikan sinyal reseptor leptin untuk mengatur asupan kalori dan berat badan, sebagian besar juga tergantung faktor genetik.
2. Konsumsi makanan manis berlebihan
Kebiasaan mengonsumsi makanan manis secara berlebihan, bisa membuat Anda memiliki perut buncit. Meski badan tetap kurus.
Kue dan permen merupakan jenis makanan yang mengandung gula tinggi. Begitu pula minuman seperti soda, teh manis, atau kopi pun mengandung gula dan pemanis buatan.
Kandungan fruktosa atau gula yang ditambahkan pada makanan atau minuman, bisa berpengaruh besar terhadap penambahan lemak di perut.
3. Stres
Pada saat stres, tubuh cenderung ingin mengonsumsi makanan manis dan berlemak. Sehingga, menyebabkan penumpukan lemak berlebih di perut.
Sementara hormon kortisol atau hormon stres, meningkatkan jumlah lemak dalam tubuh dan melebarkan ukuran sel lemak. Alhasil, lemak perut pun ikut meningkat dan menyebabkan perut buncit.
4. Kurang tidur
Orang yang mempunyai perut buncit dengan badan yang kurus, ternyata cenderung memiliki kurang tidur.
Ini dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan, yang tentu berpengaruh pada lemak perut. Bahkan, gangguan tidur seperti sleep apnea pun ikut berkontribusi terhadap penumpukan lemak viseral ini.
5. Bakteri usus
Ratusan jenis bakteri hidup dalam usus, terutama usus besar. Ada yang bermanfaat bagi kesehatan, ada yang pula merugikan.
Orang gemuk cenderung memiliki lebih banyak jumlah bakteri firmicutes di usus, dibandingkan orang dengan berat badan normal.
Bakteri ini dapat meningkatkan jumlah kalori yang diserap dari makanan, sehingga mampu menaikkan berat badan dan mungkin lemak perut.
Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan usus. Agar sistem kekebalan tubuh dan berat badan dapat baik-baik saja.
6. Menopause
Badan ramping dengan perut buncit, ternyata bisa dipengaruhi oleh faktor menopause. Pasalnya, di fase ini, beberapa wanita mengalami kenaikan lemak perut akibat kadar estrogen yang turun drastis. Tidak lagi terkonsentrasi pada pinggul atau paha.
7. Jarang berolahraga
Jarang berolahraga merupakan salah satu faktor risiko yang bisa menyebabkan perut buncit. Sebab, asupan kalori yang lebih banyak ketimbang yang dibakar, dapat memicu kenaikan berat badan.
Kurang aktif juga membuat Anda lebih sulit menghilangkan kelebihan lemak, terutama pada bagian perut. (rm.id)
Olahraga | 15 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu