TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Indonesia: Aksi Bakar Quran Di Swedia Sangat Mencederai Umat Muslim

Laporan: AY
Kamis, 29 Juni 2023 | 22:43 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

SWEDIA - Pemerintah Indonesia mengecam keras aksi provokatif pembakaran Al Quran oleh warga Swedia di depan Masjid Raya Södermalm, Stockholm, Rabu (28/6). Terlebih, aksi terkutuk itu dilakukan di saat Hari Raya Idul Adha.

Menurut laporan CNN International, pelaku bernama Salwan Momika. Lima tahun lalu, Momika datang dari Irak, dan kini telah menjadi warga negara Swedia.

"Tindakan ini sangat mencederai perasaan umat Muslim dan tidak bisa dibenarkan," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia via Twitter, Kamis (29/6).

"Kebebasan berekspresi harus pula menghormati nilai dan kepercayaan agama lain," tegas pernyataan tersebut.

Terkait hal tersebut, Kemlu menjelaskan, Indonesia bersama negara anggota OKI di Swedia telah menyampaikan protes atas kejadian ini.

Bukan Yang Pertama

Asal tahu saja, di sepanjang tahun 2023, telah terjadi dua kali pembakaran Al Qur'an di Swedia.

Pertama, pada tanggal 21 Januari 2023. Pelakunya adalah Rasmus Paludan. Politisi anti-imigran itu membakar Al-Quran dalam sebuah demonstrasi di depan Kedutaan Besar Turki, Stockholm.

Ini bukan kali pertama Paludan bakar Qur'an. Sebelumnya, pada 2019 dan 2022, politisi berdarah Swedia-Denmark itu juga melakukan hal yang sama.

Terkait hal tersebut, polisi Swedia mengatakan, pihaknya memang memberikan izin terhadap aksi tersebut, dengan alasan kebebasan berbicara.

"Lagipula, demo itu tidak menimbulkan risiko keamanan secara langsung,” ujar polisi Swedia.

Turki Meradang

Pembakaran Al Quran ini, sepertinya akan membuat Turki makin bernafsu menjegal Swedia, yang ingin bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

"Sungguh, itu adalah tindakan keji,” kata Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan.

"Mereka yang berusaha menjadi sekutu kami di NATO, tidak boleh mentolerir atau membiarkan perilaku destruktif teroris Islamofobia dan xenofobia,” paparnya.

Turki merupakan anggota NATO yang penting secara strategis. Mengingat lokasi geografisnya di Timur Tengah dan Eropa, dan merupakan kekuatan militer terbesar kedua dalam aliansi tersebut.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo