Pendukung Capres Seperti Daun Kering
SERPONG - Istilah daun kering dalam tulisan ini dipinjam Dai Sejuta Umat, Almarhum KH Zainuddin MZ. Dalam sebuah ceramah, beliau menggambarkan umat zaman sekarang seperti daun kering. Sifat daun kering adalah berisik, susah untuk diikat (disatukan), dan gampang dibakar. Mungkin bisa ditambahkan juga, daun kering pun gampang terbawa angin.
Istilah daun kering ini masih relevan dan kondisi sekarang. Termasuk dalam urusan politik. Sebab, banyak massa politik dan pendukung Capres saat ini yang bersifat seperti daun kering, persis seperti yang digambarkan KH Zainuddin MZ.
Baca juga : Perlakukan Polusi Seperti Pandemi
Pertama, pendukung Capres sekarang sangat berisik, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Segala hal mereka komentari. Bukan hanya mengagung-agungkan Capres idolanya, mereka juga banyak “mengibah” Capres saingan dari jagoannya. Tak jarang mereka ikut melakukan black campaign. Publik amat sering menemukan sumpah serapah seorang pendukung Capres tertentu menyerang membabi buta terhadap Capres lain.
Kedua, pendukung Capres saat ini susah diikat, dalam artian diikat dalam satu gagasan atau ideologi. Massa politik saat ini hanya berkumpul berdasarkan rasa suka atau tidak suka kepada kandidat Capres tertentu. Amat jarang dari mereka berbicara mengenai gagasan, visi, dan perjuangan. Yang mereka pegang hanya sosok Capres yang disukai. Apa pun yang dilakukan dan diucapkan Capresnya, pasti benar dan dibenarkan. Sementara, apa pun yang dilakukan Capres lain pasti salah dan disalahkan.
Ketiga, pendukung Capres saat ini gampang dibakar. Mereka begitu gampang tersulut emosi. Jika ada perdebatan atau ungkapan yang memojokkan kandidat Capresnya, mereka langsung emosi. Mereka pun membalas dengan menghujat, mem-bully, bahkan mungkin dengan melakukan aksi-aksi. Emosi mereka bisa meledak-ledak.
Keempat, pendukung Capres saat ini gampang terbawa angin. Karena tak memiliki bekal pemahaman visi misi yang kuat, massa politik saat ini “sangat ringan”. Mereka gampang terseret ke sana ke mari. Ibarat judul lagu dangdut lawas, ada angin barat, mereka ikut ke barat, ada angin timur, mereka ikut ke timur. Yang terpenting bagi mereka, selalu ikut Capres idolanya.
Untuk menghadapi massa politik seperti ini, para elite harus bijak. Elite jangan memanfaatkan kondisi massa tersebut hanya untuk kepentingan sendiri. Sebab, hal itu sangat rawan menimbulkan benturan di akar rumput. Bukan tidak mungkin, perseteruan panjang dan keterbelahan yang terjadi di Pilpres 2014 dan 2019 terulang kembali.
Yang harus dilakukan elite adalah membimbing massa politik tersebut. Berikan pelajaran kepada mereka, mendukung Capres tertentu sangat boleh, tapi jangan pernah melakukan hal-hal yang bisa memecah belah bangsa. Sayangnya, banyak elite kita juga memiliki sifat daun kering.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 20 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu