Business Matching Tembus Rp 1.02 Triliun
Bukti Perkebunan Bisnis Yang Menjanjikan
TANGERANG - Perkebunan Indonesia Expo (BUNEX) 2023 berhasil meraih respon positif dari masyarakat. Dari kegiatan Business Matching ini, terjalin kerjasama kemitraan dan ekspor sebesar Rp 1,027 triliun lebih.
Business Matching termasuk salah satu rangkaian kegiatan BUNEX 2023, kali ini mengusung tema 'Penguatan Hilirisasi Perkebunan untuk Peningkatan Kemitraan dan Akses Pasar Perkebunan Berkelanjutan. Ajang yang dilaksanakan 07 September 2023 ini, dihadiri oleh Duta Besar dari Negara Filipina, Kamboja, Mesir, Kenya, dan perwakilan dari Kedutaan Besar Mesir, Belarus, Moldova, Portugal dan Mozambique.
Serta mitra atau off taker perkebunan antara lain perwakilan dari Caldera North America, Business Partner Caldera Coffee PT. Barco, PT. GWI, Garuda Asia Nu santara, PT. Minamas Group, PT. Eagle High Plantations, PT. Madubaru, Lulu Hypermart, Accor Group dan lainnya.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, Business Matching kali ini merupakan kali kedua dilaksanakan dalam rangkaian BUNEX 2023, dengan konsep buyers meet sellers, yang dimaksudkan untuk mempertemukan para pelaku UMKM perkebunan dengan para off taker untuk meningkatkan akses pasar UMKM serta memberikan pilihan-pilihan sourcing produk perkebunan yang bernilai tambah tinggi serta berkualitas baik.
"Pada kegiatan BUNEX ke-2 tahun 2023, dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) para UKM binaan perkebunan dengan para offtaker, senilai total Rp. 1.027.050.000.000, untuk produk kopi, kopra, kakao, dan briket arang kelapa untuk tujuan ekspor ke Kanada, Portugal, Jerman dan Timur Tengah, serta tentunya pasar domestik kita," ujar Andi.
Pada acara business matching ini, dilakukan penandatanganan MoU antara UKM binaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan Kementan, yaitu Caldera Coffee dengan Next Trader yang berlokasi di Lisbon, Portugal untuk penjualan biji kopi Arabika dan Robusta ke Eropa senilai Rp 615 miliar per tahun.
Legenda Java Sugar dengan PT. Barco untuk penjualan kopra sebesar Rp. 96 milyar, kerjasama untuk kakao olahan dengan PT. GWI sebesar Rp. 14,4 miliar dan Garuda Asia Nusantara sebesar Rp. 8,4 miliar per tahun. Dan Tom Cococha Indonesia dengan Tom Cococha GMGH Jerman untuk penjualan arang briket kelapa ke pasar Jerman dan Timur Tengah dengan nilai Rp 292 miliar.
Diketahui, dari 3 hari penyelenggaraan BUNEX 2023 ini, total nilai keuntungan baik ekspor dan penjualan lokal yaitu Legenda Java Sugar Rp 118.800.000.000, Caldera Rp 615.750.000.000, Tomkokoca Rp 292.500.000.000, sehingga secara keseluruhan mencapai Rp 1.027.050.000.000.
"MoU ini dihasilkan oleh para UKM binaan Ditjen Perkebunan dengan para mitra pembelinya. Harapan kami ke depannya akan terus tumbuh UKM-UKM perkebunan lainnya yang dapat juga bermitra dengan buyer sehingga makin mendorong tumbuhnya ekspor perkebunan di masa depan," harap Jebolan sarjana Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada dan Master Teknik Kimia di Institut Teknologi Bandung ini.
"Semoga upaya yang kita lakukan bisa memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan perkebunan dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan pekebun. Mari bersama kita bangun perkebunan Indonesia semog kedepannya lebih baik," ajak Andi.
Adapun BUNEX 2023 ini, selain business matching, juga diselenggarakan berbagai kegiatan diantaranya, penyerahan karya seni seniman kopi kepada Ditjen Perkebunan, Talkshow, Coaching Clinic Cantik & Sehat dengan Sawit, success story petani sawit, success story hilirisasi produk perkebunan, workshop teh, dan Bincang Bersama Dirjen Perkebunan dengan tema 'Sawit Indonesia Kini dan Nanti', serta kegiatan menarik lainnya.
Para pelaku usaha di bidang sawit dan di bidang perkebunan lainnya, berpartisipasi aktif dalam kegiatan BUNEX 2023 dan sangat berkomitmen untuk membangun perkebunan.
“Kami sama-sama berkolaborasi mendukung para UMKM untuk berpartisipasi dalam acara BUNEX 2023, mulai dari akomodasi hingga transportasi dibiayai, karena pemerintah ingin mendorong para UMKM agar produk mereka lebih dikenal oleh banyak orang” sebut peraih Satya Lancana Karya Satya X dari Presiden Joko Widodo pada tahun 2019 ini.
Komoditas sawit memiliki kontribusi yang sangat besar dalam sektor perkebunan, dimana hampir 90 persen ekspor pertanian ditopang oleh sawit. Sawit terbukti jadi penopang perekonomian negara.
Selain itu, juga disalurkan dana beasiswa setiap tahunnya kepada sekitar 2000 mahasiswa yang berasal dari dana pajak ekspor yang dikumpulkan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). 'Selain sawit, komoditas-komoditas strategis lain tentunya perlu kita dorong untuk tetap berproduksi dan menciptakan nilai tambah dan berdaya saing," pungkasnya.
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu