Kebijakan Jokowi Kudu Lanjut

JAKARTA - Golkar tetap mendorong Airlangga Hartarto, sebagai cawapres untuk Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Ketua DPP Partai Golkar Christina Aryani mengatakan, penting bagi Prabowo, memiliki pendamping yang mengerti seluk-beluk perekonomian.

Airlangga, Ketua Umum Golkar yang kini menjabat Menko Perekonomian, telah terbukti tangguh menjaga pemulihan dan pertumbuhan ekonomi tetap positif, di tengah kompleksitas persoalan dan dinamika global.

Christina meyakini, upaya menuju Indonesia Emas 2045, harus diikuti dengan kebijakan ekonomi yang tepat. Kepemimpinan nasional ke depan, juga harus memastikan keberlanjutan pembangunan yang sudah dilakukan Presiden Jokowi.

“Indonesia ke depan, butuh arsitek di bidang ekonomi. Itu yang membuat kami mendorong Ketua Umum Pak Airlangga sebagai Cawapres Pak Prabowo, karena memang ada kebutuhan riil ke depan," kata Christina, Jumat (20/10/2023).

"Pemimpin Indonesia harus paham ekonomi, mengingat tantangan ke depan tidak mudah, Karena dinamika tingkat global yang juga sangat tinggi. Pak Prabowo dan Pak Airlangga, keduanya saling melengkapi,” urainya.

Christina memaparkan, kinerja Airlangga dalam bidang perekonomian terbukti berhasil. Dia mampu mengawal langkah menyelamatkan perekonomian Indonesia, saat pandemi Covid -19.

Kinerja itu juga terus dijaga sampai saat ini, sehingga menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang baik.

Triwulan I tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia tembus 5,03 persen. Ini patut diapresiasi.

"Pertumbuhan 5,03 persen di tengah fakta kelesuan ekonomi global ini luar biasa. Beberapa negara maju, pertumbuhan ekonominya justru di bawah 2 persen. Ambil contoh Singapura di 0,4 persen dan Jepang 1,3 persen. Jadi, kita boleh bangga,” beber Christina

Golkar menilai, kinerja ekonomi yang positif ini lahir dari tangan dingin kepemimpinan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Bangsa Indonesia di tengah segala dinamika dan hiruk politik, serta tantangan geopolitik yang tidak ringan, memerlukan kematangan kepemimpinan yang mampu menjaga daya tahan ekonomi tetap positif.

Dalam kaitan ini, kepemimpinan nasional ke depan, harus dapat memastikan keberlanjutan pembangunan yang sudah dilakukan Presiden Jokowi.

Christina menuturkan, situasi perang Rusia-Ukraina, lalu Israel-Palestina yang pasti akan berlangsung lama, suka tidak suka akan berpengaruh pada ekonomi ke depan. Imbasnya, bukan tak mungkin, juga akan dirasakan Indonesia.

"Seberapa siap kita merespon dan menghadapi dinamika global seperti ini? Pemimpin Indonesia, tentu bukan hanya soal popularitas semata, tetapi juga teruji kualitasnya. Kami paham, Pak Airlangga mumpuni dalam bidang ekonomi,” tegas Christina.

"Kami sepakat, pembangunan yang telah ditorehkan Presiden Jokowi harus berlanjut. Kita tidak bisa lagi mulai dari awal, coba-coba lagi. Tidak ada waktu dan ruang untuk itu," lanjutnya.

Catatan positif kinerja perekonomian lainnya yang juga menjadi rekam jejak positif, adalah tingkat inflasi di Indonesia yang terus melandai.

Juli 2023, inflasi Indonesia tercatat sebesar 3,08 persen. Turun dari 5,28 persen pada awal tahun.

Selain itu, realisasi investasi pada Triwulan I tahun 2023 yang mencapai Rp 328,9 triliun, merupakan prestasi bidang ekonomi yang patut diapresiasi.

Investasi tersebut telah menciptakan lapangan kerja, bagi lebih dari 384 ribu tenaga kerja. Hasilnya, angka pengangguran melorot hingga 7,99 Juta pada awal 2023.

"Jadi, dengan pendekatan apa pun, jika masyarakat Indonesia ingin ekonomi kita tetap sehat, tumbuh baik, ya harus cari pemimpin yang paham ekonomi. Sektor ini akan menjadi ujian besar bangsa ini ke depan. Semua itu perlu diletakkan dalam kerangka kelanjutan pembangunan, yang sudah dilakukan Presiden Jokowi," tandas Christina.