Bedah Misi Visi
Capres Beri Janji Indah Soal Iklim dan Energi Baru
JAKARTA - Tiga pasang Capres-Cawapres memberikan perhatian serius ke masalah perubahan iklim dan energi baru terbarukan (EBT). Bahkan, dalam visi misi yang sudah disetorkan ke KPU, mereka memberikan janji-janji begitu indah. Semoga, yang terpilih nanti mampu merealisasikan janjinya soal iklim ini.
Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias AMIN misalnya. Pasangan ini mengusung visi "Indonesia Adil Makmur untuk Semua". AMIN mencantumkan masalah energi dalam poin pertama di “8 Jalan Perubahan” yang menjadi misinya. Poin itu berbunyi: memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dan biaya hidup murah melalui kemandirian pangan, ketahanan energi, dan kedaulatan air.
Sedangkan masalah iklim ada di poin ketiga di “8 Jalan Perubahan”. Poin itu berbunyi: mewujudkan keadilan ekologis berkelanjutan untuk generasi mendatang.
Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, yang mengusung visi "Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari", berbicara mengenai perubahan iklim dan EBT dengan lebih tegas. Hal itu termuat dalam poin keenam dari delapan misi yang mereka paparkan. Poin itu berbunyi: mempercepat perwujudan lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui ekonomi hijau dan biru.
Sementara, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yang mengusung visi "Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045" memaparkan mengenai masalah perubahan iklim dan EBT dengan lebih detail. Hal itu terdapat dalam poin kedua dalam delapan misi mereka.
Poin itu berbunyi: memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
Prabowo-Gibran juga menempatkan isu perubahan iklim dan ekonomi baru terbarukan dalam 17 program prioritas mereka. Untuk isu energi, ada di program pertama, yaitu mencapai swasembada pangan, energi, dan air. Sedangkan isu perubahan iklim ada di program keenam yang berbunyi:
Menjamin pelestarian lingkungan hidup.
Pendiri Society of Renewable Energy (SRE) Zagy Yakana Berian menilai, terdapat kesamaan dan keunikan dari ketiga pasang Capres-Cawapres ini terhadap isu lingkungan dan EBT. Ketiga pasang Capres-Cawapres ini memberi janji indah, akan memerhatikan masalah tersebut yang dikemas dengan bahasa modern, optimis, dan membumi.
Ketiga pasang Capres-Cawapres itu, menggarisbawahi konsep ekonomi hijau dan biru dalam program kerja mereka. Pembangunan berkelanjutan dan berlandaskan lingkungan hidup menjadi fondasi dasar dalam menyusun rencana jangka pendek, menengah, dan panjang dalam ranah teknologi, diplomasi, kemasyarakatan, dan pendidikan.
"Mereka menjabarkan aksi dan mitigasi dalam penanganan iklim secara tepat sasaran, dibarengi katalisator untuk melakukan dua strategi besar tersebut seperti generasi muda, kebijakan, teknologi, dan pendanaan. Mereka sepakat Indonesia harus menjadi negara maju yang dapat memainkan peran diplomasi iklim dan energi dengan negara-negara lain," ulas Zagy.
Hanya saja, terdapat keunikan dalam penyajiannya. AMIN menyebut program perubahan begitu holistik dan futuristik, tanpa menyebut program yang sudah ada. Padahal, program yang dibicarakan adalah program yang telah dijalankan oleh pemerintahan Jokowi.
"Dilanjutkan dengan penggunaan konsep integratis bergaya bahasa intelektual tinggi seperti padanan kata ESG, greenjobs, dana abadi, dana hijau, dan sinergitas kolaborasi," tutur Zagy.
Untuk Prabowo-Gibran, Zagy melihat, mereka menggambarkan hal tersebut dengan visual rumah. Pasangan ini menekankan capaian Jokowi, dan bagaimana bisa ditingkatkan dalam program kerja Asta Cita dengan 17 program prioritas.
Mereka mencantumkan potensi Indonesia dari sektor energi dan lingkungan secara tegas, dan bagaimana menjadi modal penting Indonesia ke depan. Menjalankan konsep desentralisasi energi dan ekonomi, dari pergerakan daerah hingga ke pusat dengan ekonomi hijau dan biru. Mendorong pelaku usaha dari skala kecil hingga besar.
"Hal ini sesuai dengan historis Indonesia yang sejatinya sejak dahulu memanfaatkan segala macam potensi yang ada. Bergerak bersama hingga menciptakan kemerdekaan pada pusat Indonesia," kata Zagy.
Sementara, pasangan Ganjar-Mahfud menggunakan padanan kata yang sederhana. Kata Zagy, Ganjar-Mahfud menggambarkan masalah perubahan iklim dan EBT melalui program serta poin-poin besar sebagai payung harapan selama lima tahun ke depan. Seperti program Kadarklim, Wisata Maritim Mendunia, Desa Mandiri Energi, serta Limbah Jadi Berkah.
"Melihat cita-cita tiga pasangan calon ini, arah kebijakan Indonesia mengenai iklim dan energi tidak perlu dikhawatirkan. Semuanya senada dengan melodi yang berbeda," tutur Zagy.
Penilai berbeda disampaikan Direktur Eksekutif Nasional Walhi Zenzi Suhadi. Menurutnya, tiga pasang Capres-Cawapres ini masih kurang peduli terhadap iklim dan isu lingkungan.
Atas hal itu, Walhi pun berniat memberikan masukan kepada semua pasang Capres-Cawapres. "Kami telah menyiapkan catatan dan rekomendasi kepada seluruh capres, yang akan diundang tanggal 25 November nanti," ujar Zenzi, saat dihubungi, Senin (30/10/2023) malam.
Dia melanjutkan, siapa pun presiden terpilih nanti, pemahaman dan komitmen terhadap iklim dan persoalan lingkungan sangat penting. Sebab, kebijakan dan arah pembangunan ekonomi akan berpedoman pada iklim dan persoalan lingkungan.
Co-director Data & Democracy Research Hub Monash University Indonesia Derry Wijaya menganggap, perhatian ketiga Capres-Cawapres terhadap iklim dan lingkungan masih minim. Hal itu tercermin dari sedikitnya kata terkait isu tersebut yang tercantum dalam dokumen visi dan misi mereka.
"Meski ketiganya menunjukkan fokus yang berbeda, semua pasangan sama-sama menaruh perhatian yang sangat kecil terhadap isu perubahan iklim dan pelestarian lingkungan," kata Derry.
Dalam catatannya, dokumen visi-misi ketiga bakal paslon hanya memuat sekitar 1 persen kata-kata yang terafiliasi dengan kebijakan perubahan iklim dan lingkungan. Kata kunci yang dimaksud adalah 'lingkungan', 'iklim', 'ekologi', dan 'energi'.
Pasangan Ganjar-Mahfud paling banyak mencantumkan keempat kata tersebut, yakni sebanyak 47 kata atau sekitar 1,09 persen. Diikuti AMIN 44 kata (0,6 persen), dan pasangan Prabowo-Gibran 44 kata (0,58 persen).
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 22 jam yang lalu