Air PAM Di Jakarta Butek, Bau Dan Tercemar Bakteri
JAKARTA - Kualitas air hasil produksi PAM Jaya sejatinya terus membaik. Bahkan, sudah bisa diminum langsung. Namun sayang, saat sampai ke tangan pelanggan, kualitasnya menurun akibat jaringan pipa sudah tua dan berkarat.
Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Buaran III, Jakarta Timur (Jaktim), ditargetkan rampung Desember 2024. Saat beroperasi, produksinya diperkirakan mencapai 3000 liter air per second (lps) dengan kualitas bisa langsung diminum. Meski begitu, kualitas air bisa menurun saat sampai ke pelanggan akibat terkontaminasi pipa berkarat.
Direktur Utama Perumda PAM Jaya, Arief Nasrudin mengungkapkan, SPAM Buaran III dapat memberikan layanan air bersih kepada 250 ribu sambungan baru. Kapasitas itu dapat melayani lebih dari lima kecamatan. Yakni Kecamatan Kramat Jati, Makasar, Cipayung, Ciracas, Pasar Rebo dan sebagian Kecamatan Jatinegara.
Untuk memastikan kualitas air tetap terjaga, maka distribusi air harus melalui jaringan pipa baru yang tidak tercampur dengan pipa eksisting atau lama.
“Untuk bisa memastikan kualitas air, maka diperlukan pembaharuan seluruh pipa di masyarakat. Namun, proses itu membutuhkan waktu tidak cepat,” kata Arief.
Kebocoran Air Tinggi
Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo mengamini masalah pipa sangat serius dalam menyalurkan dan menjaga kualitas air.
Disebutkannya, tingkat kehilangan air atau Non Revenue Water (NRW) Perumda PAM Jaya hampir separuh dari yang produksi, yakni mencapai 46 persen akibat pipa keropos dan pencurian air. Jumlah ini setara dengan Rp 2,5 triliun per tahun.
“Kebocoran pipa bikin warga sulit dapat pasokan air. Dampak lainnya, air menjadi tidak higienis, tercemar bakteri, kotor (butek) dan berbau,” kata Rio.
Rio mengakui, tidak mudah bagi PAM Jaya untuk menangani kebocoran pipa. PAM Jaya membutuhkan investasi triliunan untuk mengganti pipa-pipa tua ini. Menurutnya, pembiayaan itu bisa didapat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau melalui mekanisme bisnis to bisnis (B to B).
“Pada tahun 2030 diharapkan NRW-nya dari 46,5 menjadi 27 persen dengan mengeluarkan dana Rp 6,3 triliun,” ungkap Rio saat meninjau pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Buaran III di Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (13/11/2024).
Sediakan Water Purifier
Politisi PDIP ini meminta Perumda PAM Jaya menghadirkan water purifier di sejumlah tempat. Selain dapat mengurangi penggunaan botol plastik, fasilitas air minum ini dapat mendorong warga mengkonsumsi air putih.
Rio mengatakan, penyediaan water purifier di tempat publik membantu masyarakat untuk mengkonsumsi air non komersial.
“Warga harus diberikan pilihan untuk bisa mengkonsumsi air minum,” kata Rio.
Penyediaan water purifier, lanjut Rio, dapat mengedukasi dan mendorong warga terkait pentingnya mengkonsumsi air putih, yang berdampak positif bagi kesehatan. Sebab, banyak warga, terutama anak dan remaja, enggan mengkonsumsi air putih. Mereka lebih suka minum es atau minuman manis yang justru dapat mengganggu kesehatan.
Ketua PDIP Jaktim ini berharap, Perumda PAM Jaya menargetkan penyediaan water purifier di 1.000 titik dalam tiga bulan, baik di sekolah maupun instansi Pemerintah.
Harapan senada dilontarkan Sekretaris Komisi B Muhammad Lefy. “Kalau tujuannya untuk go green, penyediaan water purifier harus diperbanyak. Misalnya di sekolah. Pelajar kan pasti bawa tumbler, mereka nanti bisa ambil air secara gratis,” ujar Lefy.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 18 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Ekonomi Bisnis | 2 hari yang lalu