Tito: Tanggung Jawab Nomor Satu Bukan Ke Partai, Tapi Ke Rakyat

MAGELANG - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan pesan kepada kepala daerah. Kata dia, tanggung jawab utama kepala daerah itu untuk rakyat, bukan partai. 

 

Hal tersebut dikatakan Tito kepada kepala daerah yang sedang mengikuti retreat di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (22/2/2024).

 

Sebanyak 450 kepala daerah mengikuti retreat yang dilaksanakan dari 21-28 Februari. Mereka telah berkumpul sejak Jumat (21/2/2025) sore. Mereka datang menumpangi bus sewaan dengan mengenakan pakaian komponen cadangan (Komcad).

 

Agenda retreat kepala daerah pada hari kedua, Sabtu (22/2/2025), sangat padat. Sejak pukul 06.00 WIB pagi? kepala daerah diminta berkumpul di lapangan Akmil dengan mengenakan seragam olahraga untuk senam bersama. 

 

Kegiatan senam pagi dipimpin Mendagri dan Wakil Menteri Bima Arya. Sebelum itu, setiap kelompok yang telah dibagi harus menyanyikan yel-yel untuk menambah semangat kegiatan.

 

Setelah itu, mereka diperbolehkan sarapan sebelum kembali ke lapangan untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. Kali ini, mereka harus menggunakan seragam Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Mereka mesti berkumpul tepat waktu. Apabila terlambat, dapat hukuman. 

 

"Yang di belakang segera berlari," seru panitia berseragam militer meminta kepala daerah yang terlambat untuk legowo menerima hukuman. 

 

Dalam kesempatan ini, Mendagri menyampaikan tugas utama seorang kepala daerah. Kata Tito, mandat kepala daerah hanya untuk rakyat, bukan partai. "Karena kepala daerah kan dia dipilih oleh rakyat, dan dia harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat kembali,” tegas Tito. 

 

Tito beranggapan, partai hanya kendaraan politik agar setiap individu bisa melenggang dalam proses kontestasi pemilihan. “Ketika dia terpilih, dia tanggung jawabnya, nomor satu bukan kepada partainya, tapi nomor satu dia tanggung jawabnya kepada rakyat yang memilih dia. Nah, silakan rakyat nanti menilai,” cetus mantan Kapolri itu. 

 

Dia menjelaskan, mengenai urgensi keikutsertaan kepala daerah dalam agenda pembekalan. Menurut dia, kegiatan yang dihelat pada 21-28 Februari 2025 tersebut menjadi bekal untuk kepemimpinan selama lima tahun mendatang.

 

Saya menganggap bahwa kegiatan orientasi kepala daerah ini sangat-sangat penting. Bukan kepentingan pusat, kepentingan daerah itu sendiri. Supaya rekan-rekan kepala daerah ini memiliki bekal yang cukup sebelum lima tahun nanti melangkah,” kata dia.

 

Tito menyebut, retreat dapat menyatukan keakraban antar-sesama kepala daerah. Sebab, soliditas antar-kepala daerah menjadi penting agar komunikasi dan kerja sama dapat terjalin sejak dini.

 

“Itu yang kita harapkan. Mereka saling kenal, saling bantu, saling kerja sama. Nah ini kepentingan daerah lebih penting, dan inilah kepentingan bangsa, kepentingan untuk rakyat masing-masing," kata dia.

 

Menurut Tito, agenda yang menghabiskan APBN Rp 13 miliar tersebut tidak bisa tergantikan dengan agenda virtual. Menurut dia, jika diganti secara virtual, tidak ada hubungan keakraban antarkepala daerah yang bisa dibangun.

 

“Namun zoom meeting itu enggak keluar chemistry-nya. Kalau di sini mereka keluar chemistry. Ketahuan siapa, sampai ke personal siapa yang hobinya makan anu, siapa yang hobinya ngorok," akunya. 

 

Sebelumnya, Politisi Golkar Ahmad Irawan menegaskan, partai seharusnya mendukung program retreat bagi kepala daerah yang menjadi program Pemerintah. "Kepala daerah baru saja disumpah untuk meninggikan kepentingan negara di atas kepentingan partisan," cetus anggota Komisi II DPR itu. 

 

Terpisah, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan, tak ada masalah kepala daerah absen retreat. Hanya saja, retreat ini untuk membangun kebersamaan. "Retreat adalah sarana efektif untuk membangun profesionalitas namun dalam kerangka kebersamaan," pungkas Agung.