TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Kenaikan Harga Kelapa Memberatkan Masyarakat

Reporter: Farhan
Editor: AY
Jumat, 25 April 2025 | 13:11 WIB
Kelapa di pasar tradisional. Foto : Ist
Kelapa di pasar tradisional. Foto : Ist

JAKARTA - Harga kelapa siap parut di pasar melambung. Hal itu menjadi perbincangan hangat di media sosial. Pemerintah diminta segera mencari solusi untuk menurunkan harga komoditas tersebut.

 

Anggota Komisi VI DPR Imas Aan Ubudiyah mengatakan, kenaikan harga kelapa siap parut di dalam negeri harus segara dicarikan solusi. Pasalnya, kenaikan harga itu sudah terlalu tinggi, dari biasanya Rp 8.000 per butir, kini melambung tinggi hingga Rp 20.000-Rp 25.000 di beberapa daerah.

 

Menurut dia, dinamika harga kelapa saat ini hanya menguntungkan sejumlah pihak. Tapi di lain pihak khususnya masyarakat dan pelaku usaha kuliner, justru dirugikan.

 

Kenaikan harga kelapa ini memberatkan masyarakat. Sebab, kelapa merupakan kebutuhan pokok sehari-hari. Pemerintah harus menjamin kepastian harga agar masyarakat dapat membeli kelapa dengan harga wajar,” ujar Imas dalam keterangannya dikutip, Kamis (24/4/2025).

 

Politisi PKB ini tidak menampik kenaikan harga kelapa disebabkan peningkatan kinerja ekspor kelapa. Kondisi ini menunjukan indikasi positif bagi perekonomian. Namun, Imas mengingatkan, peningkatan ekspor kelapa saat ini tetap perlu memperioritaskan ketersediaan dan pemenuhan kebutuhan di dalam negeri.

 

“Jangan sampai ada pihak yang diuntungkan, sementara pihak lain dirugikan. Perlu ada dialog antara semua pihak terkait untuk mencari solusi agar harga kelapa mencapai titik tengah yang adil bagi semua,” usulnya.

 

Legislator Jabar XI ini pun meminta Pemerintah segara mendapatkan jalan keluar dari harga kelapa. Ini penting, sebab masyarakat Indonesia banyak menggunakan kelapa sebagai bahan utama dalam masakan sehari-hari.

 

“Kenaikan harga dan kelangkaan kelapa akan berdampak pada ketersediaan dan harga makanan sehari-hari yang banyak dikonsumsi masyarakat,” ujarnya.

 

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan, naiknya harga kelapa siap parut memang disebabkan banyaknya ekspor ke luar negeri. Pasalnya, harga yang ditawarkan para pedagang dalam negeri kepada eksportir kelapa, nilainya lebih kecil daripada tawaran dari luar negeri.

 

Menurutnya, kelapa dari Indonesia kini banyak diekspor ke China. Banyaknya kelapa yang diekspor tersebut akhirnya menimbulkan keterbatasan stok di dalam negeri. Hal ini membuat harga naik.

 

Budi menjelaskan, Pemerintah sudah berusaha mempertemukan antara pengusaha kelapa yang mengekspor produknya dengan pedagang dalam negeri. Namun, usaha itu belum menemukan titik terang.

 

Dia berjanji Pemerintah akan segera mencarikan jalan keluar antara eksportir kelapa dengan pengusaha dalam negeri.

 

Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat. sepanjang Januari-Maret 2025, ekspor dari Indonesia ke luar negeri untuk kelapa yang masih dalam kulit mencapai 45,6 juta dolar AS. Capaian tersebut mengalami peningkatan 146 persen dibandingkan periode Januari-Maret 2024 yang tercatat senilai 18,2 juta dolar AS.

 

Secara terperinci, nilai ekspor kelapa bulat ke Negeri Tirai Bambu mencapai 43,1 juta dolar AS hingga Maret 2025. Diikuti Vietnam 2,06 juta dolar AS, Thailand 299.426 dolar AS dan lainnya 144.806 dolar AS.

 

media sosial X, banyak netizen yang juga menceritakan pengalamannya membeli kelapa siap parut.

 

“Cukupi dahulu permintaan dalam negeri, jika sudah murah baru ekspor. Lebaran kemarin kelapa sebutir sampai Rp 30 ribu, gila kan,” ujar akun @nomansland80.

 

“Di Gunung Putri, Bogor, harga kelapa muahallll. Terpaksa cuma beli setengah butir doang setiap mau masak,” ujar akun @devianstisti_1975.

 

Gara-gara harga kelapa naik, serabi solo kesukaanku jadi ikut naik harganya, langsung naik 5000 per bungkus coi,” ujar akun @semuaaanya.

 

“Tukang es dawet langganan udah sampai naikin harga 40% karena harga per butir kelapa biasa 5 ribu bisa naik jadi 20 ribu. Dan minggu ini gak buka karena tekor,” ujar akun @aqiin.

 

“Banyak yang rekomen pake santan kemasan gara-gara harga kelapa sedang mahal. Jujur saja, masak lebih enak itu pakai santen yang baru diperes dari kelapanya,” ujar akun @silfanstiashanif.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit