Elon Musk Resmi Tinggalkan Pemerintahan Trump

AS - Orang terkaya dunia Elon Musk resmi meninggalkan pemerintahan Presiden Donald Trump, setelah membantu memimpin gerakan penuh gejolak untuk mengecilkan size pemerintah Amerika Serikat (AS), yang berujung pada pemangkasan ribuan pekerjaan federal.
Dalam postingan di platform media sosial X, Musk mengucapkan terima kasih kepada Trump atas kesempatan membantu menjalankan Departemen Efisiensi Pemerintah (Doge).
Melansir BBC, Gedung Putih melepas Musk sebagai pegawai pemerintah khusus pada Rabu (28/5/2025) malam waktu setempat.
Mengingat jabatan Musk yang sifatnya temporer, kepergiannya bukanlah hal yang tidak terduga. Hanya saja, hal itu terjadi sehari setelah Musk mengkritik inti legislatif dari agenda Trump.
“Berhubung batas waktu saya sebagai Pegawai Pemerintah Khusus akan segera berakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden @realDonaldTrump atas kesempatan yang diberikan, untuk menbantu mengurangi pemborosan," tulis Musk via X.
"Misi @DOGE akan semakin kuat seiring berjalannya waktu, karena telah menjadi bagian dari kehidupan di seluruh pemerintahan,” lanjutnya.
Untuk diketahui, Taipan teknologi kelahiran Afrika Selatan tersebut telah ditetapkan sebagai pegawai pemerintah khusus, yang memungkinkannya bekerja di lingkup federal selama 130 hari setiap tahun.
Mengacu tanggal pelantikan Trump pada 20 Januari 2025, Musk mencapai batas akhir masa kerjanya, menjelang akhir Mei.
Namun, dia pergi sehari setelah mengungkapkan kekecewaannya terhadap RUU anggaran Trump, yang mengusulkan keringanan pajak multi-triliun dolar dan peningkatan belanja pertahanan.
Musk, yang berselisih secara pribadi dengan beberapa pejabat kabinet Trump, awalnya berjanji memangkas sedikitnya 2 triliun dolar AS dari total anggaran pemerintah federal. Setelah itu, dia memangkas setengah target tersebut, lalu menguranginya menjadi 150 miliar dolar AS.
Imbas pembentukan Doge, jumlah PNS federal yang di-PHK diperkirakan berjumlah 260 ribu dari total 2,3 juta orang.
Dalam beberapa kasus, hakim federal memblokir pemecatan massal dan memerintahkan karyawan yang diberhentikan untuk dipekerjakan kembali.
Pendekatan cepat untuk memangkas tenaga kerja federal terkadang menyebabkan beberapa pekerja, termasuk staf program nuklir AS diberhentikan secara keliru.
Dalam wawancara dengan mitra BBC di AS, CBS, Bos SpaceX dan Tesla itu mengatakan, RUU yang disebut Trump besar dan indah berpotensi meningkatkan defisit federal. Musk bahkan menyebut RUU tersebut "merusak pekerjaan" Doge.
"Saya pikir RUU itu bisa besar, bisa juga indah. Tetapi saya tidak tahu, apakah bisa mewujudkan keduanya," ujar Musk.
Akhir April 2025, Musk mengumumkan rencana pengunduran diri dari pemerintahan Trump. Dia mengaku ingin fokus menjalankan perusahaannya lagi.
"Doge hanya menjadi kambing hitam untuk segalanya," kata Musk kepada Washington Post di Texas, jelang peluncuran Space X, Selasa (27/5/2025).
"Sesuatu yang buruk akan terjadi di mana saja. Kami akan disalahkan, meski tak ada hubungannya dengan itu," lanjutnya.
Masa jabatan Musk di pemerintahan AS, berbarengan dengan penurunan penjualan yang signifikan di perusahaan mobil listriknya, Tesla.
Penjualan Tesla dilaporkan turun 13 persen dalam tiga bulan pertama tahun 2025. Ini adalah penurunan terbesar dalam sejarah mobil listrik kondang tersebut.
Tak cuma itu, harga saham Tesla juga anjlok hingga 45 persen. Namun saat ini, sebagian besar telah pulih dan hanya turun 10 persen.
Tesla yang baru-baru ini memperingatkan investor bahwa kesulitan keuangan dapat berlanjut, menolak memberikan perkiraan pertumbuhan. Perubahan sentimen politik disebut dapat merugikan permintaan kendaraan secara signifikan.
Dalam earning call bulan lalu, Musk mengabarkan investor bahwa waktu yang dialokasikannya untuk Doge akan turun secara signifikan. Dia akan mengalokasikan lebih banyak waktu untuk Tesla.
Belum lama ini, aktivis menyerukan boikot Tesla, menggelar protes di luar dealer Tesla, dan merusak kendaraan serta stasiun pengisian daya.
Reaksi Tesla menjadi begitu keras dan meluas, hingga Jaksa Agung AS Pam Bondi memperingatkan kantornya akan memperlakukan tindakan vandalisme sebagai "terorisme domestik".
Di forum ekonomi di Doha, Qatar, pada Selasa (26/5/2025), Musk menegaskan komitmennya untuk menjadi pemimpin Tesla selama lima tahun ke depan.
Awal bulan ini, Musk mengungkap rencananya untuk mengurangi sumbangan politiknya setelah menghabiskan hampir 300 juta dolar AS untuk mendukung kampanye Presiden Trump dan Partai Republik di Pilpres 2024.
TangselCity | 14 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu