Pamor Jokowi Masih Tinggi

SOLO - Meski sudah tak jadi Presiden, pamor Joko Widodo alias Jokowi masih tinggi. Buktinya, sejumlah partai rebutan menjadikannya sebagai ketua umum. Di saat yang sama, kunjungan pejabat hingga warga ke rumahnya di Solo, tak pernah sepi.
Adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang secara terbuka menyatakan ketertarikan terhadap Jokowi. Kedua partai tersebut ingin menjadikan eks Wali Kota Solo itu sebagai ketua umum.
PSI telah menyampaikan minatnya untuk meminang Presiden ke-7 RI itu sebagai ketua umum. Partai yang dikomandoi Kaesang Pangarep ini menilai Jokowi sangat ideal untuk memimpin partai ke depan. Mereka menyebut pengalaman, rekam jejak, dan daya tarik politik Jokowi dapat menjadi modal penting untuk memperbesar pengaruh partai di panggung nasional menjelang Pemilu 2029.
“DPW Yogyakarta, Jakarta, itu muncul dukungan untuk Pak Jokowi. Di Jawa Barat ada dua nama, Mas Kaesang Pangarep dan Ketua OKK Bro Agus Herlambang,” kata Wakil Ketua Umum PSI Andy Budiman.
PPP yang tengah menyiapkan Muktamar, juga menjajaki kemungkinan menjadikan Jokowi sebagai ketua umum. Langkah ini dipandang sebagai upaya revitalisasi partai, yang pada Pemilu 2024 suaranya nyungsep dan gagal lolos ke parlemen. Dengan menggandeng tokoh sekelas Jokowi, PPP berharap bisa kembali meraih elektabilitas signifikan.
“Insyaallah kalau PPP dipimpin oleh Pak Jokowi, akan kembali ke Senayan. Mudah-mudahan bisa menjadi lima besar sehingga mendapat pimpinan di DPR,” ujar Ketua Mahkamah Partai PPP Ade Irfan Pulungan.
Selain mendapat tawaran menahkodai partai politik, kediaman Jokowi di Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, juga tak pernah sepi. Sejak pensiun pada 20 Oktober 2024, berbagai tokoh nasional, pejabat pemerintahan, hingga kolega dan warga biasa silih berganti menemuinya.
Beberapa pejabat penting yang menemui Jokowi dalam beberapa bulan terakhir mulai dari menteri aktif, kepala daerah, hingga pimpinan partai politik. Jokowi juga tak segan membuka pintunya untuk menyambut tamu, sekalipun yang datang warga biasa. Misalnya, warga Surabaya yang sengaja ke Solo untuk curhat soal sengketa tanah.
Apa tanggapan Jokowi soal tawaran jadi ketum PSI dan PPP? Eks Gubernur Jakarta ini mengaku masih berhitung. Apalagi sistem pemilihan Ketum di PSI pakai E-Voting. “Semuanya kan meski dihitung. Jangan sampai kalau nanti misal saya ikut, saya kalah,” kata Jokowi seraya bercanda di Solo, Rabu (14/5/2025) lalu.
Sedang terkait peluangnya memimpin PPP, Jokowi irit komentar. “Semua nama, semua calon baik. Dan itu urusan internal PPP,” kata Jokowi di Solo, Rabu (28/5/2025).
Sementara, Wakil Ketua Umum Pro Jokowi (Projo) Freddy Damanik menyebut, Jokowi memang layak menjadi Ketum PPP dan PSI. Bahkan, Jokowi disebutnya memenuhi semua syarat untuk menjadi ketum partai besar karena pengalamannya menjadi pemimpin negara.
“Wali Kota Solo dua periode, Gubernur Jakarta, Presiden dua periode, pengalaman yang tak dimiliki semua tokoh politik. Jadi ketum partai-partai besar, Pak Jokowi sangat layak dan kompeten,” kata Freddy dalam keterangannya.
Apalagi, sambung Freddy, popularitas dan pamor Jokowi masih sangat tingggi dan terjaga. Masyarakat Indonesia juga masih amat mencintai Jokowi. “Projo sangat yakin jika Pak Jokowi masuk partai politik, partai tersebut akan menjadi partai pemenang dalam Pileg dan Pilpres 2029,” yakinnya.
Sementara, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro melihat, pamor Jokowi yang masih menyala. Hal ini bisa dilihat dari approval ratingnya secara institusional masih tinggi meskipun sudah tidak jadi presiden.
“Ini jadi pondasi politik yang akan selalu dikenang oleh memori kolektif publik terlepas ada beragam isu negatif yang mengitari,” kata Agung dikontak Redaksi, Kamis (29/5/2025)
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu