TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Festival Peh Cun Jadi Simbol Kerukunan Dan Keberagaman di Kota Tangerang

Reporter & Editor : Redaksi
Senin, 02 Juni 2025 | 08:00 WIB
Ist.
Ist.

TANGERANG - Ribuan warga tumpah ruah di bantaran Sungai Cisadane menyaksikan Festival Perahu Naga Peh Cun 2576/2025. Acara yang digelar dari 2 Mei sampai dengan 1 Juni ini menghadirkan beragam perlombaan menarik, seperti balap perahu naga, perahu palak, lomba menangkap bebek hingga mendirikan telur.

 

Wali Kota Tangerang, Sachrudin, saat menghadiri acara puncak festival menyampaikan apresiasi tinggi kepada masyarakat khususnya Perkumpulan Boen Tek Bio, atas komitmennya dalam melestarikan tradisi Peh Cun.

 

“Sebagaimana kita ketahui bersama, tradisi Peh Cun Kota Tangerang telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2020. Itu tentu menjadi kebanggaan sekaligus tanggung jawab kita bersama untuk terus menjaga dan mengembangkan tradisi tersebut agar tetap lestari dan dikenal lebih luas,” ujar Sachrudin, Sabtu (31/5).

 

Menurutnya, Festival Peh Cun memiliki makna yang jauh lebih besar daripada sekadar perayaan budaya. Tradisi ini telah menjadi simbol kerukunan dan keberagaman yang mengakar kuat di tengah masyarakat Kota Tangerang.

 

“Festival itu bukan hanya milik komunitas Tionghoa semata, tetapi telah menjadi milik seluruh masyarakat. Inilah cerminan semangat toleransi, inklusivitas dan kebersamaan yang menjadi kekuatan Kota Tangerang sebagai rumah bersama bagi semua budaya,” lanjutnya.

 

Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjadikan Festival Peh Cun sebagai momentum mempererat persaudaraan dan mengenalkan kekayaan budaya Kota Tangerang kepada dunia luar. “Melalui festival tersebut, kita tidak hanya merayakan warisan tradisi, tetapi membangun jembatan antar budaya, memperkuat persatuan dan mengangkat potensi pariwisata daerah,” ucapnya.

 

Di akhir sambutan, Sachrudin menegaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang akan terus mendukung penyelenggaraan kegiatan budaya sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. "Pelestarian budaya adalah warisan penting bagi generasi mendatang. Dengan menjaga tradisi, kita memperkuat identitas kota dan kebersamaan masyarakat, sekaligus meningkatkan ekonomi dan  pariwisata Kota Tangerang. Mari kita terus jaga dan lestarikan budaya bersama-sama,” tuturnya.

 

Ketua panitia, Herlinawati menjelaskan bahwa festival tahun 2025 kembali mendapatkan antusiasme luar biasa dari masyarakat. “Dari jam delapan pagi sudah dimulai dengan seremoni dan terus berlangsung hingga pukul setengah sebelas malam. Setelah seremoni, kami melakukan ritual sembahyang Ye, yang merupakan bentuk sembahyang eling dan takwa dalam ajaran Konghucu, di saat matahari berada dalam posisi tegak lurus dengan bumi,” terangnya.

 

Menurutnya, sembahyang Ye bukan sekadar ritual spiritual, namun sarat akan simbolisme alam semesta. Salah satu tradisi unik yang dilakukan dalam rangkaian adalah mendirikan telur secara tegak lurus, sebuah fenomena yang dipercaya hanya dapat terjadi pada hari Peh Cun karena keseimbangan energi bumi dan matahari. 

 

“Telur yang bisa berdiri jadi simbol keseimbangan dan keharmonisan. Dalam kepercayaan kami, hari itu adalah waktu yang sangat baik untuk memanjatkan doa dan harapan,” pungkasnya

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit