4 Sunnah Nabi Yang Perlu Diketahui, Sebelum Salat Iduladha

SERPONG - Salat Iduladha tinggal hitungan hari. Selain menyiapkan diri untuk kurban, umat Islam juga dianjurkan meneladani adab Nabi Muhammad SAW saat berangkat ke lapangan salat. Mulai dari pakaian hingga cara pulang, semua punya nilai ibadah.
Berikut 4 adab menuju salat Iduladha yang diajarkan Rasulullah SAW, merujuk laman resmi muhammadiyah.or.id:
1. Pakai baju terbaik dan wewangian
Hari raya identik dengan tampil rapi. Nabi SAW disebutkan selalu memakai burda, kain wol bercorak khas Yaman, setiap kali hari raya tiba. Dalam hadis lain, Rasul bahkan memerintahkan umatnya memakai pakaian dan wewangian terbaik yang dimiliki.
Bukan soal mahal, yang penting bersih dan pantas. Ini bentuk syukur atas nikmat Allah dan penghormatan terhadap Iduladha.
Dalil yang mendukung adab ini diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya, yang menyatakan:
عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَلْبَسُ بُرْدَ حِبَرَةٍ فِي كُلِّ عِيدٍ (رواه الشافعي)
“Nabi SAW selalu memakai burda (kain wol bercorak buatan Yaman) pada setiap hari raya.” (HR. Asy-Syafi’i dalam Musnad asy-Syafi’i).
Selain itu, hadis lain dari Zaid bin al-Hasan bin Ali dari ayahnya menegaskan:
عَنْ زَيْدِ بْنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِي عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْعِيدَيْنِ أَنْ نَلْبِسَ أَجْوَدَ مَا نَجِدُ وَأَنْ نَتَطَيَّبَ بِأَجْوَدِ مَا نَجِدُ… (رواه الحاكم)
“Rasulullah SAW memerintahkan kami pada dua hari raya untuk memakai pakaian terbaik yang ada, memakai wangi-wangian terbaik yang ada…” (HR. Al-Hakim dalam al-Mustadrak, IV: 256).
2. Nggak makan dulu sebelum salat
Berbeda dari Idulfitri, Nabi SAW justru menahan makan saat Iduladha sampai salat selesai. Hadis riwayat At-Tirmidzi menyebutkan, Rasul baru makan setelah salat Iduladha.
Hal ini berdasarkan hadis dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ وَلَا يَطْعَمُ يَوْمَ الْأَضْحَى حَتَّى يُصَلِّيَ (رواه الترمذي)
“Rasulullah SAW pada hari Idulfitri tidak keluar sebelum makan, dan pada hari Iduladha tidak makan sehingga selesai salat.” (HR. At-Tirmizi).
3. Jalan kaki dan pulang lewat jalur berbeda
Kalau memungkinkan, Nabi menganjurkan kita berangkat salat dengan berjalan kaki. Menariknya, beliau juga memilih rute pulang yang berbeda dari saat berangkat.
Sunnah ini punya nilai sosial: bisa bertemu lebih banyak orang, menyapa tetangga, dan menyebarkan semangat kebersamaan.
Dalilnya diriwayatkan dari Muhammad bin Ubaidillah bin Abi Rafi’, dari ayahnya, dari kakeknya:
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْتِي الْعِيدَ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ فِي غَيْرِ الطَّرِيقِ الَّذِي ابْتَدَأَ فِيهِ (رواه ابن ماجه)
“Nabi SAW mendatangi salat Id dengan berjalan kaki dan pulang melalui jalan lain dari yang dilaluinya ketika pergi.” (HR. Ibnu Majah).
4. Ajak semua anggota keluarga
Hari raya bukan cuma milik bapak-bapak. Nabi SAW mendorong semua umat hadir: anak-anak, perempuan, bahkan wanita yang sedang haid.
Mereka yang tidak ikut salat tetap bisa hadir di lapangan untuk menyimak khutbah dan merasakan atmosfer kebersamaan. Ini momen penting untuk memperkuat ukhuwah dan semangat persatuan umat.
Dalilnya berasal dari Ummu Athiyah al-Anshariyah:
عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ الْأَنْصَارِيَّةِ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا أَنْ نُخْرِجَ الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الْمُصَلَّى وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَالدَّعْوَةَ مَعَ الْمُسْلِمِينَ (رواه أحمد)
“Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk menyertakan gadis remaja, wanita yang sedang haid, dan wanita pingitan. Adapun wanita yang sedang haid tidak memasuki lapangan tempat salat, tetapi menyaksikan kebaikan hari raya dan dakwah yang disampaikan khatib bersama kaum Muslimin.” (HR. Ahmad).
Salat Iduladha bukan cuma ibadah fisik, tapi juga spiritual. Dengan mengikuti sunnah Nabi sejak keluar rumah, setiap langkah bisa jadi amal yang bernilai.
Jangan lupa, salat Iduladha biasanya digelar pagi hari setelah matahari terbit. Jadi, siapkan pakaian terbaik, jangan sarapan dulu, dan ajak semua keluarga ikut ke lapangan!
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Ekonomi Bisnis | 2 hari yang lalu
TangselCity | 16 jam yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 20 jam yang lalu
Olahraga | 11 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Haji 2025 | 1 hari yang lalu