Menyikapi Komunitas LGBT (2) Antara Kodrat Dan Pilihan
CIPUTAT - Dalam artikel terdahulu disingggung bahwa motivasi keberadaan LGBT tidak tunggal. Ada yang bersifat kodrati, disebabkan oleh faktor penyimpangan genetik, dan ada faktor non kodrati, disebabkan oleh faktor trendy, misalnya untuk kepentingan ekonomi, popularitas, dan mungkin politik.
Secara kodrati, bisa dilacak dari asal usul ekspresi genetik, yang dalam ilmu Biologi disebut phenotypic variations.
Ekspresi genetik ini dapat dikelompokkan kepada dua jenis kelamin (sexual dimorphism), yaitu jantan dan betina.
Beberapa spesies dikelompokkan sebagai hermaphroditic, karena pada dirinya terkandung unsur jantan dan betina yang memungkinkan terjadinya pembiakan sendiri tanpa membutuhkan pasangan.
Yang terakhir ini banyak ditemukan pada spesies tumbuh-tumbuhan dan beberapa jenis binatang.
Manusia tergolong makhluk sexual dimorphism, yang proses perkembangannya memerlukan interaksi antara satu jenis kelamin dengan jenis kelamin lainnya.
Meskipun sifat-sifat dasar genetika manusia mempunyai persamaan dengan makhluk biologis lainnya, seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan, manusia mempunyai perkembangan genetis dan seks jauh lebih rumit dan kompleks, terutama dalam mendeteksi dan mengontrol perkembangan sexual phenotype, yakni ekspresi genetik yang merujuk kepada sifat organisme biologis, misalnya struktur, fisiologi, biokimia, perilaku, atau keseluruhan unsur-unsur tersebut.
Kemudian sexual phenotype itu sendiri berinteraksi antara faktor genetik dan lingkungan.
Aksesoris organ reproduksi ditentukan oleh faktor organ penentu jenis kelamin yang biasa disebut gonad; laki-laki memiliki testis, dan perempuan memiliki ovary. Kedua organ ini memegang peranan penting dalam pembentukan komposisi kimia dalam tubuh (body chemistry) seseorang.
Testis bagi laki-laki berfungsi untuk memproduksi hormon testoterone, suatu hormon pembawa sifat-sifat kejantanan dan sekaligus menentukan struktur organik laki-laki.
Hormon ini berfungsi memproduksi sperma, mengatur perkembangan tulang, pergerakan otot, penyimpangan lemak, perilaku seksual, pola raut muka, pelebaran dada, dan penegakan tulang rawan, dan ketajaman suara.
Sedangkan ovary bagi perempuan memproduksi hormon prolactin, extrogen, dan progesteron. Dua jenis yang terakhir sangat berpengaruh dalam pembentukan sifat-sifat dasar perempuan.
Laki-laki dan perempuan mempunyai kromosom seksual yang berbeda. Perempuan mempunyai dua kromosom yang sejenis, yaitu XX, karenanya disebut homogametic sex, dan laki-laki mempunyai dua kromosom yang berbeda; satu di antaranya sama dengan perempuan, X dan lainnya, Y, khusus bagi laki-laki. Laki-laki disebut heterogametic sex, karena ia mempunyai dua jenis kromosom (XY).
Kromosom seksual adakalanya terjadi penyimpangan atau kelainan. Ada tiga jenis ketegori penyimpangan yang sering ditemukan, yaitu:
1. Sindrom Turner, seorang perempuan yang mengalami kelainan pada salah satu kromosom X-nya. Kromosom X yang mengalami kelainan sementara disebut kromosom O (XO). Postur orang ini mirip perempuan normal, hanya buah dadanya yang tampak mengecil dan berprilaku lamban.
2. Sindrom Klinefelter, yaitu seorang yang mempunyai kromosom XXY. Postur orang ini biasanya mempunyai identitas seks ganda; selain mempunyai penis sebagaimana laki-laki, ia juga mempunyai buah dada menonjol sebagaimana perempuan. Perilakunya juga ganda, bisa tampil sebagai laki-laki dan sebagai perempuan.
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 9 jam yang lalu
Olahraga | 15 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu