Lomba Digitalisasi Pasar 2025, Gubernur Pram: Digitalisasi Jalan, Copet Akan Berkurang

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meluncurkan Lomba Digitalisasi Pasar 2025 di Jakarta. Menurutnya, jika digitalisasi, maka copet akan berkurang. Preman perlahan-lahan akan hilang.
Lomba ini jadi ajang kompetisi antar pasar tradisional di Jakarta dalam menerapkan sistem transaksi digital, seperti penggunaan QRIS, EDC, dan layanan digital banking lainnya. Tercatat, 20 pasar menjadi peserta utama lomba, dan sebanyak 133 pasar lainnya akan terdampak positif dari program ini.
“Kalau ada orang yang paling gembira dengan acara ini adalah saya. Karena tadi saya bisik-bisik dengan Pak Riki. Pak Riki, acara yang begini pernah ada enggak? Belum pernah ada,” ujar Pramono di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (22/7/2025).
Pramono menekankan, keterlibatan sektor perbankan akan membuat lomba ini semakin kompetitif.
“Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa yang namanya perbankan atau bank yang ikut lomba enggak mau kalah. Pasti mereka berlomba-lomba untuk melakukan literasi kepada para pedagang pasar,” katanya.
Menurut Pramono, pasar bukan hanya pusat transaksi ekonomi, tetapi juga titik temu interaksi sosial dan budaya. Dia meyakini bahwa digitalisasi pasar dapat membawa dampak luar biasa, termasuk menurunkan kejahatan jalanan seperti pencopetan dan premanisme.
“Sudah pasti, hukum alam,” tegas Pramono.
Dia menyebut, penggunaan sistem digital akan membuat warga tidak lagi membawa uang tunai, yang selama ini menjadi target utama copet.
Semakin maju orang menggunakan digital, maka yang namanya copet itu juga akan berkurang. Dan itu tidak gampang untuk mengurangi copet. Copet itu, mohon maaf, ada sejak bumi ini ada,” tambahnya.
Pramono optimistis program ini akan meningkatkan pendapatan daerah dan memperkuat transparansi keuangan. Dia mencatat bahwa saat ini sudah ada 6,2 juta pengguna transaksi digital di Jakarta, angka tertinggi secara nasional.
Penerimaannya Jakarta juga secara perlahan akan meningkat. Karena enggak ada lagi ruang abu-abu, semuanya ruang transparan,” jelasnya.
Kemudahan akses layanan digital, menurutnya, akan mempercepat transformasi ekonomi masyarakat Jakarta.
“Kemudahan diberikan. Kepastian diberikan. Dan ini juga akan memberikan manfaat keberuntungan bagi siapapun yang menggunakan digitalisasi ini,” ujar Pramono.
Pramono juga menyinggung soal Bank Jakarta yang masih belum go public, berbeda dengan bank-bank lain yang telah berstatus TBK. Dia memberikan instruksi langsung agar Bank Jakarta segera melakukan langkah strategis.
“Saya tugaskan Bank Jakarta pokoknya tahun depan harus sudah bisa go public. Kenapa ini saya lakukan? Saya meyakini pengawasan publik lebih baik dibandingkan dengan pengawasan yang bersifat perorangan,” jelasnya.
Pramono menyampaikan harapannya agar lomba ini menjadi langkah awal transformasi digital Jakarta yang lebih menyeluruh, khususnya dalam sektor publik dan layanan masyarakat.
“Mudah-mudahan ini adalah awal yang baik bagi proses transparansi kita, semakin sedikit ruang abu-abu itu ada,” pungkasnya.
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu