Hari Pertama Tahap 1 Perdamaian Berjalan Mulus

PALESTINA - Hari pertama pelaksanaan tahap awal perjanjian damai antara Israel dan Hamas berjalan mulus. Pasukan Israel mulai menarik diri dari sejumlah wilayah Gaza, sementara beberapa tahanan Palestina dan sandera asal Israel mulai dibebaskan.

 

Perjanjian tersebut tercapai setelah empat hari negosiasi intensif yang dimediasi oleh Mesir, Turki, dan Qatar, di bawah pengawasan Amerika Serikat (AS) di Sharm el-Sheikh, Mesir, Kamis (9/10/2025).

 

Dalam perjanjian tahap pertama ini, Hamas sepakat membebaskan sandera asal Israel yang masih berada di Gaza, sementara Israel membebaskan ribuan warga Palestina yang ditahan. Selain itu, Israel juga menarik pasukan dari zona-zona perang ke titik yang telah disepakati bersama.

 

Kesepakatan ini juga mencakup pembukaan akses bantuan kemanusiaan. Dalam lima hari pertama, 400 truk bantuan diizinkan masuk setiap hari ke Jalur Gaza. Setelah periode awal, jumlahnya akan ditingkatkan untuk meredakan krisis pangan dan mempercepat pemulihan wilayah. 

 

Badan Pertahanan Sipil Gaza mengonfirmasi, pasukan Israel Defense Forces (IDF) mulai mundur secara bertahap dari sejumlah zona perang, terutama di Kota Gaza dan Khan Younis. “Pasukan Israel telah mundur,” ujar Mohammed al-Mughayyir, pejabat senior Badan Pertahanan Sipil Gaza, dikutip AFP.

 

IDF mengumumkan bahwa penarikan pasukan berlaku sejak Jumat (10/10/2025) pukul 12.00. Melalui akun resminya di media sosial, IDF juga membagikan video konvoi kendaraan militer yang meninggalkan area pertempuran. 

 

Meski demikian, Juru Bicara IDF Avichay Adraee menyebut sebagian pasukan tetap berjaga di beberapa titik strategis di Gaza Utara dan Selatan, seperti Beit Hanoun, Beit Lahiya, Shejaiya, Rafah, dan Koridor Philadelphi. “Jangan mendekati pasukan IDF. Itu dapat membahayakan diri sendiri,” tulis Adraee dalam peringatan resminya. 

 

Penarikan pasukan disambut haru oleh warga Palestina yang mulai kembali ke rumah mereka setelah dua tahun mengungsi. Mereka menembus reruntuhan untuk menuju Kota Gaza, yang kini porak poranda akibat perang berkepanjangan. 

 

“Alhamdulillah rumah saya masih berdiri, meski sekelilingnya hancur,” kata Ismail Zayda, warga Sheikh Radwan, kepada Al Arabiya.

 

Warga lain, Mahdi Saqla, mengaku tak sabar kembali ke kampung halamannya meski hanya tinggal puing. “Begitu mendengar gencatan senjata, kami langsung bersiap pulang. Walau rumah sudah tak ada, kami bahagia bisa kembali ke Gaza,” ujarnya. 

 

Nuseirat dan beberapa titik di Gaza Tengah, warga berkumpul sambil mengumandangkan takbir dan doa syukur atas berakhirnya pertempuran. “Alhamdulillah gencatan senjata ini awal dari berhentinya pertumpahan darah,” kata Abdul Majeed Abd Rabbo, warga Gaza Selatan. 

 

Di sisi lain, suasana kegembiraan juga mewarnai Tel Aviv. Keluarga sandera dan warga turun ke jalan, merayakan dimulainya perdamaian. Banyak yang membawa bendera, berpelukan, dan bahkan menyalakan kembang api. 

 

“Ini hari yang sudah lama kami tunggu,” ujar seorang warga Tel Aviv yang bersuka cita. 

 

Presiden AS Donald Trump menyebut perjanjian ini sebagai “hari besar bagi dunia Arab, Muslim, dan Israel.” Ia berterima kasih kepada para mediator dari Qatar, Mesir, dan Turki yang berperan besar dalam mewujudkan kesepakatan tersebut. 

 

“Ini peristiwa bersejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tulis Trump di Truth Social. 

 

Menteri Luar Negeri RI Sugiono juga menyambut positif dimulainya tahap pertama gencatan senjata tersebut. “Semoga ini bisa terus berlanjut ke fase-fase berikutnya,” katanya, Jumat (10/10/2025). 

 

Ia menegaskan, Indonesia terus memantau perkembangan di lapangan dan ikut terlibat dalam proses diplomasi bersama negara-negara mediator. 

 

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menilai kesepakatan ini sebagai kemenangan diplomatik dan moral bagi Israel. “Israel tidak akan berhenti berjuang hingga semua sandera kembali dan semua tujuan nasional tercapai,” ujarnya.