Jurus Covid-19 Bisa Untuk Lawan PMK Hewan Ternak
JAKARTA - Penyebaran Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) pada hewan ternak makin mengkhawatirkan. Presiden Jokowi pun mengingatkan para pembantunya gerak cepat alias gercep menyelesaikan persoalan tersebut.
Hal itu diutarakan Jokowi saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, kemarin.
“Mengenai penyakit mulut dan kuku, itu betul-betul harus ditangani dengan baik,” ingat Jokowi.
Menurut Kepala Negara, penanganan kasus Covid-19 pada masyarakat bisa diterapkan kepada hewan ternak untuk terhindar dari PMK.
“Sudah ada contoh dan cara-caranya, saya kira silakan segera dilaksanakan di lapangan,” pinta Jokowi.
Mengutip siagapmk.id, Pemerintah mencatat ada 211.034 hewan ternak telah terpapar PMK, kemarin.
Dari total tersebut, sebanyak 66.582 hewan ternak yang terpapar PMK sudah sembuh dan 1.222 ekor mati. Lalu, 1.888 hewan dipotong bersyarat dan 141.342 ekor belum sembuh.
Sejauh ini, PMK sudah mewabah di 19 provinsi dan 206 kabupaten/kota. Jawa Timur menjadi daerah dengan kasus terbanyak mencapai 83.491 hewan yang terinfeksi PMK.
Diikuti Nusa Tenggara Barat (NTB) sebanyak 31.845 ekor, Aceh 25.293 ekor, Jawa Tengah 24.076 ekor, Jawa Barat 21.519 ekor, dan Sumatera Utara 8.931 ekor.
Kemudian, hewan yang terpapar di Yogyakarta sebanyak 4.902 ekor, Sumatera Barat 3.628 ekor, Kepulauan Bangka Belitung 2.426 ekor, Kalimantan Barat 1.222 ekor, dan Banten 1.020 ekor.
Selanjutnya, Jambi 617 ekor, DKI Jakarta 610 ekor, Lampung 323 ekor, Kalimantan Selatan 315 ekor, Riau 225 ekor, Sumatera Selatan 207 ekor, Kalimantan Tengah 194 ekor, dan Bengkulu 190 ekor.
Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk menekan peningkatan dan mencegah meluasnya PMK pada hewan ternak yang terjadi akhir-akhir ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan dengan secepatnya melakukan pengadaan dan distribusi vaksin PMK dalam jumlah besar untuk vaksinasi hewan ternak.
“Dengan ini, diharapkan herd immunity bisa segera tercapai,” harap Airlangga.
Vaksinasi PMK perdana telah dilakukan pada 14 Juni lalu di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Selanjutnya akan didorong vaksinasi dasar sebanyak dua kali dengan interval satu bulan serta vaksinasi penguat (booster) setiap enam bulan.
Pelaksanaan program vaksinasi tersebut akan dilakukan oleh sekitar 1.872 tenaga medis dan 4.421 paramedis.
“Pemerintah sedang menyelesaikan pembelian vaksin tiga juta dosis agar bisa segera didistribusikan dan dilakukan vaksinasi pada ternak prioritas,” ujarnya.
Mantan Menteri Perindustrian ini menambahkan, untuk prioritas vaksinasi dibutuhkan 28 juta dosis vaksin yang akan dipenuhi dengan vaksin impor dan vaksin dalam negeri dari Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) serta produsen vaksin dalam negeri lainnya.
“Untuk memenuhi kebutuhan 28 juta dosis sampai akhir 2022, Pemerintah akan bekerja sama dengan importir swasta dengan jumlah vaksin yang sesuai kebutuhan, kontrol dan pengawasan dari pemerintah,” jelasnya.
Mengingat saat ini jumlah vaksinasi PMK masih sangat rendah, Airlangga menekankan perlunya pengaturan dan pengawasan lalu lintas hewan dan ternak untuk kecamatan atau desa mendasarkan pada zonasi.
Yakni zona merah (daerah wabah), zona oranye (daerah tertular), zona kuning (daerah terduga), dan zona hijau (daerah bebas).
Lalu lintas hewan ternak antarzona risiko tersebut akan terus diawasi, dan juga akan dikendalikan oleh TNI/Polri.
“Sistem ini penting dilakukan. Jangan hanya melihat persentase kasus yang kecil, tapi kita tidak ingin ini terus meluas,” pungkasnya. (rm.id)
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 16 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu