Hidup yang Paling Asik Itu di Indonesia
HIDUP paling asik itu di Indonesia. Minum di negeri orang selalu pada tempatnya, seperti dikeran air, membeli di toko atau di mesin penjual minuman, namun di Indonesia minum bisa dimana saja, tinggal minta ke tuan rumah manapun, selama di Indonesia pasti dapat. Buang air saja di negera orang pada tempatnya bisanya di toilet umum. Namun di Indonesia dicelah antara dua mobil saja, bisa kau buang dengan leluasa, selagi tak nampak jelas dimata orang sekitar.
Sebuah ungkapan menjadi gambaran marwah dari bangsa ini, sebutan itu berbunyi negeri wakanda, Nama yang berasal dari film fiksi ilmiah negeri paman sam. Sebutan yang menampakkan bentuk antara dunia nyata dan fiksi sebagai alam imajinasi yang berusaha untuk diwujudkan. Konteks yang diusungnya sebutan ini, menjadi bahan bakar bagi konflik batin bangsa Indonesia, bagian menarik dari bangsa Indonesia yang menunjukkan sisi kemanusiaan yang kentara, disusul pula dari kondisi mental yang tendensius atau bahasa sederhananya suka rewel. termasuk penulis juga suka rewel , rewel dengan kebijakan pemerintah, kelompok, atau individu sekitar yang terkesan kurang pas dinalar.
Pendekatan kepada masyarakat Indonesia sering dimasuki melalui sisi intrinsik menusia, dalam konteks tenggang ras kita berpura pura menjadi mirip orang jawa, ketika bertemu kelompok suku itu, meski bukan berasal dari suku jawa, cara ini di lakukan sebagai cara mendapatkan keramahan orang yang bersuku itu. Kemudian secara alamiah jiwa orang Indonesia cenderung untuk menerima trik persamaan untuk mendapat keramahan, meski persamaan itu jelas dibuat-buat.
Menariknya lagi kita tekenal sebagai bangsa yang sangat toleran dalam sisi kemanusiaan, bangsa yang menjunjung tinggi bhinneka tunggal ika atau berbeda tapi tetap satu. Kedekatan bagi bangsa Indonesia bisa muncul dari Agama, suku, warna dan gaya rambut, warna kulit, jenis bahasa yang sama sekali berbeda, mungkin aneh bagi orang asing melihat sebuah perbedaan menjadi bagian yang menyatukan rasa.
Beda cerita kalau bicara tentang alam pikiran atau gagasan, pada ranah ini sikap toleran tidak berlaku, sifat Suka mengkritik dan sangat mengharapkan solusi baru dalam waktu yang relative singkat mendominasi alam pikiran bangsa ini. Berjibaku dalam kompetisi dan inovasi menjadi sebuah keseharian dalam pribadi bangsa ini. Bukan bualan semata, cukup benda bersejarah dan cerita peninggalan menjadi bukti betapa kompetitif dan inovatifnya jiwa bangsa ini.
Tidak berlebihan gelar keajaiban dunia pernah disandang candi Borobudur sebagai bangunan yang memiliki estetika dan membutuhkan tingkatan keilmuan yang tingi untuk membangunnya, tidak pula terlalu muluk menyebut kejayaan nama Nusantara dahulu sebagai buah hasil dari kemapanan sebuah peradaban maritim bangsa ini, dengan semua sistem pemerintahan, sosia-ekonomi, budaya, dan bahasa.
Tidak pernah habis kalimat untuk menggambarkan bagaimana Indonesia, tulisan ini hanya bagian kecil dari kepingan pengetahuan terhadap bangsa Indonesia. Itulah kenapa hidup paling asik itu di Indonesia.
Kemana Jiwa kompetitif dan inovatif bangsa Indonesia
Rasa asik hidup di Indonesia semakin ke muka makin mengkhawatirkan, dikarenakan Indeks kompetitif dan inovatif bangsa Indonesia yang mulai menurun 4 tahun belakangan. Sederhananya tingkat toleransi kemanusiaan, kritik serta solusi baru dalam waktu yang relative singkat perlahan mulai memudar. Fenomena ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang membendung atau menghambat atau menekan kehadiran dari spirit kompetitif dan inovatif itu, kemudian muncul pertanyaannya apa, siapa, dan bagaimana bisa terjadi hal demikian?
Sebagai bukti, Mengintip data Global competitiveness index (GCI) dan The Global Innovation Index (GII) dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2021 tingkat inovasi di Indonesia pada urutan 85 bahkan di bawah malaysia, thailand,Vietnam, philiphina, brunei, dan Mongolia. Data indeks kompetitif Negara tahun 2018 urutan 45, 2019 menurun ke urutan 50 di asia. Gambaran negara yang berkembang cenderung memiliki tingkat inovasi yang tinggi, dan sebaliknya Negara yang tidak memiliki daya inovasi yang tinggi cenderung sulit untuk berkembang, serta rendahnya tingkat inovasi menggerus tingkat kompetitif bangsa kita terhadap Negara lain. Kondisi bangsa kita sekarang bukan sedang sedih tapi menyedihkan. Kenapa? Karena kemampuan kita untuk menjadi Negara yang terus berkembang tertahan karena hal tersebut.
Penyebab dari berkurangnya tingkat kompetitif dan inovatif ini, terdapat andil dalam proses pembangunan nasional Indonesia, fokus kebijakan bersifat mercusuar cenderung mengedepankan pembangunan dalam bentuk infrastruktur seperti transportasi, jalur kereta api cepat, hingga pelayanan administrasi publik. Terluput dari perhatian bahwa penggerak dari infrastruktur agar dapat berjalan dengan baik adalah manusia itu sendiri, bagaimana mungkin infrastruktur dapat membawa kemajuan dalam Negara bila manusia Indonesia tidak memiliki jiwa kompetitif dan inovatif.
Meningkatkan taraf kompetitif dan inovatif itu dibutuhkan kecanggihan berfikir, untuk mendapatkan kecanggihan itu diperlukan pendidikan yang baik dan regulasi yang dapat mendukung iklim berfikir secara sehat, pemerintah dapat memperbanyak program beasiswa sekolah ke luar negeri selagi memperbaiki mutu pendidikan dalam negeri pun ini dapat menambah wawasan anak bangsa, serta membuka media massa sebagai ajang berkarya baik berupa karya tulis sampai video kreatif, jangan menjadikan media hanya sebagai ajang pencitraan dan cuci tangan dari buruknya kebijakan yang dibuat. Dengan disrupsi pembangunan nasional seperti ini diharapkan Hidup paling asik itu tetap di Indonesia.
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu