TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Peringati HKG ke-51, TP PKK dan Pemkot Berkomitmen Wujudkan Zero Stunting di Tangsel

Laporan: Rachman Deniansyah
Jumat, 16 Juni 2023 | 14:26 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

CIPUTAT - Masalah stunting atau gizi buruk pada anak masih menjadi sorotan di berbagai wilayah. Termasuk di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). 

Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel tetap berkomitmen untuk menekan angka stunting. Berbagai upaya pun terus dilakukan, meski sebelumnya telah berhasil menekan angka prevalensi yang semula 19,9 persen menjadi 9 persen. 

Hal tersebut diungkapkan Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan dalam momentum peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) ke-51 bersama Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Banten dan Kota Tangsel yang berlangsung di Puspemkot Tangsel, Jumat (16/6/2023). 

"Kompleksnya permasalahan kesehatan terkhusus masalah stunting pada masyarakat, tentunya memerlukan penanganan yang komprehensif dan terintegrasi dengan melibatkan semua unsur dari lintas program dan sektor. Mulai dari tingkat kelurahan dan kecamatan," ujar Pilar. 

Seperti halnya, lanjut Pilar, yang sudah dilakukan oleh TP PKK selama ini di wilayahnya. Melalui berbagai program berupaya agar setiap anak memiliki kemampuan berperilaku hidup bersih dan sehat, memiliki keterampilan hidup sehat, dan keterampilan sosial yang baik sehingga dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. 

"PKK sebagai organisasi sosial yang kegiatannya sering berhadapan langsung dengan masyarakat dengan bertujuan kesejahteraan maupun kesehatan baik ibu, anak, remaja dan lansia. Dalam hal ini PKK juga dapat berperan dalam kegiatan sosialisasi penanganan dan deteksi dini stunting, yaitu dengan memantau kenaikan berat badan secara berkala," ungkap Pilar. 

Ia mengakui, peran PKK sangat penting dalam percepatan penurunan stunting. Para kader yang tersebar di seluruh wilayah, telah berhasil memberikan edukasi dan latihan mengenai gizi seimbang. 

"Termasuk praktik ASI eksklusif, serta pentingnya pendampingan anak dalam pemenuhan gizi dalam mencegah terjadinya stunting kepada masyarakat," paparnya. 

Pilar berharap, dengan adanya peran serta PKK baik di tingkat kota hingga kelurahan dapat menurunkan masalah stunting yang ada di wilayahnya. 

"Semoga PKK terus dapat bergerak bersama menuju keluarga sejahtera dan tangguh wujudkan Indonesia tumbuh," harapnya. 

Senada dengannya, Ketua TP PKK Provinsi Banten, Tine Al Muktabar mengapresiasi Pemkot Tangsel yang telah berhasil menekan angka stunting hingga pada prevalensi 9 persen. 

"Luar biasa. Kita harapkan Tangsel bisa menjadi pioneer sebagai kota yang dapat mewujudkan zero stunting. Stunting menjadi prioritas, karena dampaknya tidak hanya masa kini. Tapi berdampak terhadap kualitas SDM di masa mendatang," ungkapnya. 

Sementara itu, Plt Ketua PKK Tangsel, Truetami Ajeng Pilar Saga Ichsan menerangkan, stunting merupakan persoalan yang sangat serius yang harus menjadi perhatian. 

"Kekurangannya gizi pada kehidupan seribu hari pertama berdampak serius terhadap kualitas SDM di masa depan. Terjadinya kekurangan gizi mengganggu gangguan pertumbuhan berta badan lebih rendah, kecil, pendek, kurus serta daya tahan tubuh yang rendah dan berdampak pada peningkatan resiko gangguan metabolismenya," terangnya. 

Kondisi stunting, kata Truetami, merupakan hasil akhir dari kekurangan gizi jangka panjang. 

"Deteksi dini pun harus terus dilakukan di tingkat Posyandu yaitu dengan memantau kenaikan berat badan secara berkala," imbuhnya. 

Beragam upaya pun telah dilakukan. Mulai dari pelaksanaan kelas ibu hamil, kelas balita, program ngider sehat, program bidan ngider, hingga pendampingan keluarga resiko stunting. 

"Kemudian juga pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri di sekolah-sekolah, pembentukan DOREMI (duta remaja anti anemia) FASOLASIDO, pembentukan pos gizi di 54 kelurahan, dan kami mempunyai dahsyat (dapur sehat atasi stunting), pelaksanaan gerakan cegah stunting dan gerakan aksi bergizi, pelacakan dan konfirmasi masalah gizi, pembentukan tim asuhan gizi tingkat puskesmas, serta pelaksanaan rujukan balita stunting ke rumah sakit," paparnya. 

"Lalu menghadirkan dokter spesialis kebidanan dan kandungan ke beberapa puskesmas. Ini yang sangat berpotensi karena di puskesmas sudah ada spesialis. Itu salah satu pergerakan yang baik. Dan berbagai inovasi lainnya yang sudah kita laksanakan," tandasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo