Penting Untuk Kelangsungan PDIP
Jokowi Harusnya Ikut Tentukan Cawapres Ganjar
JAKARTA - PDIP sedang dalam posisi kurang menguntungkan. Elektabilitas Capresnya, Ganjar Pranowo, masih tertinggal dari Prabowo Subianto. Demi keberlangsungan PDIP, ada yang menyarankan agar Presiden Jokowi diberi kesempatan ikut menentukan Cawapres Ganjar, sehingga elektabilitas partai dan Capresnya ikut terdongkrak.
Selama tiga bulan terakhir, elektabilitas Ganjar masih mentok di posisi kedua. Padahal, sebelumnya dia selalu ada di urutan pertama, dengan selisih yang jauh dari para pesaingnya.
Hasil survei terbaru dari Indikator Politik Indonesia menunjukkan, Ganjar kalah dari Prabowo. Ganjar berada di urutan kedua dengan elektabilitas 35,7 persen. Prabowo berada di puncak dengan elektabilitas 36,8 persen.
Posisi Ganjar bisa diperbaiki dengan penentuan Cawapres yang tetap. Saat ini, kandidat Cawapres di PDIP sudah mengerucut, dari 10 menjadi 5. Mereka adalah Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Panglima TNI periode 2021-2022 Jenderal (Purn) Andika Perkasa, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Dalam menentukan Cawapres ini, PDIP disarankan untuk melibatkan Presiden Jokowi. Hal ini untuk menunjukkan kepada para pendukung Jokowi bahwa idolanya betul-betul dimuliakan PDIP.
Pakar politik dari Universitas Airlangga Prof Kacung Marijan menerangkan, Jokowi memang bukan penentuan kemenangan Capres. Akan tetapi, arah dukungan yang diberikan Jokowi akan memperkuat Capres yang didukungnya. Apalagi Jokowi diberi porsi untuk ikut menentukan Cawapres.
Karenanya, Kacung menyarankan agar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Jokowi duduk bareng untuk memutuskan Cawapres Ganjar. "Bisa saja tidak ideal, tapi itu akan jadi keputusan bersama," ucap Kacung, saat dikontak Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup), tadi malam.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menduga, selama ini Jokowi menunggu arahan Mega. Makanya, Jokowi bersikap pasif. Belum bersikap secara terang-terang mendukung Capres tertentu.
Karena itu, Mega perlu sigap merangkul Jokowi. Caranya, dengan meminta masukan mengenai sosok Cawapres untuk Ganjar. "Saya kira beliau akan memberikan masukan kalau diminta," kata Djayadi, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup) , kemarin.
Soal nama yang bakal disodorkan Jokowi, Djayadi memprediksi, ada dua. Yaitu, Erick dan Sandiaga. Sebab, keduanya adalah pembantu Jokowi di kabinet.
Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas juga menyarankan agar Jokowi ikut terlibat dalam penentuan Cawapres Ganjar. Keterlibatan Jokowi ini penting demi meningkatkan kepercayaan para pemilih pendukung Jokowi.
Sementara, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya yakin Jokowi sudah dilibatkan dalam seleksi Cawapres Ganjar. Hanya saja, hal itu belum diumumkan ke publik. Bukti keterlibatan Jokowi itu dapat dibaca dari desain baju kampanye Ganjar.
“Kalau sampai baju kampanye Ganjar saja didesain Pak Jokowi, menurut saya, komunikasi di antara dua orang ini pasti sudah bicara juga mengenai nama Cawapres," ucap Yunarto, kemarin.
Setelah Jokowi-Ganjar sepakat mengenai sosok Cawapres, tambah Yunarto, barulah keduanya dapat mengkomunikasikan kepada Mega. "Karena suka atau tidak, kan tetap nanti yang formal mengajukan pasangan Capres-Cawapres adalah partai, dan di situ ada Bu Mega," jelas pengamat yang akrab disapa Toto itu.
Menanggapi usulan-usulan ini, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berkomentar normatif. Kata dia, penggodokan Cawapres untuk Ganjar ditangani Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Semua masukan mengenai Cawapres Ganjar akan dipertimbangkan dengan matang.
"Mbak Puan kan intens berdialog dengan Ibu Mega terkait nama-nama Cawapres. Yang penting, semua nama-nama dipertimbangkan dengan matang," ucap Hasto, kemarin.
Puan juga sudah bicara mengenai dukungan Jokowi. Putri bungsu Megawati ini yakin, Jokowi bakal mendukung Ganjar di Pemilu 2024. "Saya meyakini Pak Jokowi tetap akan bersama PDI Perjuangan," ucapnya, usai menghadiri Syukuran Hari Lahir ke-25 PKB, di Stadion Manahan Solo, Minggu (23/7).
Puan menyampaikan, PDIP merupakan pengusung utama Jokowi sejak Wali Kota Solo, Gubernur DKI, hingga Presiden selama dua periode. "Sekarang dua kali presiden itu diusung dan didukung PDI Perjuangan. Nantinya pada pemilu yang akan datang, tetap PDI Perjuangan," yakinnya.
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 14 jam yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu