Yang Tewas Bukan Cuma Brigadir J, CCTV Juga Mati
JAKARTA - Publik heran dengan matinya seluruh kamera Closed-Circuit Television (CCTV) di rumah Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, saat kejadian baku tembak yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Padahal, alat bukti tersebut sangat penting untuk membantu mengungkap kasus koboi antaranggota korps bhayangkara itu.
Poliklitik menyindir dengan mengunggah meme seorang pria yang sedang memeriksa CCTV yang tertempel di dinding. Pria tersebut bergumam.
matinya seluruh kamera CCTV di rumah Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo
“Bisa-bisanya rusak pas ada momen penting. Jangan-jangan,” keluh pria sambil memegang dagunya.
“Kok bisaa,” kata Poliklitik dalam caption-nya.
Netizen riuh menanggapi matinya CCTV saat kejadian naas di rumah Irjen Ferdy Sambo. Versi polisi, dalam kejadian itu, Brigadir J meninggal dunia akibat baku tembak dengan Bharada E.
Akun @Robi_Anwar ogah menelan mentah-mentah soal matinya CCTV dan kaitannya dengan tewasnya Brigadir J. Dia menduga, matinya CCTV sudah direncanakan karena ingin main bersih.
“Bisa-bisanya rusak saat ada kejadian kriminal. Dan anehnya, salah satu alat keamanan di rumah pejabat tinggi Polri rusak,” katanya.
“Ingin ketawa tapi takut dosa, sekelas rumah Kadiv Propam Polri CCTV-nya mati,” sahut @Fitri_Anah.
Akun @Prayotages ikutan komentar. “Bilang aja CCTV sudah kedaluwarsa atau meledak disamber geledek,” sindir dia.
Akun @Ishak_Sutanto menyindir. Kata dia, CCTV di rumah Kadiv Propam kalah bagus dengan CCTV di Indomart dan Alfamart. “Cari alasan yang lebih pinter dikitlah,” katanya.Akun @Janey_Ponto menilai, alibi yang dibuat kepolisian sangat mempertaruhkan kredibilitas institusi. Sebab, CCTV saat ini mayoritas menggunakan Digital Video Recorder (DVR) dan bukan decorder. “Kasihan, ke depannya bakal makin parah,” ujarnya.
Menurut @JonRuahGinting, bila korban meninggal dan CCTV tidak ada, maka para pelaku adalah sekaligus saksi. Akibatnya, yang bisa terjadi adalah ngarang bebas. “Ini lucu, polisi baku tembak dengan polisi, yang mati duluan CCTV,” sindir @Rosedah76.
Akun @Katiran mengatakan, mungkin mereka menganggap seluruh masyarakat Indonesia bodoh semua. Sehingga, ketika ada kasus yang melibatkan pejabat penting, pasti ujung-ujungnya kamera CCTV rusak.
“CCTV gitu amat ya, giliran dibutuhkan malah mati,” keluh @Machmad133.
Padahal, kata @Affan_Dahari, kepolisian merupakan institusi yang selalu mengutamakan kewaspadaan dan keamanan yang tinggi di setiap waktu. Sedangkan, CCTV merupakan salah satu alat keamanan yang disebut mati.
“Akan terus jadi pertanyaan publik dan otomatis publik akan meragukan statement itu,” kata dia.
Menurut @Sarina, setelah kasus ini selesai, CCTV di kompleks tersebut akan menyala kembali. “Jadi nggak usah diperbaiki,” saran dia.
Tak hanya dalam kasus ini, kata @CCTV Poncol, CCTV juga mati di jalan tol tempat kejadian laskar Front Pembela Islam (FPI). Versi polisi, pada peristiwa tersebut juga terjadi baku tembak dengan pihak kepolisian.
Namun, @Maria_Ferizka tidak mempermasalahkan matinya CCTV tersebut. Dia bilang walau tidak ada CCTV, kunci utama bisa ditanyakan kepada istri Ferdy Sambo, karena sebagai korban yang sangat tahu kejadian yang sesungguhnya. (rm.id)
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 15 jam yang lalu
Olahraga | 15 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu