Sambungkan Akses LRT, MRT, KRL, Kereta Bandara, TransJakarta
Akhir Bulan Ini Diresmikan Jokowi, Progress JPM Dukuh Atas Sudah 98 Persen
JAKARTA - Presiden Direktur PT Integritas Transit Jakarta (ITJ) Yulham Ferdiansyah Roestam memastikan, progress pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas yang menghubungkan akses penumpang MRT Jakarta, LRT Jabodebek, KRL Commuterline, Kereta Bandara, dan TransJakarta telah mencapai 98 persen. Sisa penyelesaiannya terus dikejar, sampai menjelang peresmian LRT Jabodebek oleh Presiden Jokowi pada akhir Agustus 2023.
“Sekarang kita sedang mengejar proses finishing dan general cleaning, untuk mempersiapkan acara peresmian oleh Presiden Jokowi. Estimasinya, tanggal 26 atau 28 Agustus. Mostly, semuanya tahap finishing. Secara konstruksi, sudah selesai,” kata Yulham yang akrab disapa Ferdi, saat meninjau JPM Dukuh Atas, Selasa (15/8).
Ferdi berharap, saat LRT beroperasi, JPM Dukuh Atas dapat memberikan layanan konektivitas bagi pengguna LRT, untuk berpindah jalur dengan moda transportasi lainnya. Seperti TransJakarta, KRL Commuterline di Stasiun Sudirman, MRT di Stasiun Dukuh Atas, TransJakarta di sisi utara dan selatan, serta akses kereta bandara di Stasiun BNI City.
Ramah Pesepeda
Selain memudahkan akses untuk berganti moda transportasi umum, JPM Dukuh Atas juga ramah pesepeda. Ramp sepeda di jembatan sepanjang 250 meter ini, dibuat dengan degree angle yang tidak memberatkan pesepeda.
Ramah Disabilitas
Tak kalah penting, JPM Dukuh Atas dirancang ramah disabilitas. “Dari ujung platform yang tersambung dengan LRT Jabodebek, sampai turun ke Stasiun KRL Sudirman, kami memasang tactile tile, ubin yang menjadi penunjuk jalan bagi tuna netra,” terang Ferdi.
Biaya Rp 98 miliar
Ferdi menjelaskan, JPM Dukuh Atas yang dapat menampung 14 ribu trafik bangkitan orang yang lalu lalang ini, dibangun dengan anggaran biaya Rp 98 miliar.
Jadi, pada saat ide ini diinisiasi, budget yang masuk dalam feasibility study - termasuk setahun masa pre operating - mencapai Rp 98 miliar. Saat ini, biaya yang sudah terpakai masih di bawah Rp 98 miliar. Kita juga akan pakai biaya tersebut untuk tahapan komersialisasi," paparnya.
36 Tenants
Setelah resmi beroperasi, JPM Dukuh Atas akan menghidupi usahanya dengan penyewaan leasing atas area komersil, pengusahaan atas event, jaringan konektivitas internet, dan periklanan.
JPM Dukuh Atas yang berdiri di atas lahan seluas 2.300 meter persegi, diplot untuk 36 tenants dari berbagai kategori. Seperti F&B, hiburan, hingga pusat refleksi.
"36 lot itu bisa dicacah atau di-consolidated. Tergantung masing-masing pemain bisnis. Lot terkecil memiliki luasan 24 meter persegi dan lot terbesar 36 meter persegi," beber Ferdi.
JPM Dukuh Atas merupakan bagian dari pengembangan kawasan berorientasi transit (transit-oriented development) pertama di Jakarta.
JPM berketinggian 18,4 meter dari permukaan tanah ini mulai dibangun sejak Desember 2021. Terbagi dalam tiga zona, yaitu Zona 1 (Sisi Waduk Setiabudi, Bangunan 3 lantai), Zona 2 (Jembatan Jl. Galunggung dan Jembatan Banjir Kanal), dan Zona 3 (Sisi Rel Kereta Stasiun Sudirman, Bangunan 2 lantai).
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 5 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 11 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 14 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu