Dorong Peran Serta RT dan RW, Benyamin Minta Bantu Masyarakat Kurangi Produksi Sampah Rumahan
SERPONG, Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie mendorong peran serta RT dan RW dalam segala bentuk proses pembangunan serta persolan yang dihadapi oleh wilayah termuda se-Provinsi Banten ini. Salah satunya, yakni problematika mengenai persampahan.
Hal tersebut Ia sampaikan dalam kegiatan pembinaan kelembagaan untuk RT, RW, Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LBM) di Kelurahan Lengkong Gudang Timur, Serpong, Tangsel, Kamis (2/11/2023).
Menurutnya, persoalan sampah tidak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya, kini jumlah produksi sampah di Tangsel telah mencapai angka yang fantastis.
Ditambah lagi, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang dimilikinya di Cipeucang, Serpong, Tangsel, kini sudah tak penuh dan tidak bisa menampung lebih banyak lagi.
"Per rumah, 0,5 atau setengah kilogram per hari produksi sampahnya. Dikali 1,4 juta jumlah penduduk, maka sehari mencapai 1.000 ton. Besok ketika penduduk naik, enggak tahu berapa jumlah sampahnya," ujar Benyamin.
Ia khawatir jika persoalan ini tak kunjung diperhatikan, maka akan menimbulkan permasalahan baru. Seperti halnya peristiwa kebakaran hebat yang terjadi di TPA Rawa Kucing, beberapa waktu lalu.
Maka dari itu, Ia meminta kepada Camat hingga RT dan RW untuk ikut serta melakukan edukasi kepada masyarakat perihal masalah persampahan ini.
Caranya, yakni dengan mengurangi produksi sampah sejak dari rumah masing-masing. Sehingga, volume sampah per hari dapat berkurang.
"Tolong yang dari rumah tangga bisa dieliminasi. Bekas daging, ikan, nasi, gak usah dibuang. Misalnya kasih aja ikan lele. Seperti di Sleman, itu depan rumah dipelihara saja. Dari sebesar dua jari, lama-lama kalau sampai 3 bulan, lele itu jadi besar. Bisa untuk konsumsi," ucap Benyamin memberikan contoh untuk mengurangi produksi sampah rumah tangga.
Benyamin melanjutkan, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah. Misalnya saja dengan mengolahnya menjadi suatu karya yang bernilai tambah.
"Bagaimana mengelola sampah saya sudah minta Pak Camat dan Pak Lurah, di kelurahan coba tolong kalau bisa 20-30 persen itu dieliminasi. Mau jadi tas atau apa, asal jangan dibakar, diolah sedemikian rupa. Untuk menangani sampah. Silakan berkreatifitas," ungkapnya.
Kemudian di sisi lain, Benyamin juga telah melakukan sejumlah upaya guna menyelesaikan persoalan ini.
Mulai dari menjajaki kerjasama ihwal pembuangan sampah dengan wilayah lain, hingga upaya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
"Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 yang mengamanatkan penanganan sampah menjadi energi listrik. Kita sudah lakukan kajian. Nilai investasi tadinya Rp1,8 triliun, kemudian pada kajian akhir menjadi Rp2,3 triliun. Saya sudah lelang ke mancanegara. Sampai hari ini, belum ada satu yang serius menangani menghadirkan, karena persoalannya banyak sekali problematikanya," paparnya.
Maka dengan demikian, Benyamin berharap agar sinergi antara pemerintah Kota, RT, RW dan masyarakat dapat terjalin. Sehingga permasalahan sampah dan persoalan lainnya yang ada di wilayah termuda se-Provinsi Banten ini dapat ditangani.
"Jadi banyak lagi hal-hal yang perlu kita tangani bersama. Saya tidak punya infrastruktur yang lengkap, kecuali tanpa adanya bantuan BKM, RT, dan RW," pungkasnya.
Nasional | 23 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 23 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu