Kolaborasi dengan Pegiat Eco Enzyme, Bank Lestari Banten Beri Edukasi Pengelolaan Sampah Tingkat Rumah Tangga

TANGERANG - Sampah sisa makanan menjadi sumber timbulan sampah terbesar di Indonesia. Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), sisa makanan mengisi 40,28% dari total 17,027,843.29 ton total sampah nasional. 

Angka jumlah sampah ini tentu kian mengkhawatirkan mengingat pengelolaan sampah di Indonesia masih minim. Hal inilah yang mendorong Bank Lestari Banten (BPR) berkolaborasi dengan seorang pegiat Eco Enzyme, Ling Trifosa dalam acara "Ecoenzyme: Terobosan Ramah Lingkungan!" yang diadakan pada Selasa, 9 Januari 2024, di Bank Lestari Banten (BPR) Cabang BSD - Foresta Business Loft 6.  

Eco Enzyme merupakan sebuah terobosan baru dalam pengelolaan sampah. Enzim tersebut merupakan hasil fermentasi dari limbah sampah organik yang biasanya berasal dari sisa makanan seperti buah, sayur, gula, dan air. Cairan ini banyak digunakan dalam berbagai kebutuhan sehari-hari di bidang pertanian, peternakan, hingga rumah tangga. 

Ling Trifosa menjelaskan, ini adalah salah satu cara manajemen sampa yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk menjadi salah satu produk bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari dan tetap ramah lingkungan. "Cara membuatnya mudah sekali, bisa dilakukan oleh Bapak/Ibu di rumah, bahkan di lahan yang sempit sekalipun," ujar Ling. 

Ia menambahkan, produk Eco Enzyme juga bisa digunakan sebagai pupuk dan pestisida alami hingga menjadi cairan pembersih rumah. pada kesempatan ini, Ling juga membagikan cara mudah membuat Eco Enzyme sendiri di rumah. 

Acara ini dihadiri oleh Komunitas Bank Sampah Migunani dan terbuka juga untuk masyarakat umum yang tertarik dengan isu lingkungan dan pengelolaan sampah. 

Eka Desyanti selaku Direktur Bank Lestari Banten (BPR) menyampaikan keprihatinan dan kekhawatirannya atas kondisi pengelolaan sampah di Indonesia. 

"Setidaknya dengan gerakan-gerakan kecil seperti ini di tingkat rumah tangga tentu akan memberi dampak positif untuk lingkungan sekitar. Semoga seluruh peserta yang hadir bisa mendapat ilmu yang baru terkait pengelolaan sampah dan bisa menerapkannya di tingkat rumah tangga terlebih dahulu," tutup Eka.