TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Budidaya Sorgum Bisa Jadi Solusi Kemiskinan & Krisis Pangan

Oleh: AY/RM.ID
Jumat, 10 Juni 2022 | 12:48 WIB
Ketua KSP Moeldoko. (Ist)
Ketua KSP Moeldoko. (Ist)

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengundang para pakar di bidang teknologi dan pangan ke Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat (10/6), untuk bersama-sama mengembangkan sorgum.

Ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah, dalam menghidupkan kembali tanaman biji-bijian yang tergolong bandel,  sebagai salah satu alternatif bahan pangan di Indonesia.

"Presiden Jokowi juga kaget melihat sorgum bisa tumbuh baik di Waingapu, NTT, yang kondisi tanahnya kering kerontang. Bahkan jagung, kacang hijau dan bawang merah ditanam di sana, gagal," kata Moeldoko.

"Sorgum jelas bisa diandalkan untuk jadi alternatif pangan. Saya semakin yakin, dengan sorgum yang saat ini dikembangkan di Waingapu,” imbuhnya.

Panglima TNI (2013-2015) tersebut menekankan, saat ini pemerintah sedang berupaya memikirkan budidaya sorgum, hingga ke proses pasca panennya.

Oleh karena itu, Kantor Staf Presiden (KSP) mengundang para pakar ini untuk membicarakan prospek sorgum. Baik dari sisi budidaya yang berkaitan dengan hasil riset, maupun sisi industrialisasi sorgum.

“Ada hasil penelitian yang bisa meningkatkan usia produktivitas sorgum, dari biasanya dipanen setelah 90 hari, menjadi bisa dipanen setelah 70 hari. Bahkan, hasil panen yang biasanya 3 ton per hektar dengan teknologi, bisa dikembangkan menjadi 7-8 ton per hektare," papar Moeldoko.

Para pakar pun menyambut baik niat pemerintah. Karena sorgum memang dianggap menjadi solusi kemiskinan, masalah lingkungan dan krisis pangan.

Bahkan, institusi riset tenaga nuklir di bawah naungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sudah mengembangkan tiga varietas benih sorgum unggulan yakni Pahat (Pangan Sehat), Samurai 1, dan Samurai 2.

Hasil penelitian para pakar sorgum Indonesia ini pun telah banyak digunakan oleh petani di Afrika.

“Kami memang sudah sejak lama ingin mengembangkan ini. Jadi, niat pak Moeldoko mengundang kami untuk membicarakan budidaya sorgum, menjadi momen yang pas. Semoga program pemerintah ini bersinergi dengan kita. Maka kita siap untuk membantu program yang sudah berjalan saat ini,” kata Dr. Ir. Kaseno, akademisi Jurusan Bioteknologi, Universitas Indonesia.

Kaseno menjelaskan, sorgum adalah produk pertanian yang zero waste. Setiap bagian dari sorgum bisa dimanfaatkan.

Biji sorgum bisa dijadikan beras, dan diolah menjadi tepung. Sementara bagian batangnya, bisa diolah menjadi gula cair, gula kristal atau bioetanol.

Bahkan, setelah semua proses itu, sisa batang, daun dan akar sorgum bisa diolah menjadi pupuk pertanian dan pakan ternak.

“Sorgum ini bisa hidup di lahan marginal dan kritis. Sementara lahan marginal di Indonesia, jumlahnya sangat banyak sekali. Jadi, dengan sorgum ini, kita yakin Indonesia bisa swasembada pangan,” terang Kaseno.

Seperti diketahui, pada 2 Juni lalu, Presiden Joko Widodo bersama Moeldoko sempat menanam dan memanen sorgum di lahan budidaya seluas 400 hektar di Desa Laipori, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kunjungan Presiden ke Sumba Timur ini berkaitan dengan upaya pemerintah mencari alternatif pangan, sebagai tindak lanjut atas peringatan Badan Pangan Dunia (FAO) tentang ancaman krisis pangan global akibat perubahan iklim. (HES/Arm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo