Beri Imbauan Perjalanan Wisata Masyarakat, Dishub : Jangan Tergiur Harga Bus Murah
SERPONG - Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Heris Cahya Kusuma mengimbau kepada masyarakat yang hendak melakukan perjalanan wisata agar tidak tergiur dengan harga bus pariwisata yang murah.
Menurut Heriys, hal utama yang harus diperhatikan adalah faktor kelayakan uji dari bus pariwisata tersebut. Baik dari segi administrasi maupun fisik kendaraan.
"Saya imbau kepada masyarakat untuk lebih cerdas kembali dalam memilih armada yang digunakan. Jangan tergiur dengan harga murah. Kadang yang murah itu tidak lengkap administrasinya dan kelayakannya," imbau Heris saat dijumpai di kantornya, Jumat (17/5/2024).
Dari segi administrasi, tegas Heris, setiap pengelola bus harus memastikan bahwa armadanya telah lulus dari pengujian KIR atau Uji Kelayakan Kendaraan yang wajib dilakukan selama enam bulan sekali. Serta juga memastikan bahwa kartu pengawasan yang dikeluarkan oleh Kementerian masih aktif.
"Kemudian dari sisi fisiknya, harus dipastikan kondisinya baik. Mulai dari lampu depan, belakang, dan lampu remnya, kemudian juga klaksonnya. Selanjutnya juga harus dicek terkait remnya. Tekanan anginnya bagaimana, normal atau tidak, ada kebocoran atau tidak," papar Heris.
Selain itu yang tak kalah pentingnya, lanjut Heris, adalah pengecekkan kondisi ban kendaraan.
"Banyak PO PO ya mungkin karena menghemat biaya, banyak yang menggunakan ban vulkanisir. Takutnya kalau pakai ban vulkanisir itu bisa pecah ban," imbuhnya.
Untuk memastikan kedua hal tersebut, Dishub Kota Tangsel secara rutin melaksanakan inspeksi keselamatan ke PO bus yang ada di wilayahnya.
Seperti yang dilakukan di PO Bus Royal Platinum, dan Blue Star, Kamis (16/5/2024) kemarin.
Namun yang mengkhawatirkan, kata Heris, banyak masyarakat yang lebih memilih bus dari luar Tangsel. Hanya karena harganya yang murah.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya telah mengirimkan surat imbauan ke Kecamatan dan Kelurahan.
"Mengimbau masyarakat yang mau mengadakan perjalanan, seperti ziarah dan segala macamnya. Agar melaporkan ke Kelurahan setempat. Dan kelurahan setempat itu lapor ke kita. Memang kebanyakan mobil itu dari luar Tangsel. Kita cek administrasinya, nanti kita cek. Misalkan plat daerah Jawa, itu kita cek ke daerah tersebut," jelas Heris.
Jika masih aktif, lanjut Heris, maka pihaknya akan mengirim surat atau menghubungi langsung pihak penanggungjawab mengonfirmasi bahwa bus tersebut telah layak jalan.
"KIR-nya asli atau palsu. Kalau tidak, kita kasih surat imbauan untuk mengganti unit kendaraan atau pembatalan perjalanan," tegasnya.
Heris melanjutkan jika masyarakat masih ragu dengan kondisi bus yang akan digunakan, bisa berkoordinasi dengan Dishub untuk dilakukan pengecekkan fisik kendaraan.
"Kalau ragu-ragu takut ada masalah fisiknya bisa didatangkan saja ke Dinas Perhubungan. Jadi dibawa ke sini. Karena kalau kita jemput bola, dengan SDM yang terbatas kayaknya kalau harus terjun ke lapangan agak kerepotan," tuturnya.
Sejauh ini, Heris memaparkan, sedikitnya ada 10 pelaporan perjalanan yang telah tercatat masuk.
"Ada SMP, SD. Ada bus Tangsel dan ada bus luar Tangsel. Kalau dari 10 itu sih rata-rata layak jalan semua, KIR-nya juga masih aktif," tandasnya.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu