Terima Hasil Pilpres, Jangan Marah Mulu
JAKARTA - Mahfud MD mengajak semua pihak melupakan persaingan saat Pilpres 2024. Mantan Cawapres 03 ini berharap tidak ada lagi sikap saling menjatuhkan, apalagi sampai marah-marah karena tidak menerima kekalahan.
Mahfud minta pemenang Pilpres 2024 diterima lapang dada oleh semua pihak, karena sudah saatnya bersatu demi kemajuan bangsa dan negara.
Ajakan itu disampaikan Mahfud dalam acara Gebyar Hijriyah Tahun Baru Islam 1446 H bertema 'Nusantara Bertamaddun Menuju Indonesia Emas', di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (7/7/2024). Mantan Menko Polhukam ini, memberikan tausiah dalam acara ini. Banyak hal yang disampaikan Mahfud, mulai dari arti Indonesia Emas 2045, politik, hingga membahas urusan keadilan dan kemakmuran rakyat.
Mulanya, Mahfud memberikan gambaran kepada para hadirin mengenai arti Indonesia Emas. "Indonesia Emas itu adalah Indonesia satu merdeka, itu alinea kedua Pembukaan UUD 1945," terangnya.
Mahfud menekankan, rakyat Indonesia sudah diantarkan ke depan pintu gerbang kemerdekaan. Seluruh rakyat yang semula terpecah belah, berhasil disatukan oleh para pejuang.
Oleh karenanya, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini, berharap semua pihak bisa meredam emosi meski mengalami kekalahan dalam Pilpres 2024. Dan mengajak semua pihak mendukung Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Mahfud tak ingin lagi mendengar adanya luapan emosi yang menuding Pilpres penuh kecurangan. Sebab, bagaimana pun juga, kemenangan Prabowo-Gibran atas dasar pilihan rakyat. Maka, pihak yang kalah mesti lapang dada dan menunjukkan sikap beradab.
"Yang menang harus diakui, jangan marah-marah melulu. Ndak bisa, itu tidak berkeadaban namanya,” ucapnya.
Mantan Cawapres Ganjar Pranowo ini menegaskan, boleh saja saat Pilpres, para pendukung merasa calonnya paling hebat. Namun, yang menentukan adalah rakyat. Pilihan rakyat harus dihargai.
“Ya sudah, rakyat milih itu. Apa pun variasi yang mendekati, itu harus kita akui. Mari membangun peradaban," pungkasnya.
Ajakan Mahfud ini disambut baik oleh kubu 01, 02, maupun 03. PDIP, selaku parpol utama di 03, setuju dengan Mahfud. Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno menilai, yang disampaikan Mahfud sudah tepat dan bijaksana. Dia menyatakan, etika demokrasi memang harus ditunjukkan dengan menerima kekalahan.
"Memang demikianlah etika berdemokrasi. Kita semua berperan dalam proses membangun keadaban politik," ujarnya, Minggu malam (7/7/2024).
Namun, anggota Komisi XI DPR ini memberikan catatan, semua dugaan kecurangan yang terjadi dalam gelaran Pilpres 2024 bakal menjadi sejarah bangsa Indonesia. Menurutnya, semua pihak seharusnya mengacu pada Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR) Nomor VI Tahun 2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
"Jika itu kita jadikan acuan dalam kehidupan berbangsa, kita akan layak menjadi bangsa yang bersih. Jika tidak, kita akan menjadi kerdil dan pecundang dalam kontestasi menuju negara maju," pungkasnya.
PKB, sebagai salah satu parpol pendukung 01, berharap situasi politik tak lagi panas, karena Pilpres telah selesai. Menurut Ketua DPP PKB Daniel Johan, saat ini Indonesia telah memiliki penerus Presiden Jokowi. Meski dulu partainya mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Daniel mengajak pihak lain bersatu dan mendukung Pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya.
"Setuju dengan Prof Mahfud. Tinggal masyarakat mengawal agar pemerintahan nanti benar-benar berjalan sesuai amanat konstitusi dan mewujudkan cita-cita proklamasi," ucapnya, Minggu malam (7/7/2024).
Dari kubu 02, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan, Indonesia menganut sistem demokrasi. Semua hasil yang diperoleh lewat mekanisme Pemilu, baik Pileg maupun Pilpres, sudah berjalan konstitusional.
“Itu semua harus diterima dengan baik. Yang kalah harus Ikhlas, harus legowo, bahwa pasangannya, timnya, kelompoknya kalah dalam pertandingan persahabatan di Pemilu Presiden," ujarnya, Minggu malam (7/7/2024).
Kalau tidak terima kekalahan, lanjut Viva, hasrat politik tersebut bisa ditumpahkan dalam pertarungan Pilpres lima tahun mendatang. Jadi, bukan menentang hasil Pemilu saat ini.
"Kita tidak usah muter-muter lagi, masalah Pilpres sudah tutup buku. Harus move on, harus beradaptasi ke depan. Bagaimana caranya menghadapi tantangan ini dalam membangun peradaban Indonesia," pungkasnya.
TangselCity | 21 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 16 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 13 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu