Demokrat Dan PAN Pasang Badan Bela Pencalonan Bobby Di Sumut
JAKARTA - Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) kompak pasang badan untuk keluarga Presiden Jokowi yang dikritik PDIP karena maju di Pilpres dan Pilkada. Menurut Demokrat dan PAN, sah-sah saja anak dan menantu Jokowi maju di Pilpres dan Pilkada, karena itu bentuk regenerasi.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan, baru di era saat ini seorang menantu hingga anak dari pemimpin negara disiapkan untuk kontestasi di dunia politik. Hal ini merujuk pada langkah Wali Kota Medan, Bobby Nasution, yang maju di Pilgub Sumatera Utara, dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang sebelumnya terpilih sebagai Wakil Presiden.
"Sejak Presiden Bung Karno, Pak Harto, Habibie, Gus Dur, Bu Mega, Pak SBY, baru kali ini. Mulai dari anaknya, menantunya, mungkin cucunya, mungkin saudaranya akan disiapkan. Di dalam demokrasi prosedural, oke boleh. Tapi di dalam demokrasi, di dalam politik itu ada etika, ada moral," ucap Djarot.
Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Kamhar Lakumani tak sependapat dengan pernyataan Djarot. Menurutnya, proses mempersiapkan seseorang menjadi pemimpin bangsa adalah fitrah manusia. Baik itu di dalam partai, organisasi, maupun keluarga. Proses ini, bagian untuk menghadapi dinamika politik yang ada.
“Regenerasi dalam berbagai hal merupakan fitrah sebagai makhluk sosial. Termasuk, mempersiapkan anak, cucu dan seterusnya agar siap menghadapi dan merespons dinamika yang ada,” ujarnya, Sabtu (13/7/2024).
Untuk proses pemilihannya, kata Kamhar, bisa diawasi. Tidak hanya oleh parpol seperti PDIP, pengawasan juga bisa dilakukan oleh publik. Termasuk, memberikan pengawasan ketika pimpinan melakukan indikasi penyalahgunaan kekuasaan.
Termasuk bila ada indikasi penyalahgunaan kekuasaan(abuse of power) dalam pelaksanaannya, baik dalam hal penyusunan atau perubahan regulasi maupun operasional di lapangan,”katanya.
Dia menduga, nyinyiran Djarot terhadap Jokowi berkaitan antara komunikasi politik antara PDIP dengan mantan Gubernur DKI Jakarta yang mampet. Sebab, ketika komunikasi lancar, PDIP tak pernah mengkritik Jokowi.
“Kritisisme publik yang semakin ke sini semakin terbanguntentu saja bisa menilai apa yang menjadi motif pernyataan Pak Djarot ini. Ketika hubungan dengan Pak Jokowi terjalin mesra, terus-menerus menyanjung. Sebaliknya, ketika hubunganrenggang, terus-menerus mencela," ucapnya, menyindir balik.
Sedangkan, Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, menyebut setiap pemimpin memiliki gaya sendiri. "Presiden memiliki gaya, memiliki ciri khas dalam melakukan komunikasi politik dan memiliki pribadi masing-masing,” ujar Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN Viva Yoga Mauladi, di Jakarta, Sabtu (13/7/2024).
Yoga berpandangan, sebagai Presiden, Jokowi memiliki visi, perjuangan, pandangan, dan cita-cita menjadikan Indonesia bangsa yang adil, makmur, berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, memiliki kepribadian dalam kebudayaan seperti yang disampaikan oleh Bung Karno.
PAN menilai, seluruh Presiden di Indonesia dari Presiden Bung Karno hingga Jokowi memiliki kesamaan pandangan politik yang sama. Dia pun menyayangkan pernyataan Djarot bahwa hanya Jokowi yang mempersiapkan anak sampai menantu untuk ikut Pemilu.
"Saya rasa seluruh presiden di Indonesia memiliki kesetaraan politik yang relatif sama, komitmen yang sama. Jadi, Presiden tidak main-main. Presiden memiliki pengorbanan yang tiada tara yang tidak bisa dihitung dengan uang," katanya.
TangselCity | 9 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 12 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu