Polusi Jakarta Terburuk Di Dunia
JAKARTA - Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta akan memperkuat upaya memperbaiki kualitas udara. Salah satunya, akan menambah dua unit mobil watermist yang akan difungsikan khusus wara-wiri keliling menekan polusi.
Dalam tiga hari berturut-turut, udara di Jakarta masuk kategori tidak sehat. Bahkan, situs pemantau kualitas udara kota-kota besar di dunia IQAir menempatkan Jakarta di urutan teratas sebagai kota dengan kualitas udara terburuk.
Pada Jumat (26/7/2024) pagi, IQAir menempatkan Jakarta di posisi ketiga. Indeks kualitas udara (AQI) di angka 157 dan Jakarta masuk dalam zona merah. Sabtu (27/7/2924) pagi, AQI Jakarta meningkat, di angka 164. Jakarta berada di nomor dua. Dan Minggu (28/7/2024) pada pukul 11.00 WIB, AQI Jakarta semakin parah, yakni di angka 177. Jakarta kembali menempati posisi kedua sebagai kota dengan kualitas udara terburuk.
Untuk penanganan udara, Dinas LH DKI Jakarta akan menambah dua unit mobil watermist. Pengadaan tersebut akan direalisasikan tahun ini.
Kepala Dinas LH Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, mobil tersebut akan digunakan keliling Jakarta untuk melakukan penyiraman di jalan-jalan protokol.
Mobil watermist ini memiliki kemampuan menjangkau 50 meter dan kapasitas tangki air 5.000 liter.
“Ke depan untuk kebijakan watermist itu, kami akan coba kuatkan dengan Peraturan Gubernur,” kata Asep di Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (27/7/2024).
Selain mobil watermist, Dinas LH DKI juga akan menambah 4 unit Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) sehingga totalnya mencapai 18 unit SPKU pada 2024. SPKU dipasang agar pihaknya bisa mengetahui lebih akurat data seputar peredaran udara di Jakarta.
SPKU yang terpasang pada umumnya bisa mendeteksi beberapa polutan yang beredar di udara, seperti PM10, PM2.5, Gas Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx), Sulfur Dioksida (SO2), dan Ozon (O3). Selain berfungsi untuk memantau kualitas udara, SPKU yang terpasang di Jakarta bermanfaat bagi warga yang ingin mengetahui kualitas udara di wilayah sekitar.
Hasil pantauan juga akan dimuat di situs baru udara. “Laman barunya udara.jakarta.go.id. Seluruh masyarakat Jakarta bisa melihat kualitas udara dan keadaan cuaca,” ujarnya.
Razia Emisi
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Ahmad Mardono mendorong Dinas LH DKI menggencarkan razia uji emisi untuk menjaring kendaraan yang tak layak mengaspal di ruas jalan Ibu Kota. Hal ini diyakini bakal memberikan dampak signifikan membersihkan udara Jakarta.
“Perlu upaya-upaya untuk menekan polusi udara. Misalnya dengan cara langsung ke hilirnya, yakni uji emisi terhadap kendaraan-kendaraan yang memang sudah tak layak jalan. Ini harus terus menerus,” kata Mardono di Gedung DPRD DKI Jakarta.
Selain merazia kendaraan, Dinas LH diharapkan kembali gencar mengkampanyekan penggunaan sepeda sebagai alat mobilitas sehari-hari. Sebab, penggunaan sepeda pernah menjadi tren di Jakarta beberapa tahun lalu.
“Sekarang jalurnya sudah banyak disalahgunakan,” ujarnya.
Selain itu, upaya pemulihan kualitas udara di Jakarta harus dilakukan dengan menyentuh akar permasalahan. Sehingga efek pemulihan jangka panjang untuk melahirkan budaya mobilitas baru di masyarakat.
“Sekarang yang sedang dikerjakan Dinas Lingkungan Hidup adalah SPKU (Stasiun Pemantauan Kualitas Udara). Padahal, masalah mendasarnya, kita mau mengurangi polusi dan pencemaran udara. Akar masalahnya harus diatasi,” tandasnya.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu