TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Polusi Jakarta Terburuk Di Dunia

Oleh: Farhan
Selasa, 30 Juli 2024 | 09:55 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta akan memperkuat upaya memperbaiki kualitas udara. Salah satunya, akan menambah dua unit mobil watermist yang akan difungsikan khusus wara-wiri keliling menekan polusi.

Dalam tiga hari berturut-turut, udara di Jakarta masuk kategori tidak sehat. Bahkan, situs pemantau kualitas udara kota-kota besar di dunia IQAir menempatkan Jakarta di urutan teratas sebagai kota dengan kualitas udara terburuk.

Pada Jumat (26/7/2024) pagi, IQAir menempatkan Jakarta di posisi ketiga. Indeks kualitas udara (AQI) di angka 157 dan Ja­karta masuk dalam zona merah. Sabtu (27/7/2924) pagi, AQI Jakarta meningkat, di angka 164. Jakarta berada di nomor dua. Dan Minggu (28/7/2024) pada pukul 11.00 WIB, AQI Jakarta semakin parah, yakni di angka 177. Jakarta kembali menempati posisi kedua sebagai kota dengan kualitas udara terburuk.

Untuk penanganan udara, Dinas LH DKI Jakarta akan menambah dua unit mobil wa­termist. Pengadaan tersebut akan direalisasikan tahun ini.

Kepala Dinas LH Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, mobil tersebut akan digunakan keliling Jakarta untuk melakukan penyiraman di jalan-jalan protokol.

Mobil watermist ini memiliki kemampuan menjangkau 50 meter dan kapasitas tangki air 5.000 liter.

“Ke depan untuk kebijakan watermist itu, kami akan coba kuatkan dengan Peraturan Gu­bernur,” kata Asep di Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Ja­karta Timur, Sabtu (27/7/2024).

Selain mobil watermist, Dinas LH DKI juga akan menambah 4 unit Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) sehingga totalnya mencapai 18 unit SPKU pada 2024. SPKU dipasang agar pihaknya bisa mengetahui lebih akurat data seputar peredaran udara di Jakarta.

SPKU yang terpasang pada umumnya bisa mendeteksi beberapa polutan yang beredar di uda­ra, seperti PM10, PM2.5, Gas Karbon Monoksida (CO), Ni­trogen Oksida (NOx), Sulfur Dioksida (SO2), dan Ozon (O3). Selain berfungsi untuk memantau kualitas udara, SPKU yang terpasang di Jakarta bermanfaat bagi warga yang ingin mengetahui kualitas udara di wilayah sekitar.

Hasil pantauan juga akan dimuat di situs baru udara. “La­man barunya udara.jakarta.go.id. Seluruh masyarakat Ja­karta bisa melihat kualitas udara dan keadaan cuaca,” ujarnya.

Razia Emisi

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Ja­karta Ahmad Mardono mendo­rong Dinas LH DKI menggen­carkan razia uji emisi untuk menjaring kendaraan yang tak layak mengaspal di ruas jalan Ibu Kota. Hal ini diyakini bakal memberikan dampak signifikan membersihkan udara Jakarta.

“Perlu upaya-upaya untuk menekan polusi udara. Misalnya dengan cara langsung ke hilirnya, yakni uji emisi terhadap kendaraan-kendaraan yang memang sudah tak layak jalan. Ini harus terus menerus,” kata Mardono di Gedung DPRD DKI Jakarta.

Selain merazia kendaraan, Dinas LH diharapkan kem­bali gencar mengkampanyekan penggunaan sepeda sebagai alat mobilitas sehari-hari. Sebab, penggunaan sepeda pernah menjadi tren di Jakarta beberapa tahun lalu.

“Sekarang jalurnya sudah banyak disalahgunakan,” ujarnya.

Selain itu, upaya pemulihan kualitas udara di Jakarta harus dilakukan dengan menyentuh akar permasalahan. Sehingga efek pemulihan jangka panjang untuk melahirkan budaya mo­bilitas baru di masyarakat.

“Sekarang yang sedang diker­jakan Dinas Lingkungan Hidup adalah SPKU (Stasiun Peman­tauan Kualitas Udara). Padahal, masalah mendasarnya, kita mau mengurangi polusi dan pence­maran udara. Akar masalahnya harus diatasi,” tandasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo