TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Imam Besar Cium Kening Paus, Paus Cium Tangan Imam Besar

Indahnya Persatuan Umat Terjadi Di Istiqlal

Laporan: AY
Jumat, 06 September 2024 | 08:10 WIB
Foto : RM
Foto : RM

JAKARTA - Adem, indah, dan mengharukan. Begitu suasana yang terasa saat Paus Fransiskus bertemu dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Nasaruddin Umar, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Dalam pertemuan itu, keduanya saling memuji dan mengagumi satu sama lain. Dan, tak cuma dengan kata-kata, Prof Nasar menunjukkannya dengan mencium kening Paus. Pemimpin Agung Gereja Katholik Dunia itu, lalu membalasnya dengan mencium tangan Prof Nasar. Sungguh, indahnya persatuan umat terasa di Istiqlal!

Momen mengesankan ini, terjadi saat keduanya menghadiri pertemuan dengan para pemimpin agama di halaman Masjid Istiqlal. Untuk gelaran ini, panitia mendirikan sebuah tenda besar beraksen merah-putih.

Sejak pukul 07.30 pagi, para tamu undangan sudah berdatangan ke lokasi. Di antaranya ada Jusuf Kalla (JK), Ibu Sinta Nuriyah Wahid, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Marsudi Suhud, Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti, serta Cendekiawan Muslim Quraish Shihab dan Gus Ulil Abshar Abdalla. Hadir juga dari perwakilan tokoh agama Kristen, Katholik, Konghucu, Buddha, hingga Penganut Kepercayaan. Dari kalangan pejabat, hadir Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Paus tiba di lokasi sekitar pukul 9.30 pagi. Pemimpin Negara Vatikan ini, masih menumpang Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid warna putih. Dan, masih duduk di bagian depan. Di samping sopir.

Turun dari mobil, Paus disambut Prof Nasar yang mengenakan pakaian putih-putih. Keduanya berangkulan, lalu cipika-cipiki. Tak pakai lama, Prof Nasar mengajak Paus melihat Terowongan Persahabatan. Terowongan ini menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, yang berada di seberang jalannya.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan penandatanganan Deklarasi Istiqlal. Di hadapan Paus, para tokoh lintas agama, lalu membacakan deklarasi tersebut. Deklarasi ini berisi tentang peneguhan kerukunan umat beragama untuk kemanusiaan, serta seruan perbaikan lingkungan dalam menghadapi krisis iklim.

Prof Nasar dan Paus lalu menyampaikan pidato. Dalam sambutannya, Prof Nasar menceritakan berbagai terobosan untuk menjadikan Masjid Istiqlal bukan hanya sebagai tempat ibadah umat Islam. Namun, menjadi rumah kemanusiaan.

Karena itu, siapa pun boleh masuk dan mendapatkan manfaat dari masjid terbesar di Asia Tenggara itu. Ulama kelahiran Sulawesi Selatan itu pun merasa berbahagia karena Paus mengapresiasi terowongan tersebut. "Tentu ini menambah semangat kami untuk menyuarakan harmoni," ujarnya.

Ia juga mengaku senang dengan kehadiran Paus di Masjid Istiqlal. Karena ini artinya, toleransi dan dialog antaragama bukan hanya diseminarkan dan diwacanakan, tapi juga dibuktikan, dengan nyata. Prof Nasar pun yakin, kunjungan Paus akan semakin memupuk semangat kerukunan dan dialog antaragama di Indonesia.

Sementara itu, dalam pidatonya, Paus turut menyampaikan terima kasih atas sambutan yang diberikan oleh Prof Nasar. Paus juga memuji keberadaan terowongan persahabatan, karena bermakna, dua tempat ibadah agung tak hanya saling berhadapan, tapi juga saling berhubungan satu sama lain. Dengan begitu, memungkinkan adanya perjumpaan dan dialog. Menurut Paus, dialog ini penting untuk menumbuhkan persaudaraan dan solidaritas.

Paus juga mengapresiasi Deklarasi Istiqlal. Karena deklarasi itu mengajak untuk meneguhkan kerukunan umat beragama, kemanusiaan, dan tanggung jawab mengatasi berbagai persoalan, termasuk krisis lingkungan.

Paus juga memuji Indonesia yang memiliki banyak budaya, suku bangsa dan adat istiadat. Menurut Paus, keragaman yang dimiliki Indonesia inilah kekayaan yang sebenarnya. Kekayaan bukan tambang emas, tapi kerukunan dan persatuan.

"Ketahuilah harta yang paling berharga adalah kemauan agar perbedaan tidak menjadi alasan untuk bertikai, tetapi diselaraskan dalam kerukunan dan rasa saling menghormati," ujar Paus. "Jangan sia-siakan anugerah ini!," tambah Paus.

Paus mengakhiri pidatonya dengan kembali mengajak hadirin untuk terus menjaga kerukunan. "Maju terus, Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Terima kasih," pungkasnya, disambut tepuk tangan meriah.

Acara diakhiri dengan melakukan sesi foto bersama di halaman Masjid Istiqlal. Paus dan Prof Nasar foto bersama dengan para tokoh yang hadir. Di akhir sesi, dua pemuka agama itu, lalu saling berjabat tangan.

Sebelum Paus meninggalkan lokasi, Prof Nasar mencium kening Paus dengan takzim tanda penghormatan dan persahabatan. Hidung Prof Nasar menempel di kening Paus. Tangan kanannya menyalami Paus. Sementara tangan kirinya merangkul di pundak Sri Paus.

Mendapat perlakuan itu, Paus menutupkan matanya sambil tersenyum. Setelah itu, Bapa Suci membalas dengan mencium tangan Prof Nasar hingga dua kali. Ciuman terakhir, Paus menempelkan tangan Imam besar di pipi kanannya.

Pemandangan ini dengan cepat menjadi trending topic di jagat maya, karena mengharukan, sekaligus memberikan kesejukan. Semoga saja, kebersamaan dalam keberagaman terus tumbuh di Indonesia. Amin.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo