Polisi Didesak Serius Tangkap DPO Pelecehan Seksual di Panti Asuhan
TANGERANG - Polres Metro Tangerang Kota didesak untuk segera menangkap Daftar Pencarian Orang (DPO) dalam kasus pelecehan seksual di Panti Asuhan Yayasan Darussalam Annur, di Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang. Sebab, hingga kini salah satu tersangka, Yandi Supriyadi (28), masih belum juga tertangkap.
“Yandi ini salah satu pelaku masih buron. Kita belum dapat kabar apa-apa dari polisi. Kami ingin pelaku atas nama Yandi Supriyadi itu segera diringkus polisi,” ujar salah satu orang tua asuh, Dien Desvi, Kamis (17/10).
Diketahui, pihak berwajib telah menetapkan tiga tersangka pelaku pelecehan seksual tersebut, yaitu Sudirman (49) yang merupakan pemilik panti asuhan dan Yusuf Bahtiar (30) pengasuh panti. Namun, tersangka yang masih DPO, Yandi Supriyadi belum ditemukan.
Relawan lainnya yang enggan disebutkan namanya pun berharap polisi serius memburu Yandi. Pasalnya, berdasarkan keterangan korban, Yandi kerap kali melakukan penyimpangan seksual terhadap para korban.
“Saya berupaya secara persuasif kepada korban-korban agar mereka mau bercerita. Perbuatan Yandi ini sangat keji. Maka kita berharap polisi segera menangkapnya,” ucapnya.
Di sisi lain, ia turut prihatin kepada Yandi. Sebab, yang bersangkutan merupakan korban kebejatan tersangka Sudirman. Relawan guru ngaji lepas itu menceritakan, sebelum Yandi masuk ke panti Yayasan Darussalam Annur, pernah sekolah di SMA Negeri 9 Kota Tangerang.
Lantaran beban biaya sekolah yang tinggi, membuatnya putus sekolah saat masih duduk di kelas 1 di SMA Negeri 9.
“Waktu itu bapaknya Yandi sudah meninggal dan ibu kandungnya ada di Sukabumi, Jawa Barat. Sebelum tinggal di panti, dirinya tinggal bersama kakak perempuannya di wilayah Kecamatan Pinang. Yandi punya kakak laki-laki seorang polisi tapi katanya cuek tidak mau membiayai sekolahnya,” ungkapnya.
Menurutnya, Yandi sempat melamar pekerjaan di sebuah usaha catering. Karena masih anak-anak, pengusaha catering menitipkan Yandi ke panti Yayasan Darussalam Annur. Setelah di dalam panti, Yandi di sekolahkan oleh Sudirman di salah satu SMA swasta di bilangan Kecamatan Pinang hingga lulus.
“Mungkin Yandi menceritakan kehidupannya ke pak Toto (pengusaha catering). Kebetulan memang pak Toto salah satu donatur panti dan mungkin pak Toto melihat Yandi masih tergolong anak-anak akhirnya dititipkan ke panti,” paparnya.
“Anak panti yang disekolahkan Sudirman anak-anak tertentu, paling sekitar tujuh anak,” sambungnya.
Setelah Yandi aktif di panti, kabarnya sulit ditemui pak Toto. Bahkan, untuk pulang ke rumah kakaknya yang perempuan pun sulit.
“Kalau pak Toto kepingin ketemu Yandi sulit, selalu dilarang sama Sudirman (tersangka pemilik yayasan panti asuhan). Makanya pak Toto kecewa sama Sudirman, dari situ dia berhenti jadi donasi,” bebernya.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 20 jam yang lalu