RM Margono, Kakek Presiden Prabowo Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
JAKARTA - Kakek Presiden Prabowo Subianto, Raden Mas (RM) Margono Djojohadikoesoemo, masuk daftar nama yang diusulkan menjadi pahlawan nasional. Usulan tersebut sudah disampaikan Kementerian Sosial (Kemensos) ke meja Presiden.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menjelaskan, masyarakat banyak yang menyodorkan nama untuk dijadikan pahlawan nasional. Pihaknya mengakomodir dengan mengambil 16 nama untuk diusulkan kepada Presiden Prabowo. Salah satunya, RM Margono.
Gus Ipul menyatakan, RM Margono sangat pantas diberi status sebagai pahlawan nasional. Sebab, banyak hal yang bisa diteladani dari sosok ekonom tersebut. “Beliau sangat layak dan diproses sebagaimana mestinya,” kata Gus Ipul, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (10/11/2024).
Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menambahkan, usulan tersebut nantinya bakal digodok Prabowo bersama dengan Dewan Gelar. Dari 16 yang diusulkan, hanya akan dipilih 6 nama oleh Dewan Gelar. Kemudian, hasilnya akan diumumkan langsung oleh Prabowo selepas pulang dari lawatan ke luar negeri. “Ya, tentu harus menunggu Presiden,” ujarnya.
RM Margono Djojohadikusumo dikenal sebagai salah satu pionir dalam pembangunan ekonomi pasca-kemerdekaan. Ia merupakan pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) pada 26 Januari 1946.
Dilansir Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyumas, RM Margono Djojohadikusumo lahir pada 16 Mei 1894 di Purwokerto. Ia merupakan anak dari Raden Tumenggung Mangkuprodjo dan cucu buyut dari Raden Tumenggung Banyakwide atau Panglima Banyakwide, pengikut setia dari Pangeran Diponegoro.
RM Margono menempuh pendidikan dasar di Europeesche Lagere School (sekolah dasar kolonial) pada 1901. Kemudian melanjutkan pendidikan di Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (sekolah pegawai negeri) di Magelang hingga tahun 1911.
Setelah lulus, ia menikah dengan Siti Katoemi Wirodihardjo dan memiliki tiga orang anak, dua di antaranya adalah Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikoesoemo dan Taruna Soejono Djojohadikoesoemo, yang gugur dalam Pertempuran Lengkong. Satu lainnya adalah Prof Dr Soemitro Djojohadikoesoemo, seorang ekonom terkemuka yang tak lain adalah orang tua Prabowo.
Proses pembangunan BNI dimulai RM Margono berawal setelah proklamasi kemerdekaan, saat Indonesia menghadapi tantangan besar dalam bidang ekonomi. Saat itu, De Javasche Bank atau bank sentral era kolonial tidak mengakui kedaulatan Indonesia.
Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung, RM Margono mengusulkan pembentukan bank sentral untuk mendukung stabilitas ekonomi negara. Atas mandat Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, RM Margono memimpin upaya pendirian Bank Sentral Negara Indonesia.
Pada 16 September 1945, bank tersebut resmi dibentuk dan diberi wewenang untuk menerbitkan Oeang Republik Indonesia (ORI) sebagai alat pembayaran yang sah. Kemudian, melalui Perppu Nomor 2 tahun 1946, BNI ditetapkan sebagai bank sirkulasi.
Selama bank berdiri, RM Margono menjabat sebagai Direktur Utama. Di bawah kepemimpinannya, bank ini tidak hanya berfungsi sebagai bank sentral, tetapi juga melakukan kegiatan perbankan umum seperti pemberian kredit dan penerimaan simpanan.
Pada 1955, peran BNI berubah menjadi bank pembangunan dan mendapatkan hak untuk bertindak sebagai bank devisa. Status hukum BNI kemudian ditingkatkan menjadi Persero pada 1969.
RM Margono meninggal pada 25 Juli 1978, tetapi warisannya tetap hidup melalui BNI yang kini menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia dengan lebih dari 2.000 cabang di dalam dan luar negeri. Keberanian dan dedikasinya dalam mendirikan BNI menjadikannya salah satu pahlawan ekonomi bangsa.
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno menyambut baik usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada RM Margono. “Sebagai mantan bankir, saya mendukung penuh pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk RM Margono Djojohadikusumo,” kata Eddy, dalam keterangannya, Minggu (10/11/2024).
Dia menilai, kakek Prabowo tersebut merupakan sosok ekonom yang membangun pilar stabilitas ekonomi bangsa sekaligus memperkuat kedaulatan Indonesia. Meski Bank Sentral Belanda, De Javasche Bank, menolak kedaulatan Indonesia sebagai bangsa Merdeka, RM Margono berhasil mendirikan Bank Sentral pertama Indonesia di tengah keterbatasan pemerintahan baru.
“Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa RM Margono dengan semangat kebangsaan yang kuat memimpin upaya mendirikan Bank Sentral Indonesia di republik yang baru merdeka,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum PAN ini mengatakan, RM Margono merupakan pionir dalam menegakkan kedaulatan ekonomi bangsa sekaligus meletakkan dasar-dasar kebijakan perbankan dalam sistem ekonomi Indonesia.
Eddy mengaku akan mendukung usulan RM Margono sebagai pahlawan nasional. “Akan terus kami dukung dan fasilitasi untuk disampaikan langsung pada pihak-pihak terkait sebagai pengambil kebijakan,” tutupnya.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu