Miris, Satu Tahun Lumsos Dibiarkan Kosong
PANDEGLANG - Miris, sudah berjalan selama satu tahun kebutuhan logistik kebencanaan di 16 Lumbung Sosial (Lumsos) yang tersebar di 15 Kecamatan di Kabupaten Pandeglang, dibiarkan kosong.
Padahal, Kabupaten Pandeglang tercatat sebagai wilayah yang rawan berbagai bencana. Sehingga, keberadaan Lumsos memiliki peranan penting untuk mempercepat proses pendistribusian logistik bagi masyarakat saat terjadi bencana.
Namun pada faktanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang hingga saat ini di Tahun 2025 menunjukan kesan tak memperhatikan kondisi tersebut. Bahkan Dinas teknis, yakni Dinas Sosial (Dinsos) Pandeglang terkesan pasrah atas kondisi tersebut dan hanya mampu mengkomunikasikan saja baik ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten baik ke Pemerintah Pusat.
Adapun 16 Lumsos di Kabupaten Pandeglang, itu tersebar di Kecamatan Sumur sebanyak 2 Lumsos, kemudian satu Lumsos masing-masing berada di Kecamatan Cibaliung, Cibitung, Cigeulis, Cikeusik, Panimbang, Sukaresmi, Patia, Pagelaran, Labuan, Carita, Mandalawangi, Cimanuk, Angsana, dan di Kecamatan Pulosari.
Kepala Dinsos Kabupaten Pandeglang, Wawan Setiawan membenarkan, kondisi 16 Lumsos kosong. Bahkan katanya, kekosongan itu terjadi dari tahun 2024 lalu, karena belum ada pasokan logistik dari Kementerian Sosial dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.
“Dari tahun 2024 belum ada (pengisian pasokan logistik, red). Kita punya 16 Lumsos, sebanyak 11 Lumsos punya 0”Pemerintah Pusat, 1 Lumsos dari Provinsi Banten, dan 4 lumsos dari APBD Kabupaten Pandeglang, dan semuanya kosong,” ungkap Wawan, Rabu (29/1).
Wawan menyatakan, sudah melaporkan kondisi kosongnya Lumsos tersebut. Namun, hingga kini belum ada jawaban apalagi tanda-tanda perihal bakal dipasok lagi Lumsos tersebut.
“Kami sudah laporkan baik ke Provinsi maupun ke Pemerintah Pusat, bahkan waktu ada Pak Mensos (Menteri Sosial) saat kunjungan di Kecamatan Pagelaran, kita sudah sampaikan, kalau Lumsos kosong,” katanya.
Saat dipertanyakan berapa kebutuhan anggaran untuk Lumsos selama satu tahun?. Wawan mengaku tak tahu dengan dalih selama menjabat di Dinsos belum pernah mendapatkan lagi logistik untuk Lumsos.
“Waduh, saya kurang tahu itu ya, kenapa? Karena selama saya menjabat belum pernah mendapatkan lagi, dan kita sudah laporkan. Tidak ada kita (Lumsos dari APBD, red), kemarin pengadaan cuma 100 juta, itu habis sama banjir akhir tahun,” kilahnya.
Terkait pemenuhan bantuan logistik bagi penyintas bencana saat ini bersifat urgensi, katanya ketika terjadi bencana, maka akan diambil dari buffer stock yang ada di Dinas Sosial.
Namun, pasokan di buffer stock pun saat ini jumlahnya terbatas, hanya tersisa sekitar 700 paket sembako. Sebagian besar stoknya sudah disalurkan untuk bencana besar yang melanda Pandeglang akhir tahun lalu.
“Memang kalau Lumsos kosong, tapi untuk kebutuhan urgen InsyaAllah ada 700 paket bantuan berasal dari pengadaan kemarin (Tahun 2024, red) Rp200 juta,” katanya.
Terpisah, Ketua Kampung Siaga Bencana (KSB) Banten, Beni Madsira membenarkan sudah lama kondisi Lumsos di Kabupaten Pandeglang kosong. Bahkan kondisi itu menyulitkan pihaknya ketika bencana melanda wilayah Pandeglang.
“Ya benar sudah lama kosong. Tentu saja kalau Lumsos kosong menyulitkan kami bertindak cepat dalam membantu kebutuhan logistik para korban bencana. Ya itu tadi karena kami harus mengajukan dulu ke Dinas Sosial,” katanya.
Ia berharap Lumsos itu segera mendapatkan perhatian. “Ya kami sih berharap Lumsos ini segera diisi, supaya ketika terjadi bencana kami bisa gerak cepat memberikan bantuan logistik,” harapannya.
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 22 jam yang lalu
Olahraga | 23 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 20 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu