Sudah Diteken Gubernur Jakarta, Petugas PPSU Cukup Lulusan SD

JAKARTA - Gubernur Jakarta Pramono Anung telah menandatangani surat perubahan syarat rekrutmen petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) atau pasukan oranye.

 

Pramono mengatakan, untuk bisa menjadi pasukan oranye cukup berijazah Sekolah Dasar (SD). Kebijakan ini mengundang pro kontra di kalangan anggota DPRD Jakarta.

 

"Untuk PPSU, pasukan oranye itu, SD saja cukup. Saya sudah tanda tangani Pergub-nya," kata Pramono di Rumah Dinas Gubernur Jakarta di Jakarta Pusat, Senin (31/3/2025).

 

Pramono menyebut, kinerja pasukan oranye tersebut akan dievaluasi bukan setiap tahun. "Saya inginnya dievaluasi tiga tahun sekali," ujarnya.

 

Dia melanjutkan, apabila pasukan oranye yang dievaluasi itu masih memenuhi syarat, maka akan diperpanjang kontrak kerjanya.

 

Menurut Pramono, petugas PPSU cukup bisa baca tulis, mau dan bisa kerja. "Itu bagi saya sudah utama. Umur tidak masalah. Saya saja umur 62 tahun setiap minggu masih sepedaan 150 kilometer," jelasnya.

 

Anggota Komisi C DPRD  Jakarta dari Fraksi PDIP Brando Susanto mendukung kebijakan membuka lowongan PPSU bagi lulusan SD. Menurut dia, dalam praktiknya, yang dibutuhkan dari petugas PPSU adalah kemampuan teknisnya.

 

"Yang dicari adalah petugas yang memiliki niat kerja dan niat menyelesaikan masalah di Jakarta," kata Brando, Minggu (6/4/2025).

 

Sementara itu, Anggota Komisi C DPRD Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) August Hamonangan mengaku khawatir, karena Pemprov  Jakarta membuka lowongan PPSU bagi lulusan SD. Dia menilai, kebijakan ini akan berdampak pada sektor pendidikan.

 

Untuk membahas topik ini lebih lanjut, berikut wawancara dengan Brando Susanto.

 

Gubernur Jakarta mengubah syarat perekrutan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU). Kini cukup lulusan SD. Tanggapan Anda?

 

Bagus dong, ini akan memperluas kesempatan kerja. Pasukan warna-warni kan pasukan taktis, yang diperlukan niat kerja dan niat untuk menyelesaikan masalah Jakarta.

 

Sistem kontrak atau bagaimana?

 

Kontrak kerjanya per 3 sampai 4 tahun saja, lalu bisa diperpanjang. Kerja apa pun harus ada kepastian durasi yang cukup. Kalau satu tahun, ya orang mikir-mikir untuk mendaftar. Kalau agak lama, pekerja akan lebih semangat menggapai kehidupan yang lebih baik.

 

Untuk pengawasan terkait kinerja PPSU, bagaimana?

 

Kan ada ukuran-ukuran kerjanya. Nanti transparan saja pakai foto dan video, laporan tiap hari dan dicek sama kelurahan atau kecamatan setiap hari. Nantinya, yang menilai masyarakat di wilayah, sudah bagus belum PPSU bekerja di wilayahnya.

 

Anggota Komisi C DPRD Jakarta August Hamonangan menilai, perekrutan lulusan SD ini akan berdampak pada pendidikan warga Jakarta. Karena, warga akan menilai pendidikan cukup SD sudah bisa bekerja. Ada tanggapan?

 

Pandangan boleh saja berbeda. Tujuannya memperlebar kesempatan dan niat kerja. Bukan sekadar ijazah.

 

Bagaimana kalau terlalu banyak yang berminat menjadi petugas PPSU karena perubahan syarat ini?

 

Kan tidak mungkin juga semua lulusan SD diterima jadi PPSU. Kalau semua lulusan SD diterima pasukan oranye, nanti bangku SMP-nya kosong.

 

Apalagi, saat ini PPSU belum masuk sampai ke gang-gang rakyat. Karena, masih terbatas jumlahnya. Harusnya ditambah agar lebih masif. Jadi, kesadaran kebersihan dan lingkungan yang sehat tercipta di masyarakat.

 

Lantas, apa saran Anda kepada Pemprov Jakarta agar perekrutan PPSU berjalan baik?

 

Bagaimana kalau terlalu banyak yang berminat menjadi petugas PPSU karena perubahan syarat ini?

 

Kan tidak mungkin juga semua lulusan SD diterima jadi PPSU. Kalau semua lulusan SD diterima pasukan oranye, nanti bangku SMP-nya kosong.

 

Apalagi, saat ini PPSU belum masuk sampai ke gang-gang rakyat. Karena, masih terbatas jumlahnya. Harusnya ditambah agar lebih masif. Jadi, kesadaran kebersihan dan lingkungan yang sehat tercipta di masyarakat.

 

Lantas, apa saran Anda kepada Pemprov Jakarta agar perekrutan PPSU berjalan baik?

 

Yang perlu diawasi adalah dugaan punglinya. Jangan sampai lamaran kerja pasukan warna-warni banyak pungli dan akhirnya tidak kerja benar, karena merasa sudah setor ke atasan.