TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Banyak Anak Diduga Jadi Korban Pelecehan Penjual Tahu Bulat di Pamulang, UPTD PPA Tangsel Lakukan Pendampingan

Reporter: Rachman Deniansyah
Editor: Irma Permata Sari
Senin, 29 September 2025 | 20:06 WIB
Ilustrasi. Foto Ist
Ilustrasi. Foto Ist

CIPUTAT – Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang pedagang tahu bulat di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, terus bergulir. UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Tangsel mengungkapkan dugaan jumlah korban lebih dari satu, seluruhnya anak laki-laki.

 

Kepala UPTD PPA Tangsel, Tri Purwanto, saat ditemui di kantornya, Senin (29/9), mengatakan aksi pelaku dilakukan di sejumlah lokasi, bukan hanya di satu titik.

 

“Dugaan korban memang banyak. Tapi jumlah pastinya masih dalam penyelidikan polisi. Dari laporan yang kami dampingi, ada dua anak, meski satu di antaranya memilih tidak melapor karena kejadian sudah lama dan korban takut kembali mengingat peristiwa itu,” ujar Tri.

 

Modus pelaku disebutkan dengan cara merayu korban, memberi uang jajan, hingga meminjamkan gawai untuk bermain gim.

 

“Ya itu, bujuk rayu. Dikasih duit, dikasih handphone buat main,” tambah Tri.

 

Tri menegaskan, meski tidak ditemukan adanya persetubuhan, tindakan pelecehan seksual yang dilakukan pelaku tetap meninggalkan trauma mendalam pada korban.

 

“Korban mengalami ketakutan, terutama jika pelaku mendekat. Mereka masih trauma, tapi cukup kooperatif saat bercerita,” ungkapnya.

 

Warga sekitar sebelumnya sudah mencurigai perilaku pelaku karena kerap terlihat membawa anak-anak ke area sport center dekat lapangan bola. Dugaan juga menguat setelah ditemukan rekaman video di ponsel pelaku.

 

Sebagai langkah penanganan, PPA bersama pihak kepolisian sudah melakukan visum terhadap korban.

 

“Sudah dilakukan visum di RS Polri Kramat Jati. Namun Polres Tangsel ingin mempercepat proses dengan visum di rumah sakit di sini juga. Jadi nanti mungkin akan ada visum tambahan,” jelas Tri.

 

Selain itu, P2TP2A juga mengajukan pemeriksaan psikologis untuk para korban serta menyiapkan pendampingan jangka panjang.

 

“Pendampingan tetap akan kami lakukan. Psikologinya sudah kami ajukan agar trauma korban bisa ditangani,” kata Tri.

 

Saat ini kasus tengah dikembangkan oleh Polres Tangsel. Pihak UPTD PPA mendorong agar penyelidikan diperluas mengingat ada dugaan korban lebih dari satu dan video yang menunjukkan keterlibatan anak-anak lain.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit