Raja Charles III Dan Permaisuri Camilla Dinobatkan Tahun Depan, 6 Mei 2023

INGGRIS - Istana Buckingham mengumumkan, upacara bersejarah penobatan Raja Charles III dan Permaisuri Camilla akan digelar di Westminster Abbey, Sabtu 6 Mei 2023.

Raja Charles III yang merupakan putra sulung Ratu Elizabeth, otomatis menjadi raja ketika ibunya mangkat pada 8 September lalu.

Upacara penobatannya pada Mei tahun depan, akan menandai perayaan simbolis pemerintahan baru Raja Charles III.

Saat dinobatkan nanti, Raja Charles III akan berusia 74 tahun. Pria kelahiran London, 14 November 1948 itu bakal menjadi raja tertua yang baru dimahkotai.

Tanggal penobatan tersebut, berbarengan dengan hari ulang tahun cucu Raja Charles III, Archie, yang merupakan putra pertama Pangeran Harry dan Meghan Markle.

Westminster Abbey yang berusia selama lebih dari 900 tahun, adalah bangunan gereja abad pertengahan. Tempat upacara ini menjadi simbol perpaduan agama dan konstitusional.

Dengan banyak arak-arakan dan ritual, Raja akan diurapi sebagai penguasa. Mahkota Kerajaan Inggris akan ditempatkan di atas kepalanya.

Pengurapan, pemberkatan, dan pentahbisan Raja Charles III akan dipimpin oleh Uskup Agung Canterbury.

Upacara penobatan itu akan menjadi yang pertama dalam hampir 70 tahun terakhir, sejak Ratu Elizabeth II dinobatkan pada Juni 1953. Serta menjadi yang pertama diadakan pada hari Sabtu, sejak Edward VII pada 1902.

Belum diketahui, apakah ada ekstra hari libur bank, atau dipindahkan ke akhir pekan penobatan. Sejauh ini, hari libur bank pada awal pekan itu, telah dijadwalkan pada Senin 1 Mei.

Istana Buckingham mengindikasikan, upacara penobatan Raja Charles III akan menggabungkan unsur kuno dan modern. Berakar pada tradisi lama, namun juga mencerminkan peran raja hari ini dan melihat ke masa depan.

Camilla, Sang Permaisuri Ratu, juga akan dimahkotai dalam upacara tersebut. Secara lebih sederhana dibanding penobatan Raja 

Seperti dikutip BBC International, sumber kerajaan mengungkap, upacara penobatan Raja Charles III akan berlangsung lebih singkat, namun lebih beragam. Dengan jumlah tamu yang jauh lebih sedikit. 

Tak seperti layanan penobatan Ratu Elizabeth II, yang berlangsung hampir tiga jam.

Saat pelantikan Ratu Elizabeth II pada tahun 1953, kapasitas sementara di dalam biara memungkinkan 8.000 tamu.

Namun, kapasitas Biara saat ini adalah sekitar 2.200. Kemungkinan, ini akan menjadi batas untuk tahun depan.

Pangeran Charles yang kala itu berusia empat tahun, termasuk di antara para tamu yang menyaksikan penobatan ibunya.

Para raja biasanya duduk di Kursi Raja Edward abad ke-14, dan dimahkotai dengan Mahkota St Edward abad ke-17 dari emas murni.

Mereka diberi lambang peran kerajaan: bola, tongkat kerajaan dan cincin. Jika templat penobatan sebelumnya diikuti, akan ada prosesi melalui ibu kota, yang menampilkan Pelatih Negara Emas yang ditarik kuda.

Pada hari itu, raja yang baru dinobatkan biasanya muncul di balkon Istana Buckingham.

"Penobatan, seperti semua ritual, disesuaikan dengan waktu," kata sejarawan kerajaan Robert Lacey.

Dia berharap, penobatan tahun depan akan digelar dengan lebih banyak agama yang mewakili. Di samping harus ada kepekaan terhadap tekanan biaya hidup, yang kini jadi persoalan global.

"Raja Charles III harus mampu menyeimbangkan berbagai aspek. Apa yang harus dipertahankan, apa yang harus dihapuskan, dan apa yang harus diubah dengan cara modern," kata Lacey.

Penobatan Elizabeth II menjadi titik balik bagi pemirsa televisi untuk acara-acara besar, dengan lebih dari 20 juta warga Inggris menonton layanan yang disiarkan TV untuk pertama kalinya.

Dalam penobatan Raja Charles III pada 6 Mei 2023, penonton televisi potensial di seluruh dunia bisa mencapai ratusan juta orang. (Rm id)