Anies RI-1 Sudah Deal AHY RI-2 Belum Deal
JAKARTA - Koalisi NasDem-Demokrat-PKS belum dideklarasikan, meski sudah lama melakukan pendekatan. Apa penyebabnya? Ternyata, koalisi ini masih tarik ulur menentukan si cawapres yang pantas mendampingi Anies Baswedan.
Belum dealnya soal cawapres ini disampaikan Ketua DPP NasDem Willy Aditya. Kata dia, saat ini, baru sosok capres yang sudah disepakati koalisi NasDem-Demokrat-PKS.
"Secara garis umum, Anies menjadi benang merah kesepakatan bersama dari tiga partai," kata Willy, di UGM Yogyakarta, Senin (10/10).
Untuk cawapres, lanjut dia, ketiga parpol sudah membentuk tim khusus. Ketiga parpol terus menggodok nama pendamping Anies.
"Dalam waktu dekat ini semoga sudah ada beberapa kesepahaman yang jadi kesepakatan. Semoga titik terang ini, dalam waktu dekat kita bisa umumkan," kata Willy.
Mengenai AHY yang dianggap Demokrat layak mendampingi Anies, Willy kasih isyarat lain. Meski Anies sudah bertemu AHY beberapa kali dan menunjukkan kemesraan, Willy bilang, hal itu tak menjadi penentu pemilihan pendamping Anies.
"Sejauh ini masih terus berkembang. Kita lihatlah nanti siapa, kan masih ada waktu yang panjang," ujarnya.
Sebelumnya, politikus NasDem Zulfan Lindan mengatakan, nama cawapres pendamping Anies akan diumumkan pada 10 November 2022. Nama cawapres itu, kini sedang digodok ketiga parpol.
Untuk kandidatnya, dia mencontohkan tiga sosok. Mereka adalah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan AHY. "Sekarang masih didiskusikan," ujarnya.
Bagaimana tanggapan Demokrat? Ketum Demokrat AHY mengakui, Demokrat belum melakukan komitmen resmi atau mengambil keputusan final mengenai koalisi.
Namun, dia memastikan, Demokrat terus melakukan komunikasi dengan NasDem dan PKS untuk membentuk koalisi perubahan.
Putra sulung SBY ini mengakui, pembentukan koalisi masih terkendala di nama yang akan diusung.
"Kami sambil terus mematangkan untuk bisa membawa poros perubahan, itu kira-kita siapa yang bisa jadi tokoh representasi dan jadi calon diusung bersama," kata AHY.
Pensiunan tentara berpangkat mayor ini mengatakan, pembicaraan masih terus berlangsung dan makin intensif. Ia berharap, dalam waktu dekat, ketiga parpol bersepakat.
Soal peluangnya menjadi cawapres, AHY tak mau berkomentar panjang. Menurutnya, Demokrat memegang prinsip tak tergesa-gesa dalam menentukan sosok yang akan dijagokan.
Meski begitu, dia tetap memberi sinyal ingin mendampingi Anies. Kata dia, kalau ada takdirnya, kebersamaan tidak boleh dipaksakan satu sama lain.
"Kalau ada sesuatu yang baik dan itu menjadi harapan rakyat kita amini saja," katanya, usai acara pelantikan DPC dan DPAC Demokrat se-DKI Jakarta, di GOR Ciracas, Jaktim, kemarin.
AHY mengaku sudah bersahabat dengan Anies sejak masih menjadi tentara. Kemudian, belakangan ini keduanya banyak dipertemukan dalam agenda politik.
AHY merasa, kecocokannya dengan Anies semakin meningkat. Dia pede, hal ini bisa menjadi modal dalam memecahkan berbagai masalah di negeri ini.
"Itu membutuhkan kesamaan visi, kesamaan spirit, dan juga dibungkus dalam sebuah narasi perubahan dan perbaikan. Saya berharap, ke depan semakin intensif komunikasinya," tutupnya.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai wajar kalau NasDem, Demokrat, dan PKS belum menemukan kata sepakat soal cawapres.
Soalnya, Demokrat dan PKS tentunya ingin mengusung kadernya masing-masing berbagai cawapres. Sedangkan NasDem ingin sosok yang bisa mempersatukan dua kubu di masyarakat yang selama ini terbelah.
Olahraga | 20 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu