TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Menangis di Pelukan Presiden

Reporter & Editor : AY
Selasa, 02 Desember 2025 | 08:10 WIB
Ibu pengungsi di Tapanuli Tengah menangis dalam pelukan Presiden Prabowo. Foto : Tim Media Presiden
Ibu pengungsi di Tapanuli Tengah menangis dalam pelukan Presiden Prabowo. Foto : Tim Media Presiden

SUMATERA – Air mata mewarnai setiap langkah Presiden Prabowo Subianto saat meninjau pos-pos pengungsian korban banjir dan longsor di Sumatera Utara, Aceh, hingga Sumatera Barat, Senin (1/12/2025). Sepanjang hari, Presiden bukan sekadar kepala negara—ia menjadi tempat bersandar, tempat bercerita, bahkan tempat menangis bagi warga yang kehilangan rumah dan harapan.

 

Sejak pagi, ribuan warga memenuhi GOR Pandan, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Dari dapur lapangan TNI–Polri yang mengepul tanpa henti, aroma nasi bungkus menjadi pengingat bahwa kehidupan harus terus berjalan. Prabowo yang tiba sekitar pukul 08.00 WIB langsung memeriksa dapur umum, memastikan setiap pengungsi mendapat makanan layak.

 

Saat ia melangkah menuju arena GOR, suara puluhan anak tiba-tiba menggema, menyanyikan sambutan spontan. Senyum pun merekah di wajah banyak orang, seolah sejenak menyingkirkan beban yang mereka pikul selama berhari-hari.

 

Momen haru terjadi ketika seorang bocah memanggil Presiden dengan penuh semangat. Prabowo berhenti, merendah, mengulurkan tangan, lalu memeluknya hangat.

 

“Kamu yang panggil aku, ya?” ujarnya sambil tersenyum. Sang ibu, dengan suara hampir tak terdengar, hanya mampu berucap, “Sehat selalu ya, Pak.”

Perjalanan berlanjut ke posko Basarnas. Presiden berbincang dengan tim penyelamat yang sudah bekerja tanpa henti selama satu pekan. Dari sana, ia menuju posko kesehatan. Di titik ini, suasana berubah semakin emosional. Seorang ibu tiba-tiba memegang lengan Presiden erat-erat, lalu memeluknya sembari menangis keras.

 

Prabowo menepuk bahunya pelan, “Ibu harus kuat, ya.” Kalimat sederhana itu justru membuat tangis semakin pecah.

 

Rute berikutnya membawa Prabowo ke Aceh Tenggara—daerah yang disebut paling parah terdampak. Bahkan sebelum rombongan tiba, suara tangisan warga telah terdengar dari mulut-mulut gang sempit. Ibu-ibu berdiri menyambut, beberapa menggenggam tisu, sebagian menggendong anak yang masih pucat dan batuk-batuk sejak banjir menerjang.

“Terima kasih, Pak Presiden, sudah datang ke kampung kami,” ucap seorang perempuan paruh baya, suaranya bergetar sebelum akhirnya runtuh dalam isak panjang. Prabowo menggenggam tangannya, memeluk, dan membiarkannya menangis hingga tenang. Di sekeliling mereka, banyak mata ikut berkaca-kaca.

 

Bupati Aceh Tenggara, Salim Fakhry, memaparkan kondisi wilayah yang berat: jembatan putus, rumah hanyut, desa tertimbun lumpur.

 

“Tak pernah kami bayangkan, Presiden hadir langsung di tengah penderitaan kami,” katanya.

 

Di belakangnya, puluhan ibu berdiri rapat, sebagian masih memakai pakaian seadanya—pertanda mereka pergi tanpa sempat menyelamatkan apapun.

 

Secara teknis, kunjungan ini untuk mengecek percepatan distribusi bantuan, pembukaan akses jalan, pemulihan listrik, hingga pengiriman logistik tambahan melalui jalur udara. Namun bagi warga, maknanya jauh lebih dalam: mereka akhirnya merasa diperhatikan.

 

Yang terjadi sepanjang kunjungan bukan sekadar laporan, melainkan pelukan—bahasa universal yang tak butuh penjelasan. Di dalamnya ada rasa takut, kehilangan, sekaligus kelegaan: mereka tidak sendirian menghadapi bencana.

Setelah rangkaian kunjungan, Prabowo menyampaikan bahwa kondisi lapangan mulai membaik. Beberapa akses sudah bisa dilalui, dan bagi daerah yang masih terisolasi, jalur udara akan diprioritaskan.

“Selanjutnya kita atur rehabilitasi. Kita ingin rakyat kembali hidup normal,” tegasnya.

 

Presiden juga menyampaikan penghargaan kepada seluruh unsur yang bekerja siang malam—TNI, Polri, BNPB, Basarnas, pemerintah daerah, relawan, hingga warga yang tak menyerah sejak hari pertama.

Komentar:
ePaper Edisi 02 Desember 2025
Berita Populer
01
Tangsel Raih Kota Terbaik TP2DD 2025

Galeri | 2 hari yang lalu

03
04
Wabup Iing Murka Tolak Translokasi Badak Jawa

Pos Banten | 23 jam yang lalu

05
Dipimpin Jenderal Bintang 3

Nasional | 2 hari yang lalu

07
Semarak Tangsel Student Carnaval

Galeri | 1 hari yang lalu

10
Harga Cabai dan Bawang Di Lebak Merangkak Naik

Pos Banten | 23 jam yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit