TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

SEA Games 2025

Indeks

Dewan Pers

Buntut Kecelakaan Yang Menewaskan Pwgawai SKK Migas, MTZ Minta Jalur Sepeda Di Jakarta Dievaluasi

Reporter: Farhan
Editor: AY
Rabu, 10 Desember 2025 | 11:22 WIB
Pegawai SKK Migas yang meninggal diduga menabrak TransJakarta di Jln Jend Sudirman. Foto : Ist
Pegawai SKK Migas yang meninggal diduga menabrak TransJakarta di Jln Jend Sudirman. Foto : Ist

JAKARTA - Kecelakaan yang menyebabkan Vice President (VP) Sekretaris SKK Migas Hudi Dananjoyo Suryodipuro menghembuskan napas terakhirnya jadi perhatian anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.

 

Hudi meninggal dunia akibat menabrak bodi belakang bus Transjakarta NRKB B 7058 SGX yang sedang berhenti untuk pelayanan naik turun penumpang di depan Halte Transjakarta Karet Sudirman, Selasa (9/12/2025) pukul 06.20 WIB.

 

Anggota DPRD DKI Jakarta M. Taufik Zoelkifli (MTZ) mengucapkan duka cita dan berbela sungkawa untuk keluarga almarhum Hudi.

 

"Insiden ini perlu dicermati dan diusut penyebabnya. Kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya bus Transjakartanya," kata MTZ kepada Redaksi, Rabu (10/12/2025).

 

Meski begitu, dia meminta jalur sepeda dievaluasi. Sebab di beberapa tempat, jalur sepeda berhimpitan atau satu jalur dengan jalur bus Transjakarta. Seperti di lokasi kecelakaan yang menewaskan Hudi. "Jadi ini kan sangat membahayakan," ujarnya.

 

Menurut anggota Komisi B yang salah satu tugas pokok dan fungsinya meliputi Dinas Perhubungan ini, jalur sepeda memang seharusnya dipisahkan dengan jalur bus Transjakarta atau kendaraan bermotor lainnya.

 

"Misalnya di London, sepeda itu ya tidak di jalannya tapi di trotoar. Ada jalan khusus sepeda di trotoar. Ada jalan sepeda, ada jalan untuk pedestrian, untuk pejalan kaki," jelasnya.

 

Namun di Jakarta jalur sepeda di jalan raya, hanya ditandai dengan dicat hijau. Kondisi ini, lanjut dia, sangat membahayakan bagi pesepeda. Apalagi, disampaikan dia, dalam tiga tahun terakhir ini jalur sepeda di Jakarta sudah dianaktirikan.

 

Tidak lagi dianggap penting, mungkin karena peminatnya sudah sedikit atau mengganggu kendaraan yang lain. Jadi kemudian pemeliharaannya atau perapiannya saya lihat cenderung untuk diabaikan," nilainya.

 

Karena itu, dia berharap kejadian yang menimpa Hudi bisa menjadi pelajaran untuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

 

"Untuk Dinas Perhubungan, bagaimana jalur sepeda ini kembali dibuat tertib, ada pembatasnya. Dan secara komprehensif, harus dibuat lebih aman," saran dia.

Selain itu, MTZ juga minta kecepatan dan kedisiplinan sepeda di jalan protokol diatur dan diperketat. Mengingat banyak pesepeda yang ngebut, karena sepeda yang digunakan memang sepeda balap.

 

Kalau yang saya lihat di London, sepedanya memang sepeda angkutan. Tapi kalau di Jakarta, saya lihat sepeda balap, karena jalur sepeda terlalu sempit, biasanya mereka memilih jalurnya di jalur cepat," bebernya.

 

Kepala Departemen Humas & CSR Transjakarta Ayu Wardhani membenarkan adanya insiden kecelakaan lalu lintas yang melibatkan seorang pesepeda dan bus Transjakarta rute 4C, milik Operator Damri (DMR 230117) di bus stop Karet (arah Pemuda Merdeka).

 

"Transjakarta menyampaikan duka mendalam. Saat ini kasusnya ditangani Polda Metro Jaya," kata Ayu.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit