4 Rumah Warga Lebak Digerus Pergerakan Tanah Hingga Rusak Berat
LEBAK - Sebanyak 4 rumah warga di Kampung Gunungtanjung Barat, Desa Sumurbandung, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, digerus bencana pergerakan tanah hingga mengalami rusak berat.
Salah seorang korban bencana pergerakan tanah, Siti (38) mengungkapkan, bangunan rumah miliknya rusak parah akibat pergerakan tanah. Kata dia, selain rumah dirinya yang rusak, ada beberapa rumah warga yang lain yang rusak terdampak pergerakan tanah tersebut.
“Bagian dapur rumah kami rusak parah, karena tembok rumah terbelah akibat pergerakan tanah. Tak hanya rumah kamu, bahkan salah satu dapur rumah warga lainnya sudah runtuh,” kata Siti, Minggu (21/12).
Dia memaparkan, pergerakan tanah terjadi secara perlahan saat curah hujan tinggi mengguyur wilayahnya. Siti mengaku, kerusakan parah terlihat pada bagian dapur rumah, karena tembok dapur tampak terbelah menganga dan patah.
“Sementara kondisi tanah yang amblas semakin parah. Selain itu, pada bagian kamar mandi juga mengalami retakan yang kondisinya saat ini kian mengkhawatirkan. Kalau habis hujan, tanah itu makin turun. Tembok juga jatuh sedikit-sedikit,” katanya.
Siti mengaku, saat ini ia dan keluarganya dihantui rasa takut akan rumah ambruk. Namun, ia terpaksa masih bertahan di rumahnya lantaran tidak ada tempat lain untuk mengungsi. “Takut ambruk, tapi mau bagaimana lagi. Tidak ada tempat buat pindah, cuma di sini saja,” keluhnya.
Ia juga menyebut, kalau malam hari kerap terdengar suara retakan dari dalam tanah maupun bangunan rumah. Suara tersebut menjadi pertanda yang membuat keluarganya semakin khawatir akan keselamatan mereka. “Kadang suka ada suara bletak, dari atas atau dari bawah. Terus tembok jatuh sedikit-sedikit. Ya jelas takut,” ujarnya.
Siti berharap pemerintah segera turun tangan untuk melakukan penanganan atas kondisi ini. Supaya ia dan warga korban pergerakan tanah lainnya tidak terus hidup dalam rasa waswas. “Semoga ada perbaikan. Mudah-mudahan juga ada bantuan juga dari pemerintah,” harapannya.
Terpisah, Kepala Desa Sumurbandung, Budi Setiawan mengatakan, bahwa lokasi terdampak memang berada sangat dekat dengan Sungai Cikupa, dengan jarak sekitar 30 meter dari permukiman. Ia menilai, pergerakan tanah di wilayah tersebut kerap terjadi setiap musim hujan, namun kali ini kondisinya jauh lebih parah.
“Kalau kami amati, setiap musim hujan deras, setelah air surut selalu ada pergerakan tanah. Tapi sekarang makin hari makin parah,” kata Kades.
Kades menyebut, dari total bangunan yang terdampak, empat di antaranya merupakan rumah tinggal dan satu sarana ibadah. Beberapa bangunan lain di sekitar lokasi juga mulai menunjukkan retakan, meski belum separah yang berada di titik utama pergerakan tanah.
“Bangunan lain yang berada di bagian depan itu baru mengalami retak-retak. Karena itu, perlu ada upaya antisipasi. Dengan keterbatasan yang dimiliki pemerintah desa, kami berharap pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, hingga pemerintah pusat dapat membantu melakukan penanganan,”harap Kades.
Menurut Budi, kondisi ini perlu segera mendapat penanganan serius untuk mencegah risiko yang lebih besar, seperti yang pernah terjadi di desa tetangga, Kampung Cihuni, yang akhirnya harus direlokasi karena pergerakan tanah tidak lagi dapat ditangani.
“Wilayah ini memang rawan karena berada di sempadan sungai. Harapan kami ada upaya penanggulan untuk mengurangi abrasi,” tandasnya.
SEA Games 2025 | 2 hari yang lalu
SEA Games 2025 | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 3 jam yang lalu


