Study Tour SMAN 1 Kabupaten Tangerang Amburadul, Paket Perjalanan Kacau
TANGERANG - Kegiatan study tour dengan rute Bromo-Malang- Yogyakarta yang dilakukan para siswa SMA Negeri 1 Kabupaten Tangerang pekan lalu berlangsung kacau.
Mereka tidak memperoleh pelayanan sebagaimana janji yang disampaikan pihak PT Abhi Praya Wangsa Sejahtera (Travel Freedom) selaku biro jasa perjalanan study tour.
Para siswa-siswi dan wali murid pun menuntut pihak travel membayar ganti rugi sebesar 700 ribu rupiah per siswa atau Rp 286.300.000 secara keseluruhan.
Para pelajar merasa dikecewakan karena sejumlah rute kunjungan study wisata tidak sesuai dengan perencanaan, Selain itu mereka juga mengeluhkan fasilitas penginapan tidak memadai hingga nyaris menyantap makanan yang basi.
Keluhan itu disampaikan siswa dalam musyawarah antara Komite Sekolah, perwakilan orang tua, pihak Travel Freedom dan para siswa kelas XII di Aula SMAN 1 Kabupaten Tangerang, kemarin. Musyawarah itu berlangsung alot.
Perwakilan siswa yang juga Ketua Panitia Studi Wisata, Fatur mengaku sangat kecewa dengan fasilitas yang tidak memadai dan lokasi tur yang tidak sesuai dengan rencana.
“Saya dan teman-teman di sana sampai hampir makan makanan bau, banyak tempat batal dikunjungi, tidak direalisasikan. Di hotel masalahnya administrasi yang belum lunas, di rumah makan pun sama. Acara demi acara banyak yang gagal, teman-teman pada kesal,” kata Fatur kepada Satelit News, Rabu (28/12) saat rapat di Aula SMAN 1 Kabupaten Tangerang.
Wali murid SMAN 1 Kabupaten Tangerang, Yudi (45) menambahkan anaknya mengeluh karena, fasilitas yang diterima sangat buruk. Tidak sesuai dengan janji dan harga yang dibayarkan.
Yudi menilai, bahwa pelakasanaan study tour SMAN 1 Kabupaten Tangerang, rute Bromo, Malang, Jogyakarta yang sudah dijalankan oleh PT Abhi Praya Wangsa Sejahtera (Freedom Travel) dianggap berantakan dan tidak profesional. Yudi menyatakan siswa meminta ganti rugi kepada pihak travel sebesar Rp 700 ribu per orang. Apabila dijumlahkan sebanyak 409 siswa, total ganti rugi sebanyak Rp 286.300.000 juta.
“Betul memang pelayanan yang diberikan sangat kurang baik, bahkan dari mau berangkat saja busnya tidak sesuai yang diharapkan, kemudian di perjalanan juga sangat tidak nyaman. Dari pelayanan yang diberikan pihak travel sangat kurang nyaman, serta jamuannya pun tidak sesuai dengan harapan yang sudah dinantikan,” ucapnya.
Kepala SMAN 1 Kabupaten Tangerang R Tandjung Sekartiani Yulraida mengatakan kejadian tersebut di luar dari keinginan dan harapan panitia siswa serta panitia dewan guru.
“Dari awal mula sudah ada kejadian yang sangat tidak masuk akal, seluruh peserta siswa dan dewan guru ditahan oleh pihak Purnama Hotel Batu karena belum membayar lunas hotel. Kami bahkan berjam-jam menunggu dan ditelantarkan begitu saja. Dengan urunan, patungan kami semua panitia dewan guru akhirnya bisa melanjutkan perjalanan,” ungkapnya.
Salah satu dewan guru yang enggan disebutkan namanya, mengaku dirinya merasa sangat kecewa terhadap pihak travel yang tidak bertanggung jawab. Karena, dalam perjalanan itu para guru yang mendampingi siswa-siswi harus urunan biaya untuk membayar hotel, isi solar dan e-tol 10 bus.
“Bukan cuma bermasalah dengan hotel, tapi bermasalah juga dengan pihak biro perjalanan bus, termasuk mengisi e-Toll 10 bus dan solar bus. Semua ditanggung oleh pihak sekolah dengan dana patungan,” pungkasnya.
Lanjutnya, ketika di Bromo pemesanan jeep kurang banyak sehingga banyak peserta dan dewan guru juga tidak menaiki jeep. Ditambah ketika rombongan hendak cek out dari Bromo, semua tertahan karena belum melunasi hotel.
“Kemudian tertahan lama di hotel bromo dan memakan waktu yang cukup banyak,” tegasnya.
Kejadian serupa terulang di hotel Purnama Batu Malang. Mereka tertahan karena belum melunasi tagihan sehingga untuk makan siang rombongan kembali urunan.
“Dan perjalanan menuju Jogyakarta murni dari kita semua (dewan guru) dan panitia, untuk biaya akomodasinya karena pihak travel tidak bertanggung jawab,” ujarnya.
Direktur Travel Freedom PT Abhi Praya Wangsa Sejahtera, Yanto mengakui ketidakprofesionalannya dan meminta maaf kepada pihak-pihak yang dirugikan. Dia juga menyanggupi terkait ganti rugi yang diminta oleh pihak sekolah dan siswa-siswi, namun dengan cara bertahap atau cicil.
“Saya mohon maaf atas ketidakprofesionalan kami, kami siap ganti rugi dengan sistem pembayaran cicil, dengan jaminan aset,” singkatnya.
Nasional | 16 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 16 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 16 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu