Awal Puasa Sembako Naik
Sabar.... Sabar...
JAKARTA - Hari pertama Puasa kemarin, harga bahan pangan di pasar tradisional masih terbilang tinggi. Dari sejumlah bahan pokok yang mengalami kenaikan, harga telur ayam, cabe rawit merah, dan daging sapi yang masih melambung tinggi. Yang sabar ya ibu ibu…
Kenaikan harga pangan mulai meroket pada Selasa lalu atau dua hari jelang Ramadan.
Di Pasar Munjul, Cipayung, Jakarta Timur misalnya, harga daging sapi dibanderol hingga Rp 140-Rp 150 ribu per kilogram. Sementara telur ayam dibanderol hingga Rp 32 ribu per kilogram. Kemarin, harga dua komoditas itu masih belum turun.
Putri, seorang ibu rumah tangga di Munjul ikut mengeluhkan harga telur ayam yang belum juga turun. Dia mengaku, sengaja datang ke pasar di hari pertama Puasa karena berharap harga sembako sudah mulai turun setelah melambung di jelang Ramadan. Namun, setelah keliling pasar Munjul, ternyata harga sembako relatif masih tinggi.
Ia misalnya mengeluhkan harga telur ayam yang mencapai Rp 32 ribu per kilogram. Padahal biasanya dibandrol Rp 24 ribu-Rp 26 ribu per kilogram.
“Telur ayam ini menu andalan keluarga kami saat sahur,” kata Putri, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) kemarin.
Beberapa komoditas lain yang masih mahal adalah cabe rawit merah yang dipatok Rp 85-Rp 90 ribu per kilogram, serta bawang merah Rp 45 ribu per kilogram.
Mengutip data dari Info Pangan Jakarta, harga rata-rata telur ayam memang Rp 31 ribu per kilogram. Kenaikan harga telur ayam itu cukup signifikan. Salah satu penyebab naiknya harga telur adalah karena meningkatnya permintaan.
Sementara itu, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan memastikan, harga bahan pokok tetap stabil di bulan Puasa. Ketum PAN ini mengaku sudah keliling Jawa Tengah untuk memantau pergerakan harga sembako.
“Di mana-mana masih stabil, mudah-mudahan naiknya engga banyak,” kata Zulkifli, Rabu lalu.
Zulhas sapaan akrabnya menambahkan, sejumlah komoditas yang harganya masih stabil pada H-1 Ramadan di antaranya bawang, telur ayam, daging ayam, dan beras Bulog. Bahan-bahan pangan itu, katanya, masih murah di beberapa tempat seperti di Surabaya, Mojokerto dan Mamuju.
Bawang merah misalnya dibanderol Rp 30 ribu per kilogram, daging ayam Rp 33 ribu-Rp 35 ribu per kilogram. “Di Pasar Mojokerto juga murah. harganya malah di bawah lagi, barangnya tersedia banyak,” ucapnya.
Hal berbeda diungkap Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI). Sekjen IKAPPI, Reynaldi Sarijowa mengatakan, beberapa komoditas justru mengalami kenaikan cukup tinggi di sejumlah pasar tradisional. Beberapa komoditas itu seperti daging sapi, telur ayam, cabe rawit, bawang merah, dan bawang putih.
Menurut dia, seperti tak ada upaya dari pemerintah untuk meredam kenaikan harga pangan tersebut. Dengan kondisi ini, ia tak heran kalau harga pangan akan tetap tinggi di saat Puasa nanti. Menurut dia, jika permintaan sudah tinggi dan tidak ada upaya lanjutan, harga pangan di pasaran sulit akan turun.
“Semoga ada upaya-upaya lanjutan sehingga harga pangan kembali membaik atau tidak tinggi, karena pedagang kesulitan menjual harga yang cukup tinggi,” kata Reynaldi, kemarin.
Anggota Komisi VI DPR, Mufti Anam mengatakan, pola kenaikan jelang Ramadan ini sebenarnya sudah bisa diprediksi. Polanya pun sama dengan tahun sebelumnya. Harusnya bisa diantisipasi.
“Kalau dihitung secara cermat, kenaikan harga sembako bisa dikelola dengan baik sehingga tak menyusahkan rakyat,” kata Mufti. Ia berharap, Kemendag memperbaiki antisipasinya dan berharap saat Lebaran nanti tidak terjadi kenaikan yang siginifikan.
Lalu apa kata pengamat? Ekonom Core Indonesia, Yusuf Rendy Manilet menjelaskan, kenaikan harga pangan jelang Ramadan memang siklus yang terus berulang. Kenaikan ini tak lepas dari tingginya permintaan.
Persoalannya, di 2023 ini, ia melihat kenaikan harga pangan sudah mulai terjadi jauh sebelum datangnya bulan Ramadhan. Kondisi ini menurut Rendy akibat lemahnya pengawasan dalam alur distribusi, sehingga perlu lebih diperkuat.
Selain itu, ia menilai analisis pasar terkait kebutuhan bahan pangan di sebuah daerah atau provinsi belum optimal. Analisis ini penting untuk melakukan mitigasi dengan ngan mengirimkan produk-produk kebutuhan pangan yang permintaannya besar.
Kenaikan harga pangan ini jadi perbincangan warganet. Akun @bagas23 mengaku sedih melihat harga telur ayam terus melambung. “Kangen harga telor 22 ribu per kilogram,” ujarnya. Akun @luvjh mencoba membesarkan hati pengikutnya soal kenaikan harga pangan. “Banyak sabar aja nanti harga juga turun,” ujarnya. rm.id
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 22 jam yang lalu
TangselCity | 20 jam yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu