Dana Persiapan Pandemi RI Nyumbang Rp 722,75 M
LOMBOK - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan, salah satu agenda penting dalam pertemuan Health Working Group ke-2 adalah memformalkan pembentukan dana persiapan pandemi.
“Kita mau memformalkan pembentukan persiapan dana pandemi. Jadi, kalau ada pandemi lagi di ke depannya, harus ada cadangan dananya,” kata Menkes dalam konferensi pers Health Working Group ke-2 di Lombok, Senin (6/6).
Dana tersebut akan digunakan untuk mengakses obat-obatan yang dibutuhkan selama pandemi. Termasuk vaksin, dan alat tes diagnostik.
“Dana untuk pandemi selanjutnya itu sudah terbentuk. Mudah-mudahan, September mendatang, sudah bisa diformalkan di bawah World Bank,” ucap Menkes.
Terkait penggunaan dan distribusi dana tersebut, Menkes lebih merekomendasikan WHO. Sebab, organisasi kesehatab dunia yang berada di bawah PBB itu lebih mengerti kondisi kesehatan secara global. Serta negara prioritas mana saja, yang memerlukan pendanaan saat terjadi pandemi.
“WHO ngerti, negara-negara mana yang harus diprioritaskan,” tuturnya.
Menkes juga mengusulkan untuk merangkul institusi-institusi dunia yang sebelumnya sudah sukses melakukan pendistribusian seperti vaksin.
“Di pandemi sebelumnya, banyak organisasi-organisasi dunia seperti Global Fund, UNICEF, COVAX yang mengurus distribusi vaksin ke seluruh dunia secara informal. Nah itu yang harus diformalkan,” papar Menkes.
“Sehingga nanti, ketika ada pandemi, mereka sudah tahu bagaimana cara mendistribusikannya dan siapa yang dikasih duluan. Negara-negara mana yang perlu dikasih duluan,” tambahnya.
Dana persiapan pandemi yang sudah terkumpul sekarang, berjumlah sekitar 1 miliar dolar AS (Rp 14,45 triliun). Indonesia menyumbang 50 juta dolar AS (Rp 722,75 miliar)
Berita Terkait : DPR Sahkan RUU Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Hari Ini
Targetnya, dana tersebut mencapai 15-20 miliar dolar AS (Rp 216, 84 hingga 289,15 triliun). Pendistribusiannya bisa melalui jalur organisasi dunia, seperti GAVI dan UNICEF.
"Sekarang, uangnya sudah ada. Ini pakainya gimana? Indonesia sudah bantu 50 juta dolar AS (Rp 722,75 miliar). Di mata Indonesia, sebaiknya itu dikoordinasi oleh WHO. Karena WHO kan organisasi kesehatan dunia,” papar Menkes.
Dalam pelaksanaanya, WHO bisa menggandeng organisasi lain seperti GAVI, UNICEF, dan Global Fund dalam mendistribusikan dana tersebut.
“Kerja sama ini penting pada saat kita menyusun penggunaan dana ini. Yang membawahinya harusnya WHO,” imbuh Menkes.
Langkah Preventif
Menkes menjelaskan, dana tersebut tidak hanya digunakan saat pandemi. Tetapi juga digunakan untuk pencegahan pandemi. Seperti upaya memenuhi logistik vaksin di suatu negara, penguatan jaringan lab, dan penguatan SDM vaksinator.
“Sekarang ini, setiap tahun, negara-negara berkembang harus mempersiapkan jaringan logistik vaksin. Pelatihan- pelatihan dari tenaga lain, termasuk tenaga vaksinasinya juga dipersiapkan,” pungkas Menkes. (HES/rm.id)
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 13 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Lifestyle | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu