Capreskan Ganjar
Banteng Ketiban Berkah
JAKARTA - PDIP mendapat berkah elektoral usai memutuskan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan, elektabilitas partai berlambang banteng yang dinahkodai Megawati Soekarnoputri itu, naik di kalangan pemilih kritis. Adapun elektabilitas parpol lain tidak mengalami perubahan berarti.
Kenaikan elektabilitas PDIP itu terungkap dalam survei SMRC yang digelar pada 25-28 April 2023. Survei dilakukan dengan mewawancarai 1.021 responden yang dipilih dengan teknik pembangkitan nomor telepon secara acak. Margin of error survei plus minus 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani menjelaskan, PDIP mendapat dukungan paling tinggi yaitu 19,9 persen. Di posisi kedua ada Gerindra 12,4 persen, Golkar 9,3 persen, Partai Demokrat 6,5 persen, dan PKS 6,1 persen. Setelah itu PKB 5,5 persen dan NasDem 3,6 persen. “Sementara partai-partai lain mendapat dukungan di bawah 3 persen. Masih ada 30,3 persen yang belum menentukan pilihan,” kata Deni dalam keterangan tertulis bertajuk Elektabilitas Partai pasca Deklarasi Capres PDIP”, kemarin.
Deni menjelaskan dukungan kepada PDIP di kalangan pemilih kritis pasca keputusan calon presiden cenderung naik, dari 16,1 persen dalam survei 18-19 April 2023 menjadi 19,9 persen dalam survei 25-28 April 2023. Kenaikannya sekitar 3,8 persen.
Keputusan PDIP mencalonkan Ganjar sebagai capres tampaknya berdampak positif terhadap PDIP. Setelah mengalami tren yang menurun, elektabilitas PDIP di kelompok pemilih kritis menguat usai pencalonan Ganjar,” ujar Deni.
Sementara dalam kurun waktu yang sama, dukungan kepada partai-partai lain tidak mengalami perubahan berarti (perubahan di bawah 2 persen). Ini, menurut Deni, menunjukkan pencalonan Ganjar sebagai presiden oleh PDIP memiliki dampak elektoral yang positif pada partai tersebut.
Deni melanjutkan, secara umum peta dukungan pada partai dibanding hasil Pemilu 2019 terlihat tidak banyak berubah. PDIP masih berada di posisi teratas, disusul Gerindra dan Golkar.
Deni menjelaskan, pemilih kritis adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon atau cellphone sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik. Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan. Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen.
Bagaimana PDIP menanggapi hasil survei ini? Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno mengapresiasi hasil survei tersebut. Kata dia, hasil survei tersebut tentunya menambah semangat dan optimis kader untuk bisa mencapai target yaitu mencetak kemenangan hattrick di Pemilu 2024.
“Tentu kami terus mengikuti hasil-hasil survei lembaga lain. Yang penting kami tidak boleh lengah atau terlena,” kata Hendrawan, tadi malam.
Dengan hasil survei tersebut, Hendrawan optimis partainya akan menjadi magnet dalam Pilpres. “Kami percaya banyak yang akan berminat. Ibarat kereta api, lokomotifnya dengan enerji besar, sudah siap berangkat,” ujarnya
Peneliti Pusat Kajian Politik Aisah Putri Budiatri tak heran dengan hasil survei tersebut. Kata dia, setelah menetapkan Ganjar secara resmi peta politik pilpres langsung berubah. PDIP kebagian efek ekor jas dari penetapan Ganjar sebagai capres.
“Akan ada parpol lain yang merapat untuk mendapatkan efek ekor jas ini. Dan PDIP akan menjadi game changer dalam proses lobi-lobi politik antar partai,” kata Aisah, kemarin.
Menurutnya, setelah PDIP mengumumkan capres, hal ini membuat parpol lain memikirkan ulang strategi menjelang pilpres. PDIP pun akan menjadi arus perubahan peta politik yang membuat parpol lain merapat, khususnya mereka yang belum tergabung dalam koalisi.
Mereka (parpol) akan melihat potensi menang, potensi mencalonkan wapres dan lainnya,” sebut Aisah.
Aisah mengungkapkan salah satu alasan PDIP dan Ganjar menjadi ‘game changer’ politik adalah karena elektabilitas keduanya termasuk yang tertinggi.
“Hal ini dipengaruhi juga oleh konsistensi popularitas dan sentimen positif publik pada PDIP termasuk Ganjar sebagai capres partai ini paling populer,” imbuhnya.
Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis Fadhli Harahap menyampaikan PDIP patut bersenang hati melihat hasil riset sejumlah lembaga survei, elektabilitas PDIP masih pada posisi teratas.
“Modal besar ini menjadikan PDIP berada pada posisi strategis dan mampu menarik kelompok mana pun untuk ikut dalam gerbong koalisi,” ujarnya.
Dia yakin PDIP tentu tak mau kehilangan momentum hattrick di pemilu mendatang, serta memenangkan kader sendiri di pilpres. “Syaratnya, PDIP mesti mampu mengonsolidasi kekuatan besar pula. Caranya, bisa mengakomodir berbagai kepentingan kelompok,” pungkasnya.
Ganjar Sowan ke Gus Mus dan Gus Baha
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sowan ke kiai kharismatik Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus. Pertemuan digelar di kediaman Gus Mus di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, kemarin.
Ganjar yang tiba sekitar pukul 10.30 WIB itu, disambut langsung oleh Gus Mus di ruang tamu dan berbincang selama kurang lebih dua jam.
Ganjar menyebutkan, dalam kunjungan ini hanya membahas hal-hal ringan, sekaligus dalam rangka syawalan setelah Idul Fitri. “Saya kalau ke tempat Mbah Mus itu obrolannya yang lucu-lucu, yang menarik gitu ya, bukan yang berat-berat, yang enteng-enteng,” ujar Ganjar, usai sowan.
tengah lingkungan pondok pesantren yang sejuk dan asri, Ganjar terlihat cukup lama sowan dengan Gus Mus.
Di sela sowannya, Ganjar juga sempat menyicipi sambal terong yang disajikan.
“Tadi didawuhi (disajikan) nyicipi sambal terong,” ucap Ganjar.
Usai sowan ke Gus Mus, Ganjar lanjut sowan ke kediaman Kiai Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha di Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Al Quran (LP3IA) Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang. Ganjar membagikan kunjungan itu di akun Twitter miliknya, kemarin.
Ganjar menceritakan isi obrolannya dengan Gus Baha. Kata dia, mengobrol dengan Gus Baha serasa mengaji. Ganjar mengucapkan terima kasih kepada Gus Baha. “Jadi ikut nyantri sebentar tadi sama Gus Baha diceritakan cara-cara yang selalu menyejukkan, selalu enak, ketawa, itu menunjukkan sama sebenarnya beberapa persoalan bisa diselesaikan,” ujar Ganjar.
Ganjar menambahkan, nyantri dengan Gus Baha selalu mendapat ilmu baru tentang banyak hal. Seperti bagaimana menjadi manusia yang dapat menyelesaikan segala persoalan dengan cara mudah tanpa harus membuat masalah baru.
Dalam menghadapi suatu permasalahan, Gus Baha juga memberi wejangan kepada Ganjar untuk selalu membalik cara berpikir saat menghadapi masalah.
Gus Baha, lanjut Ganjar, juga selalu memberikan contoh-contohnya dengan tepat sehingga nasihat-nasihat yang dianjurkan Gus Baha disukai banyak orang.
“Intinya satu, semua itu bisa mudah kenapa harus dipersulit. Maka kalau beliau ngaji dan sebagainya selalu solutif. Iso ngene kenopo ngono (bisa seperti ini, kenapa harus seperti itu), lalu coba dibalik cara berpikirmu, satu per satu contoh itu diberikan sangat inspiratif,” kata Ganjar.
Tokoh-tokoh seperti Gus Baha, kata Ganjar, yang dewasa ini harus hadir di tengah masyarakat yang majemuk untuk mampu menyatukan perbedaan dan perdebatan yang kerap timbul.
Solusi atau jalan keluar dari suatu permasalahan dan perdebatan itu yang diharapkan Ganjar dari tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh informal lainnya saat pemerintah tidak dapat menjangkau masyarakat. (RM.id)
TangselCity | 16 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu