Harga Barang Naik, Jumlah Orang Miskin Nambah
Ayo, Mitigasi Krisis Pangan

JAKARTA - Pemerintah harus segera melakukan mitigasi dampak krisis pangan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tak terganggu. Jangan sampai, harga pangan melonjak, jumlah orang miskin di Indonesia bertambah karena lambannya melakukan antisipasi.
Hal ini disampaikan Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet. Menurut dia, salah satu dampak yang ditimbulkan dari krisis pangan, yakni kenaikan harga pangan yang bisa berdampak besar bagi perekonomian Indonesia.
Dengan naiknya harga pangan, kata dia, ikut mempengaruhi kenaikan inflasi secara umum.
Inflasi pangan itu salah satu komponen yang menyumbang persentasi besar dalam pembentukan inflasi umum,” kata Yusuf kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup) kemarin.
Menurutnya, ketika nilai inflasi secara umum mengalami peningkatan, maka garis kemiskinan juga berpotensi mengalami peningkatan. Artinya, krisis pangan yang terjadi akan menambah jumlah orang miskin di Indonesia.
“Pemerintah harus secepatnya memitigasi dampak krisis pangan. Misalnya, memastikan ketersediaan pangan di dalam negeri mencukupi, terutama beberapa bulan ke depan, Indonesia diramal akan memasuki musim kemarau,” tegasnya.
Menurut Yusuf, untuk jangka panjang, Pemerintah juga harus mendorong produksi pangan strategis secara merata di berbagai daerah di Indonesia.
“Kebijakan yang sudah dijalankan Pemerintah untuk antisipasi krisis pangan dan krisis ekonomi juga perlu dievaluasi kembali. Kalau kebijakan tersebut kurang tepat, bisa diganti atau diperbarui,” ujar Yusuf.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Mukhammad Faisol Amir mengatakan, untuk mengatasi krisis pangan dalam jangka panjang, Pemerintah harus melakukan pembangunan infrastruktur yang lebih diarahkan untuk mencapai ketahanan pangan atau food security.
Pembangunan infrastruktur harus mendukung tercapainya ketahanan pangan, sekaligus menjaga stabilitas harga dan ketersediaan komoditas pangan di seluruh wilayah Indonesia,” kata Faisol dalam keterangan resmi CIPS yang diterima Rakyat Merdeka ( Tangsel Pos Grup), kemarin.
Faisol mengatakan, pembangunan infrastruktur juga harus diarahkan untuk mendukung terciptanya jalur distribusi bahan pangan yang lebih efisien. Termasuk bahan pangan yang diimpor dari luar negeri.
Menurutnya, penyediaan jenis infrastruktur yang tepat juga akan menciptakan jalur distribusi pangan yang efisien antardaerah. Komoditas lokal maupun impor akan dapat didistribusikan merata ke berbagai daerah di Indonesia.
“Hal inilah yang akan berdampak pada kestabilan harga komoditas pangan dan juga ketersediaannya,” ujar Faisol.
Selain itu, lanjut dia, pembangunan infrastruktur juga harus diarahkan untuk mendukung terintegrasinya Indonesia dengan perdagangan internasional.
“Dengan mengikuti mekanisme tersebut, selain ketersediaan dan stabilitas pangan tetap terjaga baik, Indonesia juga semakin kompetitif dalam bidang ekspor impor komoditas pangan dengan harga terjangkau,” jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyebutkan, 345 juta orang di dunia terancam kelaparan akibat kekurangan pangan.
Karena itu, Jokowi meminta seluruh jajarannya melakukan antisipasi krisis pangan melalui kebijakan yang tepat dan berpatokan pada data akurat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, Pemerintah terus menguatkan sektor pertanian dan cadangan pangan di tengah kondisi global yang tidak pasti dan ancaman krisis pangan.
“Pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran ketahanan pangan sebesar Rp 104,2 triliun di 2023,” kata Airlangga dalam keterangan resmi Kemenko Perekonomian.
Menurut Ketua Umum Partai Golkar itu, program penguatan sektor pertanian, antara lain untuk pengembangan budidaya pertanian, infrastruktur termasuk juga penyimpanan.
Selain itu, juga ditingkatkan anggaran untuk subsidi pupuk, pemberian bunga kredit yang rendah, Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dan nonfisik, serta dana desa terkait ketahanan pangan.
Penguatan sektor pertanian juga dilakukan dengan kemudahan akses pembiayaan untuk peningkatan produksi pertanian. Seperti melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) dan KUR Super Mikro.
Pemerintah akan terus melakukan langkah antisipatif untuk mengendalikan inflasi pangan. Misalnya, pemantauan harga kebutuhan pokok dan memberikan bansos pangan berupa beras, telur dan daging ayam. (RM.id)
Pos Tangerang | 11 jam yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 20 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 17 jam yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 15 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu