TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers
Shinzo Abe Meninggal

Jepang Menangis, Dunia Ikut Berduka

Oleh: BCG/AY
Editor: admin
Sabtu, 09 Juli 2022 | 10:32 WIB
Shinzo Abe Meninggal, dunia berduka. (Ist)
Shinzo Abe Meninggal, dunia berduka. (Ist)

JEPANG - Suara letusan senjata api terdengar tiga kali saat Shinzo Abe berkampanye di per­simpangan jalan di pusat Kota Nara, Jepang, kemarin. Seketika, mantan Perdana Menteri Jepang berusia 67 tahun itu, ambruk tak sadarkan diri karena ternyata tembakan timah panas itu, mengenai leher dan jantungnya. Lima jam kemudian, Abe dilaporkan meng­hembuskan napas terakhirnya di rumah sakit. Tragedi di Kota Nara ini membuat Jepang menangis, dunia pun ikut berduka.

Tak ada yang aneh dengan suasana di salah satu sudut Kota Nara, saat Abe akan berkampanye, kemarin. Warga menanggapi kehadiran Perdana Menteri Jepang dua periode (2012-2020) itu, dengan biasa saja. Beberapa orang mendekat dan mendengarkan pidato Abe. Namun, lebih banyak yang cuek. Mereka lalu lalang seperti biasa. Seperti tidak ada apa-apa.

Berbeda dengan kampanye di In­donesia yang digelar di lapangan atau GOR dan selalu dipadati para pendukung, acara kampanye di Jepang tak terlalu menarik bagi warga yang dikenal sibuk bekerja ini. Karena ala­san itu, kampanye biasanya dilakukan di tempat-tempat ramai, tempat orang hilir mudik, seperti pertigaan jalan, atau di stasiun. Karena terbilang aman, pengamanan pun seadanya. Persis sep­erti itu yang dilakukan Abe saat kampanye, kemarin.

Kehadiran Abe di Kota Nara itu, ternyata sudah ditunggu-tunggu Tet­suya Yamagami. Pelaku penembakan berusia 41 tahun ini, sudah tiba di lokasi sebelum Abe berbicara. Tak ada yang mencurigainya, termasuk petu­gas keamanan yang mengawal Abe.

Dari video yang dimiliki India Today, Yamagami yang merupakan warga setempat, tampil dengan setelan santai. Mengenakan kaos polo warna abu-abu, masker, dan menyoren tas hitam berukuran cukup besar. Ia berdiri san­tai sambil menyedekapkan tangannya di dada, membelakangi tempat kampanye.

Sekilas, penampakkannya seperti orang yang sedang menunggu bus atau kendaraan. Namun, dari video terlihat setiap beberapa detik Yamagami menengok ke belakang. Memperhatikan gerak Abe.

Tak lama setelah Abe memegang mik, Yamagami berbalik dan mendekati kerumunan. Sesaat kemudian, pelaku yang belakangan diketahui lulusan militer ini, mengeluarkan sen­jata rakitan dari tasnya, lalu menem­bakkannya ke arah Abe. Tiga letusan keras terdengar menggelegar disertai kepulan asap membumbung ke udara.

Tembakan pertama meleset. Sayangnya para pengawal tidak bergerak cepat. Pelaku keburu melesatkan dua tem­bakan beruntun yang kemudian menge­nai leher, dan mengenai punggung yang tembus sampai dada. Dua tembakan di bagian vital itu membuat Abe ambruk seketika. Noda darah merembes di ke­meja putih yang dikenakannya. Darah juga menetes ke aspal.

Pelaku yang mencoba melarikan diri, langsung dibekuk petugas. Sen­jata rakitan yang dipegangnya terlem­par beberapa meter. Dari foto yang menyebar di media, senjata rakitan itu jenis double-barreled shotgun. Yama­gami menggunakan dua pipa ledeng sebagai laras, direkatkan dengan menggunakan lakban hitam, dialasi dengan menggunakan semacam papan kayu. Sederhana, tapi mematikan.

Saat itu pula, Abe dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan helikopter. Di rumah sakit, Abe menjalani operasi selama hampir 4,5 jam.

Pejabat medis mengatakan, seperti dikutip The Straits Times, Abe masih sadar saat tiba di rumah sakit Nara Medical University. Namun, kehilan­gan kesadaran tak lama kemudian, lalu henti jantung, dan dinyatakan mening­gal dunia pada pukul 5.03 sore.

Dokter mengatakan, lebih dari 100 unit kantong darah digunakan untuk menyadarkan Abe. Tidak ada peluru yang ditemukan di tubuh Abe selama operasi. Namun, lukanya cukup dalam untuk menembus jantung, yang menye­babkan pendarahan hebat. Abe menderita dua luka sekitar 5 cm di lehernya. Operasi jantung terbuka dilakukan untuk menentukan titik pendarahan dan menghentikan pendarahan.

Di tempat terpisah, polisi langsung menginterogasi Yamagami. Dari lapo­ran NHK, pelaku tidak puas dengan kebijakan Abe dan ingin membunuh­nya. Fuji TV melaporkan, tersangka adalah mantan anggota pasukan pertahanan diri maritim. Pelaku telah bertugas di kepolisian selama sekitar tiga tahun hingga 2005.

Insiden penembakan Abe ini menge­jutkan dunia. Ucapan bela sungkawa mengalir dari pemimpin dunia. Per­dana Menteri Inggris, Boris Johnson menyatakan rasa duka cita mendalam atas kematian Abe.

"Rasa duka saya untuk keluarganya, temannya, dan warga Jepang. Inggris bersama Jepang dalam waktu yang gelap dan menyedihkan ini," kata Johnson, di akun Twitternya.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, juga turut menyampaikan belasungkawa. Modi bahkan menetapkan hari berkabung nasional pada 9 Juli besok tanda duka cita dari India.

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese mengaku, kaget dan sedih atas kematian Abe. "Ia adalah teman yang baik dan sekutu Australia. Simpati yang paling dalam untuk keluarganya dan masyarakat Jepang. Kami berduka bersama Anda," kata Albanese.

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol mengungkapkan rasa duka un­tuk keluarga yang ditinggalkan dan warga Jepang yang telah kehilangan perdana menteri terlamanya, pun politikus yang terhormat dalam sejarah konstitusi Jepang. "Penembakan yang membunuh Perdana Menteri Abe merupakan tindak kriminal yang tak bisa diterima," ucapnya.

Presiden Rusia, Vladimir Putin melayangkan pesan duka cita kepada istri Abe, Akie Abe, melalui telegram. "Tangan seorang penjahat mengakhiri kehidupan seorang negarawan terke­muka yang memimpin pemerintah Jepang untuk waktu yang lama dan melakukan banyak hal untuk mengem­bangkan hubungan bertetangga yang baik antara negara kita," tulis Putin.

Dari dalam negeri, Presiden Jokowi juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Abe. Menurut dia, pemerintah Indonesia akan selalu mengingat kontribusi Abe untuk Indone­sia. Kata Jokowi, Abe berjasa dalam memperkuat kerja sama RI-Jepang. "Semoga keluarga PM Abe dan masyarakat Jepang diberi kekuatan dalam masa sulit ini," ujarnya.

Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono sangat sedih mengetahui Abe meninggal. “Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya dan tulus mendoakan Akie Abe dan keluarga di masa berduka ini. Semoga Tuhan memberikan kekuatan kepadanya dan keluarga," kata SBY melalui akun Twitter-nya, kemarin. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit