Kualitas Udara di Tangsel Jadi Sorotan, DLH Sebut Gas Kendaraan Jadi Faktor Utama Pencemaran
SETU - Belakangan ini, kualitas udara di Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi sorotan publik. Bahkan disebut sebagai kota dengan tingkat polusi tertinggi.
Data tersebut, ramai diperbincangkan usai adanya data yang dirilis berdasarkan pengujian aplikasi nafas. Berdasarkan hasil tersebut, Tangsel memiliki tingkat kualitas udara dengan indikator tidak sehat.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Carsono menerangkan, polusi udara diakibatkan oleh sederet faktor. Namun yang utama di Tangsel ini, akibat gas buang kendaraan.
"Sepertinya dari gas buang kendaraan. Solusinya harus dilakukan uji emisi bagi kendaraan-kendaraan yang tidak memenuhi syarat harus melakukan uji emisi, kurang service, atau yang menggunakan bahan bakar yang murah seperti pertalite, otomatis gas buangnya juga, apalagi solar," kata Carsono, Selasa (15/8/2023).
Hal tersebut sejalan dengan banyak jumlah kendaraan yang digunakan sehari-hari.
"Jumlah kendaraan, salah satu faktornya itu. Tapi kalau memenuhi persyaratan uji emisi gak masalah. Tapi yang jadi masalah itu kan umur kendaraan yang sudah lebih dari 10 tahun, apalagi tidak rajin ke bengkel, jadi gas buangnya tinggi. Apalagi namanya kendaraan kan itu berlalu-lalang hampir setiap detik di Tangsel ini," imbuhnya.
Tak sebatas itu saja, Carsono mengatakan, faktor pembakaran juga turut berpengaruh terhadap dampak polusi udara.
"Selain itu, cerobong dari pembakaran seperti pabrik gitu. Tapi itu kan sangat kecil kalau di Tangsel. Cuman juga ada faktor dari luar, akibat dari tiupan angin. Itu juga mempengaruhi. Pembakaran sampah itu salah satunya juga. Tapi itu sih gak signifikan dampaknya, karena itu hanya spot tertentu saja," tuturnya.
Berdasarkan hal tersebut, Carsono menyebut, kini DLH tengah bekerjasama dengan beberapa pihak untuk melakukan uji emisi.
"Beberapa waktu lalu kiya lakukan uji emisi bersama, di situ ada dari Kementerian, termasuk Dishub. Kita lakukan uji emisi bersama. Mensosialisasikan kepada masyarakat untuk servis kendaraannya. Kita akan melakukan pembinaan terhadap pengelolaan bengkel. Yang pada akhirnya nanti si bengkel itu bisa lakukan uji emisi sendiri jadi saat mobil service itu sekalian menguji gas buangnya. Jadi diharapkan bengkel itu nanti mereka diharapkan bisa lakukan uji emisi dan mengeluarkan sertifikat uji emisi," paparnya.
Tak sampai di situ, Ia menyebut, pihaknya juga akan menambah penghijauan dengan melakukan penanaman pohon di sejumlah wilayah. Mengingat, jumlah ruang terbuka hijau di Tangsel masih terbilang sangat sedikit.
"Ruang terbuka hijau, itu memang sifatnya mereduksi. Tanamannya itu bisa meng-absorb menjadi udara yang baik. Itu salah satu gerakan yang diminta Pak Wali Kota, itu bidang konservasi untuk inventarisasi baik yang sudah jadi aset maupun yang ada di perumahan. Untuk gerakan penghijauan. Karena memang kalau di Tangsel masih kurang 30 persen," jelas Carsono.
Sebelumnya, Pemkot Tangsel juga telah melakukan pengujian kualitas udara di wilayahnya. Pemantauan dilakukan dengan alat terakreditasi yakni HVAS (High Volume Air Sampler) dan dilakukan oleh laboratorium yang terakreditasi KAN (Komite Akreditasi Nasional).
Hasilnya pun berbeda. Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di tanggal 10 Agustus 2023 berada di angka 94 dengan baku mutu PM 2,5, yang artinya masih dapat diterima pada kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 18 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 18 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu