TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Soal PBNU Netral Di Pilpres, Gus Yahya Dinilai Melunak Ke Yenny

Laporan: AY
Sabtu, 09 September 2023 | 08:55 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Sikap Ketum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya terkait organisasinya netral di Pilpres dapat tantangan. Pasalnya, putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid yang bertemu Prabowo Subianto terang-terangan bawa nama-nama NU. Namun, sampai sekarang, belum ada teguran dari Gus Yahya ke Yenny. Apakah Gus Yahya melunak ke Yenny?

Seperti diketahui, Rabu (6/9) malam, Yenny Wahid bertandang ke rumah Prabowo, di Kertanegara, Jakarta. Usai pertemuan itu, Yenny terang-terangan memuji sosok Menteri Pertahanan yang dianggapnya cocok untuk memimpin Indonesia. Bahkan, Yenny mengungkapkan, banyak kiai NU yang bersimpati ke Prabowo.

"Saya komentar ya, bahwa banyak sekali kiai-kiai NU yang punya simpati besar terhadap Pak Prabowo," kata Yenny.

Yenny juga menyatakan, kalau eks Danjen Kopassus itu menjadi Capres prioritas untuk mendapat dukungan dari Gusdurian. Hal itu menurut Yenny karena sudah ada kesamaan visi dengan Prabowo setelah mereka melakukan komunikasi.

"Pak Prabowo ini punya visi yang sangat luar biasa, bagi kami Pak Prabowo ini top list," imbuh dia.

Namun, pujian Yenny ke Prabowo berbanding terbalik saat dirinya majunya Ketum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai Cawapres dari Anies Baswedan. Yenny menyebut Cak Imin bukan merupakan sosok yang didukung sepenuhnya oleh para kiai ataupun warga NU. Para kiai NU dan nahdliyyin tidak akan bingung dalam menentukan suara di Pilpres 2024.

"Hati nurani masyarakat NU juga sudah jelas. Mereka sudah menentukan pemimpin seperti apa yang mereka ingin,” kata Yenny, saat menghadiri Apel Siaga Kebangsaan yang digelar Barisan Kader Gus Dur (Barikade Gus Dur), di Kampus Unhasy Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Kamis (7/9).

Terkait dengan pilihan dan sikap dari para kiai serta warga NU itu sendiri, menurutnya sudah terlihat dari hasil survei yang ada. Yang mana dalam hasil survei memperlihatkan bahwa dukungan kepada Cak Imin relatif minim, dibanding sosok nama-nama yang masuk dalam radar bakal Cawapres.

"Saya nggak usah mengulangi lagi. Sudah terlihat dari hasil survei, masyarakat NU menginginkan pemimpin-pemimpinnya seperti apa,” tegas Direktur Wahid Foundation itu.

Pernyataan Yenny yang bawa-bawa NU untuk urusan Pilpres ini, tentunya berbeda dengan apa yang disampaikan Gus Yahya. Sejak menjabat sebagai Ketum PBNU, Gus Yahya berulang kali menegaskan bila oganisasi Islam terbesar di Indonesia tidak terasiliasi dengan parpol manapun. Tak hanya ke parpol, Gus Yahya juga menyatakan PBNU netral dalam Pilpres. Tidak boleh NU diperalat untuk kepentingan politik praktis.

Kalau ada pengurus NU kemudian menggunakan lembaga NU untuk kegiatan politik, politik praktis, langsung kita tegur," kata Yahya, di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/9).

Eks Juru Bicara Presiden Gus Dur ini menegaskan, aturan ini bukan sekedar imbauan. Sebab, lanjut dia, sudah ada pengurus PBNU di tingkat kabupaten yang ditegur karena memakai kantor untuk deklarasi capres.

"Kalau ada capres mengatasnamakan NU, tetapi bukan pengurus NU, ya kami juga bisa mengatakan itu tidak benar. Tapi kan kami tak bisa memberi sanksi apa-apa kalau bukan pengurus," ujarnya.

Benarkah PBNU melunak ke Yenny? Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi membantah penilaian tersebut. Kata ulama yang akrab disapa Gus Fahrur itu, pihaknya tidak membedakan siapapun. "(Mau Yenny ataupun Cak Imin) Ya sama saja. Kalau simpati secara pribadi semuanya boleh saja. Yang dilarang itu kalau mengklaim suara lembaga PBNU," ucap Gus Fahrur kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup), kemarin.

Sebagai hak warga negara Indonesia, jelasnya, semua bebas memilih dan dipilih. Namun, tidak boleh membawa organisasi NU ke ranah kontestasi politik. NU akan berfokus kepada tugasnya sebagai ormas keagamaan yang mengayomi semua pengikutnya.

"Pengurus NU juga dilarang berkampanye untuk calon tertentu dengan membawa atribut NU-nya. Semua lembaga dan badan otonomi (banom) juga dilarang memberikan panggung untuk Capres tertentu, agar tidak menyeret NU ke pusaran konflik kepentingan kontestasi politik," tegas ulama asal Jawa Timur itu.

Sementara itu, Cak Imin yang merasa namanya jadi sasaran tembak dari aturan yang dikeluarkan Gus Yahya angkat suara. Wakil Ketua DPR itu tak menampik, PBNU memang tak ikut politik praktis.

"Saya setuju sikap itu harus dilakukan oleh PBNU untuk menjaga PBNU sebagai organisasi tidak ketarik-tarik di politik praktis," kata Cak Imin, di Cirebon, Jawa Barat, kemarin.

Dia meminta PBNU anteng-anteng saja. Urusan politik, diungkapkan Wakil Ketua DPR itu, biar PKB yang bergerak. "PBNU tidak boleh ikut politik praktis, politik itu berat biar PKB saja. Biar PKB aja yang nanggung," sambungnya.

Mantan Menteri Ketenagakerjaan itu menegaskan, PKB lahir dari NU. Basis utama PKB juga warga NU yang menurutnya sudah terbukti loyal. "PKB lahir dari PBNU, pengurus NU semua bergerak, basis utamanya teruji dalam lima kali Pemilu dan alhamdulillah terima kasih atas loyalitas seluruh masyarakat kepercayaannya kepada PKB," jelas dia.

Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting (PRC) Rio Prayogo menyoroti sikap NU yang cenderung memperlakukan Cak Imin seperti anak tiri. Kata dia, perlakuan itu membuktikan Cak Imin tidak spesial di hadapan PBNU.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo