TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Mahfud Dan Moeldoko Bicara Kekejaman KKB

Musuh Kita Bukan Papua

Oleh: UMM/AY
Jumat, 22 Juli 2022 | 08:21 WIB
Rapat terkait KKB dengan Menko Polhukam dan Kepala Kepresidenan Moeldoko secara virtual. (Ist)
Rapat terkait KKB dengan Menko Polhukam dan Kepala Kepresidenan Moeldoko secara virtual. (Ist)

JAKARTA - Menko Polhukam Mahfud MD dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko kompak menegaskan, Papua dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) berbeda. Papua adalah bagian NKRI, bukan musuh kita. Yang menjadi musuh hanyalah KKB.

Pernyataan Mahfud dan Moeldoko ini disampaikan secara resmi, di tempat berbeda, di Jakarta, kemarin. Moeldoko di Hotel Westin, Mahfud lewat daring dari rumah dinas karena sedang isoman.

Mahfud dan Moeldoko menggelar konferensi pers ini, menyusul ulah KKB yang membantai 11 warga sipil Papua hingga tewas. Peristiwa terjadi Sabtu (16/7), di Kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga, Papua. Para teroris itu, secara brutal menembaki perkampungan yang terletak di perbukitan. Sehingga 11 orang tewas dan dua orang luka dalam kejadian mengenaskan tersebut.

Mahfud memastikan, Pemerintah tidak akan membabi buta membalas kekejian mereka. Tidak ada operasi militer menggunakan senjata, kecuali dalam keadaan untuk menjamin keamanan masyarakat Papua.

“Pemerintah akan tegas memburu mereka yang menamakan diri KKB. Musuh rakyat bukan Papua, tapi KKB yang ada di Papua dan identitasnya kita sudah ketahui,” tegas Mahfud.

Mahfud bilang, identitas para teroris yang beraksi di Nduga, sudah dikantongi aparat penegak hukum. Pemerintah akan memburu dan menindak mereka.

Yang akan diperangi, tambah Mahfud, bukan warga sipil Papua. Karena masyarakat Papua merupakan kelompok yang beradab. Masyarakat Papua tak terkait KKB.

Untuk masyarakat Papua, lanjut Mahfud, Pemerintah justru memberikan keistimewaan.

"Kebijakan afirmasi seperti mereka yang boleh menjadi kepala daerah harus orang asli Papua (OAP), juga birokrasi nasional untuk memberi tempat terhadap OAP,” ungkapnya.

Pemerintah juga telah melakukan pendekatan dengan masyarakat Papua melalui jalan kesejahteraan dan operasi teritorial. Caranya, dengan mengoptimalkan peran Polri-TNI dalam batas yang sudah diatur UUD 1945.

“Lalu, langkah-langkah lain juga menggunakan dialog. Pemerintah berdasarkan hasil dialog sudah mendapatkan kebijakan yang sifatnya afirmasi, misal Dana Otsus," ujar dia.

Saat ini, klaim Mahfud, situasi Papua secara umum dalam perspektif keamanan nasional yang kondusif. Tindakan kriminal yang terjadi hanya di wilayah pegunungan tengah seperti di Nduga dan Jaya Wijaya.

"KKB ini menjadi isu karena motifnya politik dan keamanan, karena bertujuan disintegrasi. Tapi kalau dilihat dari skala kejahatan, Papua is okay saja,” tandas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Pernyataan lebih kencang disampaikan Moeldoko. Mantan Panglima TNI itu mengecam tindakan keji serta membabi buta yang dilakukan teroris di Papua. Menurutnya, aksi yang dilakukan KKB pimpinan Egianus Kogoya itu merupakan perbuatan teroris dan bandit keji.

"Mereka bunuh berbagai etnis termasuk di etnis Papua dan tokoh agama yang di wilayah Kabupaten Nduga," jelas Moeldoko.

Tujuan mereka, lanjut Moeldoko, tidak kalah kejinya. Memprovokasi warga, padahal semua itu demi tercapainya tujuan mereka semata.

"Ini merupakan pembantaian keji, kejam, dan biadab. Merupakan kejahatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan," tegasnya.

Moeldoko menilai, teroris di Papua menggunakan kedok perjuangan masyarakat Papua dengan tujuan mendapatkan keuntungan material kelompoknya.

"KKB takut dengan capaian pembangunan Papua dan akan menghilangkan pengaruhnya kepada mereka. Sungguh ironis, bahwa di saat Pemerintah sedang bekerja keras mempercepat kesejahteraan di Papua, KKB justru melakukan tindakan perilaku kejam terhadap warga yang tidak berdosa dan bahkan tindakan destruktif," tutur dia.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Musthofa Kamal menerangkan, korban tewas dalam kejadian Sabtu lalu bertambah satu orang. Korban bernama Roy Manampiring, 42 tahun, merupakan seorang pekerja. Dengan adanya penambahan ini, total ada 11 orang yang meninggal dunia.

"Korban keseluruhan 13 orang dengan rincian 11 meninggal dunia dan 2 luka berat," terang Kamal, kemarin.

Kamal mengungkapkan, jenazah Roy baru ditemukan Selasa (19/7), setelah seorang warga menjelaskan lokasi detail penembakan. Polisi kemudian mengevakuasi korban. Dia memastikan, Polisi bersama Satgas Damai Cartenz dan TNI masih melakukan penyidikan terhadap kasus.

Peneliti Kajian Papua dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Adriana Elisabeth mengapresiasi ketegasan Mahfud membedakan Papua dengan KKB. Kata dia, ketegasan ini ketika KKB ditetapkan sebagai teroris.

“Bahwa, yang dimaksud teroris bukan orang Papua, tapi KKB. Memang yang harus dilawan adalah aksi kekerasan, apalagi bila dilakukan tanpa alasan," ucap Adriana kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), kemarin. (rm id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo